news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

RSUD Gunung Jati Cirebon Bantah Telantarkan Jenazah Positif Corona

5 Oktober 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. (Kumparan/Xinhua)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. (Kumparan/Xinhua)

Ciremaitoday.com, Cirebon - Warganet dihebohkan video yang menyebar melalui WhatsApp terkait dugaan jenazah positif virus corona yang dimakamkan secara tidak layak. Peristiwa tersebut menyeret rumah sakit pemerintah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar luas tersebut, terlihat jenazah berada di dalam peti yang sudah terbuka dibungkus plastik, masih menggunakan pakaian bagian atas dan memakai pampers.
ADVERTISEMENT
Diduga jenazah yang diketahui salah satu warga Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, tidak diurus dengan baik layaknya jenazah lainnya oleh pihak rumah sakit.
Video yang tersebar luas dan menuai kecaman dari para warganet itu dibantah keras oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati (RSUDGJ) Cirebon.
"Ketika pasien meninggal hingga proses pemakaman semuanya sudah berkoordinasi dan diketahui oleh pihak keluarga yakni istri dan kakak almarhum," Direktur RSUDGJ Cirebon Ismail Jamaludin, Senin (5/10/2020).
Pasien COVID-19 yang meninggal tersebut diketahui berinisial S (37), warga Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Datang ke RSUDGJ atas rujukan dari RS Putra Bahagia dalam kondisi reaktif COVID-19.
Direktur RSUDGJ Cirebon Ismail Jamaludin. (Juan)
"Saat itu pasien (almarhum) hanya diantar oleh istrinya ke RSUDGJ tanggal 29 September 2020. sekitar pukul 17.00 Wib," terangnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai jenazah yang masih mengenakan pakaian, menurut Ismail, saat pasien meninggal banyak mengeluarkan cairan dari sejumlah lubang di tubuhnya dan pakaian itu sudah banyak terkena cairan.
Sebagai tindakan antisipasi, pihaknya hanya menyemprotkan disinfektan ke bagian tersebut dan cairan lainnya keluar dari anus dalam jumlah banyak, maka jenazah pun dipakaikan pampers.
"Pakaian almarhum sudah banyak terkena rembesan cairan dari dalam tubuh, begitu juga dari anus keluar cairan. Jadi, setelah proses pemulasaraan dan penyemprotan disinfektan, kami memutuskan jenazah dimakamkan dengan pakaian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," terangnya.
Masalah itu timbul, ketika sopir ambulans tiba di lokasi pemakaman yang sudah disepakati oleh pihak keluarga. Karena petugas pemakaman tidak siap dan kurang koordinasi, maka sempat terjadi keributan kecil dan warga menolak.
ADVERTISEMENT
"Sesuai aturan, kami pihak rumah sakit tidak punya kewenangan menguburkan jenazah, hanya mengantarkan ke tempat pemakaman yang disetujui oleh pihak keluarga. Sementara, menurut warga di sana yang menguburkan jenazah adalah kami dari pihak RS," tuturnya.
Oleh karena itu, warga menunggu petugas pemakaman setempat. Di saat menunggu, jenazah diturunkan dari ambulans oleh warga dan petinya dibuka.
"Sementara keluarga dan warga setempat menurunkan jenazah dan membuka peti. Lalu muncul hal-hal seperti yang di ekspose dalam video dan kemudian viral. Kami menyesali karena peti jenazah dibuka," pungkasnya.