Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Majalengka - Bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya suku Sunda, peuyeum atau tape/tapai adalah panganan yang cukup populer dan disukai. Bahkan, menjadi oleh-oleh khas kota Bandung dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Jika Bandung terkenal dengan tape singkong, dan Kuningan memiliki tape beras ketan, maka Kabupaten Majalengka punya tape dari bahan yang tak lazim dan belum begitu familiar karena berbahan baku pisang.
Tape berbahan pisang ini merupakan inovasi yang dilakukan oleh Tatang dan Yanto Betok, dua anak muda asal Desa Banjaransari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka.
Keduanya membuat tape dari bahan pisang kepok dengan rasa tidak kalah enak dari tape dari bahan singkong ataupun beras ketan.
"Awalnya dari coba-coba, namun ternyata mendapat respons yang bagus dan mulai serius berjualan baik secara online di media sosial maupun reseller oleh pedagang," kata Tatang.
Tatang menjelaskan, ide membuat tape dari bahan baku pisang kepok itu awalnya hanya iseng bereksperimen. Namun, berkat percobaannya dengan olahan baru dari pisang, membuat ia dan rekannya serius menekuni usaha tape pisang dan menjajakannya di beberapa toko konvensional maupun online.
ADVERTISEMENT
Yanto mengemukakan, dalam mengembangkan usaha tape pisang bukan tanpa kendala. Salah satunya persoalan bahan baku pisang kepok, karena pisang jenis ini terbilang jarang ditanam petani Majalengka dan harus mencari hingga luar provinsi yakni Jawa Tengah.
"Kalau order banyak, kita terpaksa mengambil bahan baku pisang kepok dari Kebumen Jawa Tengah," ungkapnya.
Konsultasi lanjut dia, pihaknya sudah menyampaikan kepada Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Majalengka agar dibantu soal bahan baku pisang kepok.
"Responsnya bagus, kini di wilayah Cikijing mulai ditanam pisang kepok di tanah yang kosong," kata Yanto
Soal harga, tape pisang buatannya cukup terjangkau dan hanya dibanderol Rp40 ribu per keranjang dengan berat bersih 1 kg, sedangkan kemasan plastik kecil dengan bobot 500 gram dibanderol Rp20 ribu.
ADVERTISEMENT
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!