Pasar Centra Batik Trusmi Cirebon Terancam Gulung Tikar

Konten Media Partner
13 April 2019 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pasar Centra Batik Trusmi yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, kian sepi. Transaksi jual beli di kawasan centra batik ini semakin lesu. (Juan)
ciremaitoday.com, Cirebon, - Sejak empat tahun berdiri, Centra Batik Trusmi yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, kian sepi. Pedagang di sana sangat merasakan antara harapan dan kenyataan sampai sekarang tak pernah ‘berkompromi’.
ADVERTISEMENT
Dari parkiran hingga koridor pasar yang berjajar ratusan kios pedagang batik, tidak nampak kerumunan pengunjung. Pedagang batik pun terlihat hanya duduk-duduk sambil sesekali membenahi barang dagangan yang terlihat kurang rapih, yang notabene tanpa ada aktivitas jual beli.
Di sudut lain, puluhan kios tutup, pedagang yang membuka kiosnya dapat dihitung dengan jari. Entah sampai kapan, pasar batik yang digadang-gadang menjadi pusat penjualan batik di Cirebon itu bisa bertahan dengan kondisi seperti ini.
Padahal, Centra Batik Trusmi memiliki sarana dan prasarana cukup mumpuni untuk ukuran pasar modern. Di antaranya, lokasinya yang strategis karena berada tepat di jalur Pantura, parkiran luas, bahkan cukup untuk menampung beberapa bus, toilet yang bersih dan terawat.
Berbagai upaya untuk meramaikan Centra Batik Trusmi sudah dilakukan. Namun, hasilnya tetap sama, pasar centra masih sepi pembeli. (Juan)
Kemudian di sisinya terdapat kios jajanan dan kuliner, tepat di tengah pasar itu terdapat sarana ibadah, seluruh lantainya pun dari keramik dan terlihat bersih. Namun, segudang sarana yang memadai itu tidak sanggup menjadi magnet bagi pengunjung.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pedagang batik, Asalisah mengatakan, saking sepinya pembeli sebagian besar pedagang tidak membuka kiosnya setiap hari Senin. “Kalo saya buka setiap hari, yang lain Senin tutup,” katanya saat ditemui ciremaitoday.com, belum lama ini.
Dia melanjutkan, penjualan per hari tidak menentu bahkan di hari libur dan tanggal merah pun penjualan tidak menggembirakan. “Satu hari paling bisa jual tiga sampai lima potong. Hari libur dan tanggal merah penjualan sedikit naik tapi tidak seramai yang diharapkan,” imbuhnya.
Berbagai upaya untuk meramaikan Centra Batik Trusmi sudah dilakukan, dari mulai urunan inisiatif pedagang sendiri hingga melibatkan Dinas Perdagangan Kabupaten Cirebon. Namun, hasilnya tetap sama, pasar ini sepi pembeli.
Pedagang berharap, pasar ini menggeliat dan ramai pembeli hingga bisa menjadi ikon wisata belanja di Cirebon. (Juan)
“Para pedagang patungan bikin acara supaya ramai. Dari Dinas Perdagangan setiap sabtu dan minggu ada pagelaran tari dan pentas musik tradisional. Setelah itu, kembali sepi seperti biasa,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Keluhan serupa diungkapkan pedagang lainnya, Veny. Bahkan dia mengalami nasib lebih buruk, karena satu hari, penjualan batik hanya satu hingga dua potong saja. “Dalam satu hari paling yang beli cuma satu dua. Baik pakaian jadi maupun kain batik,” katanya.
Veny dan pedagang lainnya hanya berharap, pasar ini menggeliat dan ramai pembeli hingga bisa menjadi ikon wisata belanja di Cirebon. Seperti yang sudah dialami oleh kawasan Trusmi. Padahal, lokasi kedua pasar batik ini tidak jauh hanya dipisahkan oleh pasar tradisional.
“Dibandingkan dengan Trusmi, jauh sekali bagai langit dan bumi,” pungkasnya. (*)
Penulis : Juan
Editor : Tomi Indra Priyanto