Mengulik Gaya Kepemimpinan Margaret Thatcher 'The Iron Lady'

Daffa Bahy
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
13 Desember 2021 19:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daffa Bahy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Margaret Thatcher Foto: @barronessmargaretthatcher
zoom-in-whitePerbesar
Margaret Thatcher Foto: @barronessmargaretthatcher

Pemimpin yang Berbeda pada Abad 20

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap pemimpin memiliki sifat dan gaya kepemimpinan yang berbeda, tanpa terkecuali mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher. Margaret Thatcher merupakan sosok yang dikagumi oleh masyarakat Inggris pada abad 20. Kepiawaiannya dalam bermain politik tidak perlu dipertanyakan kembali. Dirinya memulai karier sebagai anggota partai Konservatif di Parlemen Darford, lalu anggota Majelis Rendah (House of Commons) Parlemen Inggris, hingga akhirnya menjadi Perdana Menteri Inggris.
ADVERTISEMENT
Thatcher merupakan perempuan yang banyak dikalungkan dengan kata “pertama”. Dirinya merupakan perempuan pertama Perdana Menteri Inggris dan pemimpin perempuan pertama di wilayah Eropa serta Perdana Menteri perempuan yang memegang jabatan terlama yaitu 12 tahun atau 3 periode. Menjadi seorang pemimpin dan menyandang gelar Perdana Menteri Inggris dari kaum perempuan bukanlah hal yang mudah bagi Thatcher.
Ketika Thatcher berangkat menjadi Perdana Menteri, banyak menuai komentar dari publik karena terhalang gender. Penelitian Eagly dan Johnson (1990) membuktikan bahwa gaya kepemimpinan feminism dimiliki seorang perempuan di mana lebih cenderung demokratik dibandingkan laki-laki dan perempuan dianggap lebih emosional sehingga perempuan sulit menjadi pemimpin. Namun, penelitian tersebut dapat ditepis dengan prinsip apabila dididik dan diajarkan secara benar dan sesuai maka perempuan bisa menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT
Pada zaman sekarang apabila memiliki kapabilitas dan fondasi kuat, perempuan layak menjadi seorang pemimpin. Margaret Thatcher telah membuktikannya dengan memiliki tekad yang kuat, keinginan belajar, dan keberanian dalam dirinya sehingga berhasil mendobrak tembok penghalang permasalahan kepemimpinan gender dan hal itu dia buktikan lebih jauh ketika menjadi Perdana Menteri.
Bukti yang telah dia tonjolkan antara kepemimpinan dan gender membuat para politisi, masyarakat Inggris dan negara lain menginginkan pemimpin seperti Margaret Thatcher yang memberikan kesan kuat, pekerja keras, tidak takut dengan apa pun, serta cepat dan tanggap dalam mengatasi suatu masalah sehingga secara tidak langsung memberikan kesan bahwa tipe kepemimpinan karismatik dikalungkan pada dirinya dan orang-orang menjadi terinspirasi. Secara tidak langsung Margaret Thatcher membawa gaya kepemimpinan transformasional yaitu membuat perempuan dapat memimpin, hal ini menggambarkan bahwa adanya emansipasi wanita pada abad ke 20.
ADVERTISEMENT

