Situs Resmi Pemkot Cirebon Diserang Malware 180 Ribu Kali

Konten Media Partner
3 November 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Cirebon eti Herawati (tengah) saat peluncuran CSIRT.(DKIS Kota Cirebon)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Cirebon eti Herawati (tengah) saat peluncuran CSIRT.(DKIS Kota Cirebon)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon – Hingga Oktober 2021, sebanyak puluhan ribu kali malware mencoba membobol sistem digital milik Pemerintah Kota Cirebon. Jika dirinci, serangan siber tersebut terdiri dari 180.321 kali serangan denial of service, 1.271 kali seranga trojan, dan 2 kali serangan web defacement. Oleh karenanya, Dinas Komunikasi Informatika dan Ststistik (DKIS) Kota Cirebon berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat membentuk tim keamanan siber.
ADVERTISEMENT
Kepala DKIS Kota Cirebon Ma’ruf Nuryasa mengatakan, untuk melakukan pengamanan dan pemulihan data digital pihaknya menerapkan Cirebon Security Incident Response Team (CSIRT).
“Kota Cirebon daerah pertama di Jabar yang menerapkan CSIRT. Langkah ini sebagai bukti bahwa kami siap menghadapi serangan siber serta melindungi keamanan informasi pemerintahan dengan baik,” katanya, Rabu 3/11/2021.
Ia menyatakan, tim CSIRT memiliki berbagai tugas layanan terutama masalah data digital diantaranya adalah penanganan kerawanan sistem elektronik, pemulihan insiden. Selain itu ada pula layanan proaktif lainnya berupa pemberitahuan hasil pengamatan terkait ancaman yang dapat muncul akibat perkembangan teknologi, politik, ekonomi dan pendeteksi serangan
“Dalam menjalankan perannya, Cirebonkota-CSIRT juga berkolaborasi dengan Cirebon Siaga 112. Khususnya dalam menerima laporan insiden yang terjadi pada sistem elektronik yang terdapat pada Pemda Kota Cirebon,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, saat ini keamanan informasi menjadi perhatian dan sangat dibutuhkan. Bahkan keamanan informasi siber menjadi pondasi untuk menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.
Menurutnya, tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menurut Eti berbanding lurus dengan resiko dan ancaman keamanannya.
“Bahaya insiden siber selalu mengancam. Jangan sampai informasi berharga sampai disalahgunakan,” ujarnya.(Juan)