Konten Media Partner

Ketua Paguyuban Pasundan Kuningan Sebut Pentingnya Pendidikan Berbasis Budaya

25 Agustus 2020 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Andri Yanto)
zoom-in-whitePerbesar
(Andri Yanto)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan - Ketua Paguyuban Pasundan Cabang Kuningan, Rana Suparman menyatakan, perlunya penguatan di bidang pendidikan berbasis karakter budaya dan ekonomi kerakyatan. Hal itu disampaikan, usai mengikuti sawala budaya secara virtual di Sekretariat Cabang Paguyuban Pasundan Desa Bayuning, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan.
ADVERTISEMENT
Acara sawala budaya secara virtual itu, sekaligus mengukuhkan kembali Prof HM Didi Turmudzi sebagai ketua umum Paguyuban Pasundan untuk periode 2020–2025 melalui proses aklamasi. Adapun visi yang disampaikan ketum terpilih yakni Paguyuban Pasundan kedepan akan terus berupaya untuk mengangkat harkat dan martabat, memerangi kebodohan dan kemiskinan serta menyebarkan syiar Islam.
“Pendidikan berbasis karakter budaya dapat dipadukan dengan penguatan IQ, SQ dan EQ, ahlak, moral dan budaya sekaligus. Sementara, ekonomi kerakyatan harus dibangun melalui peran serta masyarakat yang didukung oleh kebijakan pemerintah dengan basis data yang jelas, sehingga capaiannya pun terukur,” kata Rana dalam keterangan persnya, Senin (24/8/2020) kemarin.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dibutuhkan pemimpin yang dapat membuat kebijakan dengan basis data yang jelas, agar kebijakan tersebut tepat sasaran. Untuk itu, pengurus Paguyuban Pasundan Cabang Kuningan siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
Acara ini diikuti 30 orang terdiri dari Pengurus Cabang dan anak Cabang Paguyuban Pasundan Kabupaten Kuningan, beberapa pengurus cabang GMNI, Presma STIKKu dan Presma Unisa. Hadir pula Bupati H Acep Purnama didampingi Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi dan Sekretaris DPRD H Ade Nurdjianto.
Dalam kesempan itu, Bupati Acep mengucapkan selamat kepada Ketua Umum Paguyuban Pasundan terpilih, Prof Dr H M Didi Turmudzi MSi. Acep juga siap berkolaborasi untuk sama-sama memajukan Kabupaten Kuningan.
“Saya tahu, Paguyuban Pasundan konsen terhadap bidang pendidikan, ekonomi, budaya dan kesehatan. Untuk itu, saya senang kalau Paguyuban Pasundan bisa memberikan pandangan-pandangan kritisnya terhadap kebijakan dalam bidang-bidang tersebut di Kabupaten Kuningan,” ungkap Acep.
Kehadiran Bupati, Sekda dan Sekwan rupanya dijadikan pula sebagai ruang diskusi dan audiensi mengenai kebijakan eksploitasi alam, pengelolaan lingkungan hidup dan new normal. Kehangatan dalam diskusi tersebut sangat terasa setelah Presma STIKKU dan Unisa memberikan poin-poin pertanyaan menyangkut kebijakan.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi itu, Rana yang didampingi Sekretasis Engkos Kosim Abdullah MPd dan Bendahara Uba Umbara meyampaikan beberapa pandangan, terkait tantangan kedepan yang akan dihadapi oleh Indonesia, termasuk Kuningan dalam skala mikro.
“Seperti kita tahu, dunia akan menghadapi resesi ekonomi global dan Indonesia sebagai Green Country akan dipandang sebagai perempuan cantik yang akan di eksploitasi oleh bangsa-bangsa Adi Kuasa. Ini tantangan yang harus dihadapi, untuk itu pembangunan bidang pertanian, penataan lingkungan, pertahanan wilayah, dan swasembada pangan harus menjadi perhatian serius bagi Pemda,” timpal Rana.
Menurutnya, hal itu menjadi poin-poin dari rekomendasi yang diberikan Paguyuban Pasundan Cabang Kuningan.
“Kita tidak ingin terjadi Mandalayuda (penjajahan negara adi kuasa) kepada kita. Swasembada pangan yang merupakan alutsista bagi kita harus menjadi fokus pemerintah daerah. Akan tetapi, perlu diingat bahwa cita-cita swasembada pangan harus didukung dengan memberikan perhatian kepada konsep tata ruang wilayah dan tata kelola air,” beber Rana.
ADVERTISEMENT
Atas dasar hal itu, Bupati Acep merespon, bahwa saat ini pemerintah daerah tetap akan melanjutkan program Kuningan sebagai Kabupaten konservasi. Terkait dengan swasembada, Acep juga mempersilahkan masyarakat baik pengurus Paguyuban Pasundan Cabang Kuningan atau masyarakat lain jika ingin berkolaborasi dengan Pemda untuk menggarap tanah miliki Pemda.c“Tanah Pemda bisa dikelola oleh masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu pula, Bupati Acep mengajak, agar mahasiswa untuk turut kritis dan objektif dalam memandang kebijakan-kebijakan Pemda.
“Saya itu tidak alergi terhadap kritik, asalkan kritik itu disampaikan dalam komunikasi yang elegan. Saya menghargai pandangan-pandangan dari teman-teman mahasiswa, dan saya selalu membuka ruang-ruang komunikasi dengan siapapun untuk kemajuan Kuningan, termasuk diskusi yang kita lakukan saat ini,” tutupnya.