Boy Horizontal : “Anak AUTIS Memiliki Impian Masa Depannya”

Konten dari Pengguna
10 April 2018 0:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari creativity film tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Boy Horizontal : “Anak AUTIS Memiliki Impian Masa Depannya”
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Suatu malam, seorang ibu muda cantik bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Anak itu melihat ke arah wanita. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mama!” Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun si ibu muda menahannya, “Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?””Nama saya Ilpan, Tante.” “Irfan? Irfan... Ya Tuhan! Kau benar-benar Irfan?” Wanita cantik langsung tersentak dan terbangun.
ADVERTISEMENT
Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa dirinya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu, seperti sebuah film yang diputar dikepalanya. Baru sekarang ia menyadari betapa jahat perbuatannya dulu. “Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati.., mati...” Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan digoreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Irfan melintas kembali di pikiran wanita itu. “Ya Irfan, Mama akan menjemputmu Irfan...”
Wanita muda mendatangi gubuk yang ditinggalkan 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih ia berlari menghampiri gubuk dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apapun! Perlahan matanya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun ia tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Mata mulai berkaca-kaca, ketika mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Irfan sehari-harinya.
ADVERTISEMENT
Air mata wanita muda mengalir dengan deras, ia hanya diam membisu. Wanita muda itu terkejut ketika perempuan tua muncul dari balik kegelapan, wajahnya orang itu terlihat kotor, ibu muda tersentak kaget manakala ia menegur dengan suara yang parau. “Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Irfan meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu...”
“Mama, mengapa Mama tidak pernah kembali lagi...? Mama marah ya..sama Irfan,? Ma, biarlah Irfan yang pergi saja, tapi Mama harus berjanji kalau Mama tidak akan marah lagi sama Irfan. Selamat tinggal mama... Senyum kecil buat Mama... IRFAN”
ADVERTISEMENT
Cerita di atas adalah penggalan sinopsis film layar lebar “AUTIS”. Sebuah project karya film yang akan di sutradarai oleh Boy Horisontal, yang rencananya akan mengambil lokasi shooting di daerah Solo, Karanganyar dan Semarang. Penggarapannya mulai pertengahan 2018-2019.
Sinopsis AUTIS oleh Boy Horizontal, penyutradaraan film itu akan ditangani sendiri, beberapa crew yang terlibat sudah dipersiapkan, banyak para sineas senior yang ikut gabung, “Hal ini sengaja saya ajak mereka, agar senior bisa berbagi pengalaman kepada yang muda-muda,” kata Boy yang jebolan University of Tokyo jurusan senimatografi.
Ketika ditanya mengapa membuat film bertema AUTIS, menurut Boy, Tahun 2015 diperkirakan terdapat kurang lebih 12.800 anak penyandang autisme atau kurang lebih 134.000 penyandang spektrum Autis di Indonesia. Hal ini perlu dipahami oleh masyarakat, bahwa membesarkan anak autisme bukanlah hal yang mudah bagi para orang tua. Soalnya ia kadang asik dengan dunianya sendiri dan lamban dalam merespon saat berkomunikasi. padahal anaknya pintar dan potensinya bagus.
ADVERTISEMENT
Menghadapi anak autis cukup melelahkan. Untuk itu, orang tua perlu perjuangan, kesabaran yang tidak bertepi dan merawat dengan kasih sayang yang tulus. Harus bisa melihat kemampuan anaknya, jangan overexpectation, tapi juga jangan underestimate. Kalau anaknya tidak sanggup janganlah dipaksa. Kembangkan kemampuan anak sampai batas optimum, bukan maksimum. Lebih baik susah di awal dalam mendidik anak autis sekarang, dibanding nanti ketika mereka dewasa ngak bisa mandiri.
Kadang anak autis mempunyai sikap yang cukup sulit diatur namun ternyata memiliki bakat berpuisi atau menggambar yang sangat baik. Ini membuktikan bahwa di balik kelemahan anak autis, tersimpan bakat terpendam yang perlu dikembangkan. Anak autis itu kalau sudah suka dengan suatu bidang, ia akan sangat fokus luar biasa, tidak pernah bosan, bahkan akan sangat mengingat di dalam otaknya dan memiliki performa lebih baik dibandingkan yang bukan autis.
ADVERTISEMENT
Melalui film AUTIS diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat menerima kondisi dan kemampuan yang dimiliki, sesungguhnya banyak bidang pekerjaan yang bisa diisi oleh penyandang autisme. Jenis pekerjaan tersebut, tentu saja tidak memaksakan mereka untuk terlalu sering berinteraksi sosial dengan orang lain, seperti editor dan penerjemah tulisan. Dengan demikian anak autis memiliki impian masa depannya. (CREATIFILM)