Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Menilik Tradisi Puncak Peringatan Maulid Nabi di Cirebon Jawa Barat
15 Oktober 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon – Setiap Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (muludan) di Kabupaten Cirebon Jawa Barat terdapat satu tradisi unik. Pada momen tersebut, masyarakat Desa Kertawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon atau biasa disebut Muludan Tuk, melakukan pengangkatan buyut kayu perbatang Pangeran Mancur Jaya.
ADVERTISEMENT
Situs tersebut merupakan sebuah pusaka yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Tradisi ini biasa dilakukan setiap tanggak 19 Rabiul Awal atau sepekan setelah puncak Muludan di Keraton Kanoman dan Kasepuhan Cirebon .
Menurut juru kunci situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Raden Suparja, tradisi pengangkatan buyut kayu perbatang Pangeran Mancur Jaya tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena semua keluarga Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman ikut hadir dalam tradisi tersebut.
“Tahun ini muludan di Balong Kramat Pangeran Mancur Jaya berbeda dari tahun sebelumnya, baik dari Keraton Kanoman maupun Kasepuhan turut berpartisipasi,” katanya, Sabtu (15/10/2022).
Raden Parja menjelaskan, tradisi pengangkatan kayu keramat Pangeran Mancur Jaya, diawali dengan pembacaan selawat Nabi. Pengangkatan buytu kayu batang dilakukan setelah adzan dikumandangkan oleh muazin.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 7 orang mengangkat buyut kayu batang dengan panjang sekitar 2 meter dan diserahkan peada 4 orang, lalu dimandikan dengan ari kembang dan kemenyan. Setelah dimandikan, layaknya jenazah manusia buyut kayu batang dibungkus dengan kain kafan dan disemayamkan.
“Prosesi pengangkatan buyut kayu batang layaknya memandikan jenazah manusia,” terangnya.
Tradisi ini biasa dihadiri oleh masyarakat sekitar wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) untuk nyekar atau menaburkan bunga sebagai wujud penghormatan kepada leluhur.
“Masyarakat meyakini kayu peninggalan Wali ini memiliki keistimewaan yaitu panjangnya selalu berbuah setiap tahunnya and kayu ini memiliki sifat seperti manusia,” tuturnya.
Dijelaskan Raden Suparja, Pangeran Mancur Jaya menemukan kayu perbatang pada pukul sembilan tanggal 19 Rabiul Awal. Kayu tersebut adalah bekas tempat duduk Raden Walangsungsang ketika bertapa, yang ditemukan Pangeran Mancur Jaya ketika ia di perintahkan pihak Keraton untuk mencari sumber air kala terjadi kekeringan panjang di wilayah Cirebon.(Juan)
ADVERTISEMENT