Tradisi Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan Cirebon Digelar Terbatas

Konten Media Partner
23 Oktober 2020 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para Wargi dan Abdi Dalem mencuci piring dalam Siraman Panjang di Ruang Kaputren Keraton Kasepuhan Cirebon. (Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Para Wargi dan Abdi Dalem mencuci piring dalam Siraman Panjang di Ruang Kaputren Keraton Kasepuhan Cirebon. (Juan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Setiap tahun Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, menggelar tradisi Panjang Jimat dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Tahun ini upacara tradisi tersebut diadakan dengan cara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena memberlakukan protokol kesehatan. Di antaranya digelar secara terbatas, hanya dihadiri oleh keluarga Keraton dan abdi dalem serta beberapa para wargi.
Biasanya, tradisi Panjang Jimat didatangi oleh oleh seluruh lapisan masyarakat yang berasal dari berbagai daerah. Beberapa rangkaian Tradisi Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan Cirebon di antaranya adalah Siraman Panjang dan Buka Bekaseman, diperingati setiap tanggal 5 Mulud/Shafar yang tahun ini, jatuh pada 23 Oktober 2020.
Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin (kiri). (Juan)

Tradisi Sejak 7 Abad Lalu

Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin mengatakan, Siraman Panjang merupakan tradisi mencuci piring Wali dan lainnya yang usianya sudah 700 tahun atau 7 abad.
"Yang dicuci atau dibersihkan berupa 7 Piring Wali, 38 Piring Pengiring, 2 buah guci, dan 2 buah gelas. Piring-piring itu dihiasi kaligrafi nama Allah SWT dan kalimat Toyibah," katanya, Jumat (23/10/2020).
ADVERTISEMENT
Setelah Siraman Panjang selesai, dilanjutkan dengan Buka Bekaseman yakni ikan kakap yang diberi bumbu berupa rempah-rempah dimasukkan ke dalam Guci diperam selama 1 bulan atau sejak tanggal 5 Safar, pada tanggal 5 Mulud Guci tersebut dibuka dan dikeluarkan isinya.
"Buka Bekaseman dipimpin oleh RA. Ratih Marlina. Dan kemudian dimasak di dapur Mulud bersama nasi jimat yang dihidangkan pada 12 Mulud," terangnya.
RA. Ratih Marlina memimpin tradisi Buka Bekaseman. (Juan)
Sultan Sepuh melanjutkan, makna dari Siraman Panjang tahun 2020 adalah setiap manusia sebelum memulai kegiatan maupun ibadah harus bersuci terlebih dahulu agar, ibadah atau karya yang dilakukan mendapat ridho dari Allah.
"Bersuci artinya bersih baik dalam ibadah maupun setiap aktivitas supaya amal ibadah kita diterima Allah SWT," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelum dibersihkan benda kuno tersebut disimpan di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan, rangkaian Tradisi Siraman Panjang pun dimulai dari Museum Pusaka menuju Ruang Gebyog melalui Dalem Arum, dilanjutkan dengan acara Siraman di Ruang Kaputren, diadakan secara terbatas mengikuti protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Tradisi Siraman hanya dihadiri oleh para wargi, abdi dalem, kaum masjid agung, dan masyarakat Magersari," pungkasnya.