Godaan Judi Online dan Keinginan Cepat Kaya

Citra Isfira
Seorang mahasiswi Jurnalistik tingkat 3 di Universitas Padjadjaran.
Konten dari Pengguna
9 Januari 2022 9:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Citra Isfira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi judi online. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi judi online. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Media sosial memberikan wadah yang tepat untuk masyarakat untuk berbagi banyak hal. Positif dan negatifnya tergantung pribadi masing-masing untuk menyikapinya dan menggunakannya secara bijak. Positifnya, hal-hal bersifat kemanusiaan seperti donasi, tempat menyebar info tentang hobi, atau resep makanan dapat ditemukan dengan mudah. Negatifnya, media sosial konon dianggap sebagai tempat untuk pamer atau seperti bahasa gaul zaman sekarang, flexing.
ADVERTISEMENT
Liburan ke Cappadocia atau belanja pakaian merk ternama, beli rumah idaman bahkan hanya mobil pinjaman sering menjadi objek yang ditampilkan di media sosial. Bagi orang-orang tak tahan godaan, rasanya jadi ingin cepat punya cuan (cuan=keuntungan) demi bisa ikutan pamer.
Ada 1001 objek yang dapat dijadikan bahan pamer, tapi tak semua memiliki value sama. Maka dari itu, obsesi cepat kaya untuk membeli objek-objek prestise nan mahal seringkali dimiliki oleh manusia-manusia zaman sekarang.
Tak percaya? Coba lihat seberapa laku layanan PayLater di market place ternama atau lihat obsesi orang-orang yang menggunakan pinjaman online. Banyak juga yang menggunakan strategi trading ataupun investasi cepat cair lainnya-semuanya demi cuan.
Akhir-akhir ini, kata "depo" sedang panas-panasnya menjadi trending di media sosial khususnya Twitter. Alih-alih mencari cuan dengan cara lain, ternyata kini judi online tengah marak digandrungi. Depo sendiri merupakan kependekan dari kata "deposit" yang berarti menyimpan uang untuk menjadi modal judi online. Memang banyak yang mendapat kemenangan dari judi online, tetapi lebih banyak lagi yang bangkrut karenanya.
ADVERTISEMENT
Secara logika, tidak mungkin sebuah bandar judi online ingin mendapat rugi demi pemainnya mendapat keuntungan atau bahkan jack pot secara terus-menerus. Mereka juga butuh biaya operasional untuk menjalankan bisnis judi online ini dan biaya iklan yang sering berseliweran di mana-mana.
Godaan untuk menjadi orang kaya secara cepat memang menggiurkan, namun pada kenyataannya nafsu manusia memang sulit dikalahkan. Seseorang yang menang sejumlah keuntungan dari judi akan muncul lagi keinginannya untuk mengambil risiko lebih besar dengan pola pikir "semakin banyak yang menjadi taruhan maka akan semakin banyak uang yang kembali" padahal kenyataannya tidak selalu seperti itu.
Selain faktor cepat kaya, ada juga yang bermain dengan dalih penasaran karena unggahan media sosial orang-orang yang menang jack pot pada judi online. Ini sama membahayakannya juga. Hari ini penasaran, bulan depan bisa saja jadi ketagihan.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak bukti bertebaran tentang korban judi online, termasuk mereka-mereka yang sampai kehilangan tempat tinggal, kendaraan, bahkan keluarga sendiri. Di sisi lain, akan muncul tindak kriminal untuk menutupi kerugian dari kekalahan di judi online. Sudah bikin bangkrut, buat orang jadi kriminal pula.
Maka dari itu, simpanlah segala godaan cepat kaya dengan cara-cara yang tidak halal seperti judi online ini. Niscaya, seribu rupiah uang halal akan lebih nikmat ketimbang seratus ribu uang haram. Terkadang semuanya bukan tentang nominal, tapi tentang cara mendapatkannya dan rasa mensyukurinya.