news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Macan Tutul Betina Jadi Penghuni Baru Gunung Ciremai, Total Kini Ada Sepasang

Konten Media Partner
6 Maret 2022 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Macan tutul betina yang dilepasliarkan BTNGC Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, di Gunung Ciremai. (Foto: Humas BTNGC Kuningan)
zoom-in-whitePerbesar
Macan tutul betina yang dilepasliarkan BTNGC Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, di Gunung Ciremai. (Foto: Humas BTNGC Kuningan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, KuninganMacan Tutul betina yang diberi nama Rasi kini menjadi panghuni baru di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Jawa Barat. Secara resmi, proses pelepasliaran Rasi dilakukan pada Sabtu (5/3/2022) siang.
ADVERTISEMENT
Selama satu bulan terakhir, Rasi menjalani masa habituasi di kandang yang tak jauh dari Stasiun Riset Bitangtot Desa Seda, Kecamatan Mandirancan, Kuningan. Melalui pelepasliaran ini, macan tutul penghuni Gunung Ciremai sekarang menjadi 2 ekor dengan masing-masing betina dan jantan.
Kepala Balai TNGC Kuningan, Teguh Setiawan dalam keterangan persnya, menuturkan, apabila ada beberapa satwa kunci atau key spesies yang menjadi icon kawasan TNGC yakni Elang Jawa, Monyet Surili dan Macan Tutul. Karena itu, satwa-satwa liar tersebut memerlukan ekosistem alami sebagai habitatnya.
“Macan Tutul sebagai top predator dan satwa kunci yang ada di TNGC, masih menjaga keseimbangan ekosistem kawasan TNGC. Kita berdasarkan analisa hasil tangkapan kamera trap yang dipasang sejak tahun 2012, jumlah populasi Macan Tutul diduga berjumlah 1 ekor. Hasil dugaan sementara, Macan Tutul tersebut sudah mati karena terakhir tertangkap kamera pada tahun 2013,” bebernya.
Proses pelepasliaran yang dipantau langsung melalui kamera pengawas di sekitar lokasi Stasiun Riset Bitangtot Gunung Ciremai. (Andri)
Oleh sebab itu, lanjutnya, demi menjaga keseimbangan ekosistem hutan di Gunung Ciremai maka dilakukan pelepasliaran Macan Tutul yang diberi nama Slamet Ramadhan pada 2019. Macan tutul berjenis kelamin jantan ini dirilis BKSDA Jabar bersama Balai TNGC Kuningan dan Kementerian LHK RI.
ADVERTISEMENT
“Jadi dalam rangka meningkatkan jumlah populasi Macan Tutul, Balai TNGC bekerjasama dengan Balai BKSDA Jawa Barat dan PPS Cikananga melepasliarkan Macan Tutul betina. Selain untuk bersanding dengan Slamet Ramadhan, pelepasliaran Rasi ditujukan memancing Slamet Ramadhan untuk membuka Collar GPS yang telah dipasang pada saat dilepasliarkan,” ungkapnya.
Sebelum pelepasliaran, pihaknya telah memasang Collar GPS pada tubuh Rasi.
“Nanti Collar GPS berfungsi untuk memantau Rasi. Alat pemantau ini memancarkan sinyal dan gelombang radio yang dapat ditangkap satelit serta handy talky pada frekuensi yang telah ditentukan,” jelasnya.
Dia menyebut, selama berada di alam liar pegerakan Rasi akan bisa terpantau hingga kurun waktu enam bulan kedepan.
“Mudah-mudahan Slamet Ramadhan bisa segera bertemu Rasi, dan bisa terjadi perkawinan sehingga akan ada generasi Macan Tutul baru,” harapnya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga memastikan, keberadaan satwa Macan Tutul di hutan Gunung Ciremai tidak akan mengganggu aktivitas pendakian Gunung Ciremai.(*)