Kepemimpinan dalam Bertindak adalah Kekuatannya

Kepemimpinan dalam Tindakan memiliki arti bahwa seorang pemimpin dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah secara cepat dan cermat dengan solusi yang ideal. Sebagai seorang Perdana Menteri, Thatcher melakukan banyak gebrakan baru dan cepat dalam menyelesaikan masalah. Thatcher membuktikan hal tersebut dengan menyelesaikan masalah pemberian sanksi rezim apartheid dan invasi Argetina ke Pulau Falkland. Pada masalah pemberian sanksi Thatcher mengkritik keras dan tidak menyetujuinya, dirinya menganggap sanksi tidak akan menimbulkan efek yang besar, sebaliknya membawa harga diri menjadi taruhan. Terkait permasalahan invasi, Thatcher bertindak secara cepat yakni mengirim tentara untuk mengamankan Pulau Falkland padahal keadaan ekonomi Inggris tidak stabil. Menurutnya kedaulatan negara sedang dipertaruhkan dan Inggris tidak boleh lemah.
ADVERTISEMENT
Kemudian dalam masalah ekonomi Thatcher juga bertindak secara cepat dengan membuat beberapa solusi hingga inovasi untuk menekan inflasi Inggris yang berada pada 25%. Thatcher membuat kebijakan membatasi pencetakan uang dan persatuan dagang. Menurutnya hal tersebut dapat dengan cepat menurunkan inflasi. Kemudian permasalahan ekonomi lainnya, seperti tingkat pendapatan negara yang menurun, kebijakannya adalah mengurangi pengeluaran sosial untuk dana pendidikan, kesehatan dan perumahan. Dirinya berkaca pada seorang ahli yang menyatakan bahwa apabila negara gagal maka diserahkan pada pasar (swasta dan masyarakat). Hal itu dilakukan Thatcher dengan memprivatisasi aset ekonomi negara dengan harapan perekonomian negara akan stabil.

Pemimpin yang Inovatif dan Kontroversi

Kemudian dalam kepemimpinan inovatif, Thatcher membuktikannya dengan membuat suatu inovasi bernama citizen charter yaitu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang memuat informasi pelayanan publik, peningkatan kualitas, kewajiban, janji dari penyelenggara dan sanksi.
ADVERTISEMENT
Keunikan dari Thatcher ketika bertindak dalam mengambil keputusan terkadang lebih suka memutuskan keputusannya sendiri dibandingkan harus berdikusi dengan kabinet atau parlemen sehingga terkadang dianggap sebagai pemimpin dengan gaya kepemimpinan otokraktis. Hal ini terbukti ketika Thatcher memutuskan beberapa kebijakan untuk mengatasi suatu permasalahan Inggris dan sering ia dilakuka

Wanita Besi?

Menurut Marno (2007), pemimpin visioner adalah pemimpin yang berorientasi pada masa depan dengan berupaya semaksimal mungkin pada masa sekarang. Thatcher merupakan sosok yang visioner, hal ini dibuktikan ketika Inggris dihadapkan dengan masalah inflasi. Thatcher membuat keputusan dengan memprivatisasi aset negara, menghapus subsidi dan anggaran sosial. Setelah usaha panjang dan perdebatan politik pada tahun 1983 inflasi Inggris berhasil turun hingga di bawah 4%. Walaupun dampaknya adalah perekonomian warga terpuruk dan pengangguran naik hingga 3 juta. Tak hanya itu, dirinya menginginkan Inggris keluar Uni Eropa. Dirinya menganggap bahwa perekonomian Inggris akan lebih baik karena tidak perlu membayar keanggotaan, harga menjadi murah dan lain sebagainya. Hal tersebut selalu ia usahakan namun tidak berujung berhasil hingga meninggalkan jejak sampai tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian gaya kepemimpinan seorang pemimpin berbeda-beda, belajar dari kepemimpinan Margaret Thatcher sang mantan Perdana Menteri perempuan pertama Inggris membuat kita dapat memahami arti penting seorang pemimpin. Thatcher telah membuktikannya dan membuat dirinya menjadi pemimpin yang didambakan dan dicintai oleh warganya sehingga mendapat julukan The Iron Lady.
Daftar Pustaka
Kompas.com. (2018). Biografi Tokoh Dunia : Margaret Thatcher, Si “Iron Lady”. https://internasional.kompas.com/read/2018/04/11/17000021/biografi-tokoh-dunia--margaret-thatcher-si-iron-lady-?page=all . diakses pada 11 Desember 2021
Kompas.com. (2020). Hari Ini dalam Sejarah : Margaret Thatcher Dilantik sebagai Perdana Menteri Perempuan Pertama Inggris. https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/04/120200865/hari-ini-dalam-sejarah--margaret-thatcher-dilantik-sebagai-perdana-menteri?page=all . diakses pada 11 Desember 2021