Konten dari Pengguna

Pentingnya Mengamalkan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari

Muhammad Dhahyal afkar
Mahasiswa Perbandingan Mazhab, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Juli 2024 19:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Dhahyal afkar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ketika sedang mengaji (Foto: Muhiddin)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ketika sedang mengaji (Foto: Muhiddin)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di zaman sekarang banyak sekali orang yang mempunyai banyak ilmu. Namun, dia lupa dalam memperhatikan adabnya. Mempelajari ilmu memang penting, namun mempelajari cara beradab jauh lebih penting. Sebab, itu adalah cara untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Di antara penyebab orang meninggalkan adab yaitu merasa dirinya sudah tinggi sehingga tidak butuh lagi atau lupa kepada ahli ilmunya dan menyebabkan ilmunya tidak ada manfaat dan berkahnya. Itulah mengapa Syekh Al-Zarnuji mengarang satu kitab bernama Ta’lim al-Muta’allim, yang dimana banyak orang mencari ilmu dalam kehidupannya, tetapi tidak mendapatkan manfaat dan hasilnya disebabkan menyalahi aturan dan syarat-syaratnya.
ADVERTISEMENT
Diantara contoh kenapa kebanyakan orang ilmunya tidak manfaat ialah tidak mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Ini sering kali terjadi, banyak orang yang sudah capek-capek ngaji, tapi tidak mengamalkan apa yang sudah dia dapat. Alhasil yang didapat hanya kesia-siaan, kelelahan, dan waktu yang terbuang begitu saja. ketika seseorang menyebarkan ilmunya memakai adab, itu akan lebih berdampak dan mudah diterima oleh masyarakat.
Di dunia pesantren, adab itu sangat kental sekali, lebih-lebih adab kepada ahli ilmu. Seorang santri menganggap gurunya seakan-akan sosok yang begitu mulia nan agung yang patut dita'zimi dan dimuliakan. seolah-olah dia rela menuruti apa pun yang dikatakan oleh gurunya agar tidak membuat kecewa sang guru. Contohnya, ketika gurunya datang, dia langsung berdiri dan menundukan kepalanya dengan khusyuk, bahkan sampai ada yang menggelar sajadah untuk diinjak gurunya, atau menyiapkan dan merapikan tempat untuk sang guru mengajar. Itu semua dilakukan untuk mendapatkan keberkahan dari ahli ilmu. Diantara tanda ilmu seseorang itu berkah ialah ilmunya banyak dimanfaatkan oleh orang. Makanya tak jarang orang yang pesantren ketika dia lulus dan pulang ke kampung halamannya, banyak orang yang menyuruhnya mengisi kajian sana-sini untuk diambil ilmunya. Bahkan Imam Syafi'i diantara sebab ilmunya banyak diminati hingga sekarang, beliau sangat mengedepankan adab kepada gurunya. Contohnya beliau pernah berkata, "Dulu aku membolak-balikan kertas di depan Imam Malik dengan sangat lembut, karena segan padanya dan supaya dia tak mendengarnya. Masyaallah.
ADVERTISEMENT
Belajar adab/etika itu amat penting, sampai-sampai ada ulama bernama Imam Ibnu Mubarak yang sangat dalam ilmunya mengatakan: “Aku belajar 30 tahun dan aku mencari ilmu 20 tahun.” Sebagaimana yang diterangkan imam malik, "Dahulukanlah belajar adab sebelum menuntut ilmu". Sebab, kepintaran tidak ada artinya apabila seseorang tidak memiliki adab. Ilmu menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain karena tidak dihiasi dengan akhlak.
Kesimpulannya, jika seseorang ingin ilmunya berkah, maka haruslah disertakan dengan adab. Adab bukan hanya terhadap ilmu, melainkan juga kepada ahli ilmu. Karena dengan sebab adab, seseorang mudah diterima ilmunya di kalangan masyarakat. , jika ilmu tidak disertakan adab, maka ilmunya menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain.