Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Majalengka - Desa Sidamukti di Kabupaten Majalengka , Jawa Barat , mendadak viral di media sosial setelah beredar video yang menunjukkan desa tersebut seperti 'desa mati'.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Desa Sidamukti kemudian menyampaikan klarifikasi dan membantah klaim pembuat video dan menyatakan, hal itu merupakan disinformasi atau informasi yang salah.
Kepala Desa Sidamukti, Karwan menyatakan, tidak terima jika desanya disebut desa mati dan terbengkalai. Dia meyakini label desa mati hanya interpretasi atau opini pembuat video, tanpa mengetahui faktor penyebabnya.
Karwan menjelaskan, pada tahun 2006, salah satu Blok di Desa Sidamukti yaitu Blok Tarikolot terjadi bencana pergerakan tanah yang berdampak pada 180 rumah yang ditempati 253 kepala keluarga (KK).
Kondisi tersebut terus terjadi selama beberapa tahun, hingga membuat ratusan warga harus direlokasi pada tahun 2009.
"Nah pada 2009, 250 KK ini direlokasi ke tempat baru, masih di wilayah desa kami," ungkap Karwan, Rabu (3/2/2021).
ADVERTISEMENT
Terkait banyaknya bangunan rumah yang kosong lanjut dia, memang sengaja tidak dibongkar oleh pemiliknya. Sebab, warga masih beraktivitas di Blok tersebut. Bahkan masih banyak harta benda dan ternak yang masih disimpan di rumah-rumah warga.
"Sampai sekarang juga masih ada warga yang menetap di blok tersebut, ada 13 KK. Karena kebun dan ladang yang menjadi mata pencaharian mereka kan dekat blok itu, jadi ya normal saja masih ada kegiatan," sebutnya.
Fasilitas di Desa Mati
Pantauan di lapangan, akses jalan menuju Blok tersebut terbilang bagus, beberapa bagian nampak terkena pergerakan tanah.
Fasilitas listrik juga masih berfungsi, sarana ibadah dan MCK, juga nampak masih terawat. Sejumlah orang juga masih ramai berlalu lalang yang menandakan masih ada kehidupan di blok tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah seorang warga di blok tersebut, Rusdiana yang tinggal bersama anaknya mengaku masih tinggal dan beraktivitas di blok tersebut. "Iya tinggal di sini, bersama anak," ungkap Rusdiana.
Sementara warga lainnya, Wandi menyebut hanya beraktivitas di rumah pada siang hari. "Kalau ke sini siang, ganti baju lalu ke ladang, tidur di rumah baru (rumah relokasi)," katanya.