Konten dari Pengguna

Penerapan Contingency Approach dalam Organisasi

Daeis Tri Apriliani
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung
30 Oktober 2024 18:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daeis Tri Apriliani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/vectors/teamwork-team-cooperation-concept-5508359/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/vectors/teamwork-team-cooperation-concept-5508359/
ADVERTISEMENT
Apa itu Contingency Approach?
Contingency Approach adalah suatu pendekatan dalam pengelolaan sumber daya manusia yang berfokus pada adaptasi terhadap situasi dan kondisi tertentu. Contingency approach suatu pendekatan dimana tidak ada satu pendekatan yang paling benar dalam pengelolaan SDM, strategi manajemen dengan situasi dan kondisi organisasi.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu ahli manajemen yaitu Fred Fiedler, seorang psikolog organisasi yang mengajar di Universitas Illinois. Fiedler mengembangkan Teori Kontingensi Kepemimpinan, yang menyatakan bahwa efektivitas seorang pemimpin bergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinannya dan situasi.
1. Leader-Member Orientation: hubungan pribadi antara pemimpin organisasi dengan para anggotanya. Jika sebuah organisasi memiliki situasi leader-member orientation yang baik, itu artinya anggota menyukai, mempercayai dan menghargai pemimpin. Hal ini dianggap efektif dan efisien dalam kepemimpinan sebuah organisasi. pemimpin organisasi dan anggota organisasi harus memiliki chemistry yang baik agar keduanya dapat dengan mudah beradaptasi dan membangun hubungan yang baik sehingga akan mudah dalam melaksanakan tugas organisasi.
2. Task Structure: Tingkat struktur tugas yang diberikan oleh pemimpin untuk dikerjakan oleh anggota organisasi. Semakin tugas terstruktur maka pemimpin makin memiliki pangaruh besar dalam sebuah organisasi. Hal ini karena anggota organisasi akan menyelesaikan tugas dengan lebih terarah sesuai dengan arahan dari pemimpin organisasi sehingga tugas tersebut dapat dijalankan dengan efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
3. Kekuasaan jabatan tingkat hukuman, penghargaan, kenaikan pangkat, disiplin, teguran yang dapat diberikan pemimpin kepada anggotanya. Pemimpin mempunyai kekuasaan besar dalam sebuah organisasi bila ia mampu member penghargaan dan menjatuhkan hukuman bagi yang melakukan kesalahan. Dalam organisasi perlu yang adanya penghargaan agar anggota organisasi dapat menjalankan tugasnya dengan lebih termotivasi menjadi lebih baik dan sanksi juga sangat diperlukan agar anggota yang melakukan kesalahan dapat di beri hukuman yang sesuai dan menjadi contoh bagi anggota yang lain untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
Penerapan Contingency Approach dalam organisasi yaitu Manajemen Kontingensi Dan Kepemimpinan Kontingensi merupakan keadaan yang tidak dapat ditebak dan diprediksi pada waktu tertentu yang bisa saja mengundurkan niat atau tidak adanya kepastian untuk lebih produktif dalam bekerja. Oleh karena itu, sebagai Pemimpin harus bersikap dinamis dan cepat tanggap pada setiap keadaan yang ditemui dan dirasakan dalam organisasi tersebut. Kontingensi adalah bentuk rencana yang tidak ada dalam tahap perencanaan, namun telah diprediksi atau diperkirakan tentang apa yang akan dilakukan oleh Pemimpin organisasi. Sehingga penyelesaian pada tahap-tahap selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya hambatan. Demikian juga dalam praktek kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja yang banyak ditemui hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan tapi saat itu pula harus butuh kekuatan lain agar semuanya dapat terkendali.
ADVERTISEMENT
Misalnya Dalam implementasinya di organisasi atau lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah, setidaknya terdapat tiga hal penting yang harus di terapkan yaitu pertama hubungan pemimpin organisasi dan anggota organisasi (leader-member), kedua susunan tugas yang dibuat pemimpin organisasi untuk dikerjakan para anggota organisasi(Task structure) dalam hal ini penugasan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru, ataupun guru kepada peserta didik haruslah bersifat jelas, ketiga kekuatan jabatan dalam artian kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi anggotanya dalam memerintah. Pemimpin harus memberikan contoh yang baik kepada anggota organisasinya.Perlu kita ketahui bahwa perilaku dan sikap seseorang yang sedang memimpin akan berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi. Sebagai contoh perilaku dan sikap sesorang yang sedang memimpin sebuah pesawat tentu tidak akan sama dengan seorang guru yang sedang memimpin diskusi di dalam kelas. Begitupun dengan perilaku dan sikap pemimpin organisasi politik tentu akan berbeda dengan sikap seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugas mereka masing-masing. Berbeda jenis Lembaga tidak menutup kemungkinan juga berbeda cara dan gaya kepemimpinan yang diperlukan untuk mencapai tujuan masing-masing Lembaga yang telah ditentukan bersama.
ADVERTISEMENT
Sumber
Zulaihah, Ifatun. "Contingency leadership theory/pendekatan situasional." Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam https://doi. org/10.33650/altanzim. v1i1 29 (2017).
Mujahidah, Natacia, and Novita Wulansari. "Kepemimpinan Kontigensi Dan Implementasinya Di Lembaga Pendidikan." Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi 4.2 (2021): 190-201.
https://www.scribd.com/doc/166961871/Penerapan-Teori-Kontingensi-Di-Dalam-Organisasi-Dan-Contoh-Kasus
https://thedecisionlab-com.translate.goog/reference-guide/management/contingency-approach?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge&_x_tr_hist=true