Konten Media Partner

Pergerakan Tanah Ancam Permukiman Warga di Cilayung, Kabupaten Kuningan

14 Januari 2022 11:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peristiwa pergerakan tanah menimpa warga di Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (Foto: BPBD Kuningan)
zoom-in-whitePerbesar
Peristiwa pergerakan tanah menimpa warga di Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (Foto: BPBD Kuningan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Kuningan – Peristiwa pergerakan tanah menimpa warga di Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Musibah ini membuat tanah amblas sedalam hingga 105 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Tanah yang amblas titiknya berada di jalan lingkungan dan halaman SDN Cilayung. Pergerakan tanah yang menyebabkan amblasnya tanah mulai terjadi pada akhir Desember 2021, namun kembali mengalami amblas susulan pada Rabu (12/1/2022).
Semula kedalaman tanah amblas hanya sekira 20 sentimeter. Namun sekarang kian dalam akibat amblas susulan hingga sedalam 105 sentimeter.
Kepala BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana dalam keterangan persnya, Jumat (14/1/2022), mengatakan, pergerakan tanah yang berdampak pada retak dan amblasnya jalan lingkungan serta halaman SDN Cilayung. Hal ini disebabkan karena hujan yang hampir setiap hari mengguyur wilayah Kuningan.
“Awalnya itu pada 28 Desember 2021, terjadi gerakan tanah setelah hujan turun sehingga jalan lingkungan dan halaman SDN Cilayung retak dan amblas. Kemudian terjadi lagi pergerakan tanah susulan pada 12 Januari 2022, ini menyebabkan bertambah retak dan amblasnya di titik tersebut,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dia merinci, luas area retakan tanah di titik tersebut kurang lebih mencapai 0,15 hektare. Halaman SDN Cilayung mengalami retak sepanjang 50 meter dan amblas 75 sentimeter.
“Disitu ada jalan lingkungan yang retak sepanjang 50 meter dan amblas hingga 105 sentimeter. TPT Sungai Cigolo longsor sepanjang 7 meter dengan tinggi 3 meter,” imbuhnya.
Akibat peristiwa ini, lanjutnya, akses jalan masyarakat Desa Cilayung terganggu. Termasuk 16 rumah dengan 54 jiwa yang bermukim tak jauh dari titik terjadinya tanah amblas juga terancam.
“Saat ini sudah dilakukan penutupan sementara retakan tanah, memasang alat pantau manual di setiap sisi retakan. Alat ini akan memantau perkembangan apabila terjadi persegeran tanah susulan,” tutupnya.(*)