Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Warga Terlibat Pemakaman Jenazah COVID-19 di Cirebon Diminta Isolasi Mandiri
5 Oktober 2020 20:27 WIB
Ciremaitoday.com, Cirebon - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat , berencana melaksanakan tes swab massal atau uji usap tenggorokan terhadap masyarakat yang berada di lokasi kejadian keributan dibukanya peti jenazah pasien positif COVID-19 di Kecamatan Gunung Jati.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengaku, telah berkoordinasi dengan petugas puskesmas, gugus tugas penanganan COVID-19 desa hingga kecamatan terkait penangan pasca keributan pembukaan peti jenazah pasien COVID-19. Enny meminta masyarakat yang berada di lokasi kejadian untuk melakukan isolasi mandiri.
ADVERTISEMENT
"Puskesmas berkoordinasi dengan pihak kecamatan agar masyarakat yang di lokasi melakukan isolasi mandiri. Ya, orang-orang yang langsung bersentuhan dengan jenazah utamanya," kata Enny kepada awak media di kantornya Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon , Jawa Barat , Senin (5/10/2020).
Ia juga meminta keluarga pasien tak menggelar tahlilan terlebih dahulu. Enny tak menampik petugas puskesmas sempat mendapat ancaman dari sejumlah orang akibat kejadian tersebut. Sehingga, pihaknya tak bisa langsung melaksanakan swab massal.
"Ya kemarin itu ada ancaman. Jadi instruksi isolasi mandiri dulu. Swab dan lainnya kita masih diskusikan," kata Enny.
Sebelumnya, video protes keluarga pasien positif COVID-19 yang hendak dimakamkan di TPU Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menggemparkan media sosial (medsos) karena ada provokasi dari sejumlah warga. Sehingga, muncul keributan dalam proses pemakaman jenazah pun viral.
ADVERTISEMENT
"Saat jenazah datang dan sopir menurunkan peti ada orang yang provokator, bahwa jenazah tersebut bukan karena COVID-19. Hanya sakit jantung," kata Enny.
Enny menerangkan sebelumnya pihak rumah sakit yang menangani pasien telah berkomunikasi dengan keluarga pasien. Keluarga pasien pun sudah mengetahui tentang prosedur penanganan terhadap jenazah korban COVID-19. Namun, situasi berubah saat jenazah hendak dimakamkan.
"Kejadian kemarin itu ada yang provokasi, karena sebetulnya keluarga, pihak desa dan kecamatan sudah tahu bahwa pasien itu positif COVID-19. Sehingga pemulasarannya berbeda dengan pasien lain," kata Enny.