Konten dari Pengguna

Penerapan Program Zero Waste Cities di Bali untuk Mencapai Ekonomi Sirkular

Clarisa Candraswari
Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Udayana
31 Mei 2023 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Clarisa Candraswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tumpukan Sampah. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan Sampah. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Permasalahan sampah masih menjadi isu yang kompleks di seluruh negara. Sepanjang tahun 2021, di Provinsi Bali saja volume sampah yang dihasilkan mencapai angka 915,5 ribu ton, bahkan per hari mencapai 4.900 ton. Angka tersebut menyebabkan kekhawatiran bagi berbagai pihak, karena berpengaruh terhadap semua sektor, termasuk sektor pembangunan di Bali.
ADVERTISEMENT
Peningkatan volume sampah di Bali berbanding lurus dengan aktivitas konsumsi masyarakat yang masif. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sangat signifikan, sehingga diperlukan langkah strategis untuk mengatasi permasalahan sampah dengan cara mengubah gaya hidup masyarakat. Berangkat dari permasalahan tersebut, penerapan prinsip ekonomi sirkular diperlukan untuk memperbaiki akar masalah dan melalui program zero waste cities di Bali.
Definisi Ekonomi Sirkular
Ekonomi sirkular merupakan sebuah pendekatan ekonomi yang digambarkan dalam lingkaran tertutup dengan menerapkan penggunaan sumber daya, bahan baku maupun produk jadi yang bisa digunakan berulang kali, dan sedikit sampah atau limbah yang dihasilkan. Tujuan penerapan konsep ekonomi sirkular ini untuk menjaga sumber daya alam agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan memperoleh nilai maksimum melalui regenerasi produk dan bahan. Konsep ekonomi sirkular menerapkan prinsip 5 R diantaranya, Reduce (pengurangan pemakaian material mentah dari alam), Reuse (mengoptimalkan penggunaan material yang dapat digunakan kembali), Recycle (penggunaan material hasil dari proses daur ulang), Recovery (proses perolehan kembali), dan Repair (proses perbaikan) yang berfokus pada skema berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Prinsip dari ekonomi sirkular nantinya akan merujuk pada tidak mengenal sampah ataupun limbah karena prosesnya terus berputar. Sehingga penggunaan sumber daya alam dapat lebih efektif dan implementasinya dapat mendorong penggunaan energi alternatif. Dengan adanya penerapan prinsip ekonomi sirkular diharapkan mampu mengurangi volume sampah di Bali dan melestarikan lingkungan.
Lingkungan. Sumber: pexels.com
Program Zero Waste Cities di Bali
Zero Waste Cities atau Kota Bebas Sampah merupakan salah satu program yang telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi dampak buruk dari peningkatan volume sampah terhadap lingkungan. Zero waste adalah suatu program konservasi seluruh sumber daya melalui produksi, konsumsi, pemakaian kembali dan pemulihan produk, pengemasan dan material tanpa pembakaran, dan tanpa pembuangan ke tanah, air, ataupun udara, yang dapat membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia. Program ini di desain untuk mengurangi permasalahan-permasalahan terkait biaya pengolahan sampah yang tinggi, kesenjangan terhadap timbulan sampah, kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia, dan usia TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang singkat.
ADVERTISEMENT
Di Provinsi Bali sendiri, program zero waste cities telah digaungkan oleh beberapa instansi lokal. Program ini diperkuat oleh Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, sekaligus menjadi dasar penggerak program zero waste cities dari salah satu Yayasan di Bali, Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH Bali). Mekanisme dari program zero waste cities di PPLH Bali diperkenalkan melalui sistem pengolahan sampah berbasis sumber.
Sistem ini dimulai dengan membentuk kode etik yang berisikan tahapan pengurangan material menjadi sampah, pemilahan sesuai jenisnya, pengolahan sampah untuk menghasilkan nilai, dan tidak mengancam sumber daya alam. Terdapat tujuh tahapan dalam pelaksanaan program zero waste cities, diawali dengan profiling, desain sistem, pelatihan dan konsultasi sistem, penyiapan sarana pengomposan dan sarana pengumpulan, pelatihan untuk petugas, edukasi, ujicoba, dan pelaksanaan pengangkutan door to door, monitoring dan evaluasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu desa wisata yang ditargetkan PPLH Bali untuk menerapkan program zero waste cities adalah desa Tenganan di Kabupaten Karangasem. Desa tersebut merupakan desa wisata yang telah dikenal dengan budaya tradisionalnya. Upaya yang telah dilakukan di desa Tenganan dengan dibangunnya sebuah gedung untuk Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reuse, Reduce, dan Recycle (TPST3R). Tujuan dibangunnya TPST3R di desa Tenganan sebagai bank sampah untuk menampung sampah residu dan telah diresmikan oleh pemerintah terkait.
Tantangan dan Solusi Program Zero Waste Cities di Bali
Meskipun program zero waste cities telah diterapkan di beberapa wilayah di Provinsi Bali, dalam perjalanannya masih menemukan tantangan di lapangan karena kurangnya partisipasi masyarakat. Membutuhkan usaha yang keras untuk mengubah gaya hidup masyarakat melalui pola sirkular. Banyak elemen masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar, sehingga program zero waste cities yang dicanangkan pemerintah diabaikan begitu saja.
ADVERTISEMENT
Permasalahan partisipasi masyarakat selain dipengaruhi oleh kesadaran pribadi, juga dipengaruhi oleh regulasi yang kurang menjangkau seluruh masyarakat. Kurangnya ketegasan dan kejelasan regulasi yang menyebabkan masyarakat enggan untuk menerapkan prinsip zero waste secara berulang-ulang. Masalah tersebut didukung dengan volume sampah yang masih tinggi dan ketidakmampuan TPA Suwung di Bali untuk beroperasi lebih lama.
Masyarakat harus memahami pentingnya penanganan sampah dari sumbernya. Dengan begitu, hal yang perlu diperhatikan adalah menyadarkan masyarakat terhadap persoalan sampah yang makin buruk. Berikutnya, pemerintah perlu menyasar sekolah-sekolah dan universitas di Bali untuk memberikan edukasi mengenai program zero waste cities guna mencapai ekonomi sirkular. Pemberian edukasi juga dapat melalui lingkup terkecil melalui masyarakat desa dengan memfokuskan penyebaran informasi mengenai tahapan-tahapan pengelolaan sampah, terkhususnya sampah dapur di rumah tangga masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah dengan seluruh elemen masyarakat juga harus bersinergi agar kesenjangan partisipasi masyarakat tidak kian terlihat. Oleh karena itu, tujuan dari program zero waste cities dapat tercapai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali.
Kehadiran program zero waste cities memfokuskan pada model pengelolaan sampah berwawasan lingkungan dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan serta berkeadilan bagi masyarakat. Program zero waste cities di Bali diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap seluruh sektor. Partisipasi aktif dari masyarakat Bali sangat diperlukan untuk mewujudkan gerakan yang berkelanjutan ini, sehingga memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, permasalahan sampah bisa teratasi dan prinsip dari ekonomi sirkular tercapai.