Konten Media Partner

Peuyeum Khas Kuningan Jadi Primadona yang Diburu Pemudik

7 Juni 2019 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Peuyeum atau tape ketan kerap diburu para perantau yang sedang pulang ke kampung halaman maupun wisatawan yang sedang melancong ke kota kuda. (Andry)
zoom-in-whitePerbesar
Peuyeum atau tape ketan kerap diburu para perantau yang sedang pulang ke kampung halaman maupun wisatawan yang sedang melancong ke kota kuda. (Andry)
ciremaitoday.com, Kuningan, - Makanan khas Kabupaten Kuningan yakni peuyeum atau tape ketan kerap diburu para perantau yang sedang pulang ke kampung halaman maupun wisatawan yang sedang melancong ke kota kuda.
ADVERTISEMENT
Umumnya selain memburu peuyeum khas Kuningan, mereka juga memburu opak bakar, ketimpring, kripik, jeniper dan lainnya sebagai buah tangan.
Kebanyakan pemudik mengaku, sengaja membeli makanan khas Kuningan itu karena sudah menjadi kebiasaan setiap tahun membawa oleh-oleh dari Kuningan seperti tape ketan. Makanan itu sudah menjadi ikon tersendiri bagi Kota Kuningan yang banyak dilirik para pemudik yang bertolak ke luar kota.
Seperti disampaikan pemudik asal Cirendang, Ruli yang hendak kembali ke Bekasi. Dirinya rutin setiap mudik Lebaran, saat kembali berangkat ke perantauan selalu membawa oleh-oleh tersebut.
“Iya sengaja membeli tape ketan, karena sering ditanyain kalau sudah kembali di tempat kerja. Jadi kalau pulang kampung ya pas balik lagi ke Bekasi pasti mampir ke tempat oleh-oleh Kuningan,” kata Ruli, Jumat (7/6).
ADVERTISEMENT
Peuyeum Kuningan. (Dok.Istimewa)
Sementara penjual tape ketan di kawasan Cijoho, Dudung mengaku, berjualan tape ketan dinilai selalu laris jika musim lebaran tiba. Melihat peminat oleh-oleh khas Kuningan cukup tinggi, dirinya memberanikan diri untuk berbisnis jualan tape ketan.
“Alhamdulillah omzet naik lah 200%, mungkin sampai hari Sabtu atau Minggu depan penjualan masih ramai. Saya menjual tape ketan tidak langsung mengambil stok banyak, paling yang ada dulu biar habis terjual baru pesan lagi,” ujarnya.
Pusat oleh-oleh Khas Kuningan seperti di kawasan lampu merah Cijoho, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan ramai dikunjungi pemudik. (Andry)
Dia mengaku, barang dagangan diperoleh dari perajin tape daerah Cibeureum. Setiap ember yang berisi 80 bungkus tape ketan dijual dengan harga Rp60.000. “Tapi ada juga yang beli dengan kemasan kardus isi 50 bungkus dijual Rp40 ribu. Ada juga yang lebih murah dengan bungkus plastik isi 15 bungkus dengan harga Rp15 ribu,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tape ketan masih menjadi primadona bagi konsumen baik perantau yang mudik atapun wisatawan yang liburan di Kuningan. Selain tape ketan, adapula minuman jeniper, kripik, opak bakar, hingga ketimpring.
Pantauan di lokasi oleh-oleh Khas Kuningan seperti di kawasan lampu merah Cijoho, terlihat puluhan kendaraan roda empat berjejer di sepanjang lokasi penjual makanan khas Kuningan. Akibatnya, arus lalu lintas sempat tersendat dan memaksa petugas turun tangan untuk mengurai kemacetan. (*)
Penulis : Andry Yanto
Editor : Tomi Indra Priyanto