Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Eksistensi Baso Aci di Kalangan Masyarakat
8 Juli 2021 21:31 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:50 WIB
Tulisan dari Arief Wahyu Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keju mozzarella, matcha, taro, boba, hingga kini masih eksis di telinga masyarakat. Tapi makanan khas Indonesia tak kalah menarik. Banyak macam makanan di Indonesia. Rempah-rempah yang pekat jadi ciri khasnya. Mulai dari jajanan, camilan, maupun makanan berat pun tersedia. Untuk itu, perlu dilestarikan dan juga dicicipi tentunya.
ADVERTISEMENT
Bagi kalian, mungkin tak asing mendengar makanan satu ini. Makanan asal Garut, Jawa Barat tersebut adalah Baso Aci. Dengan campuran daging dan tepung kanji saja, dapat menjelma menjadi sajian yang menggugah selera. Komponen seperti sambal dan kecap jadi pendamping dari lezatnya semangkuk baso aci.
Ketika dandang panci dibuka, uap dan wangi semerbak menusuk hidung. Baso-baso berbagai ukuran berbaris rapi. Tak lupa juga akan kuatnya rempah-rempah sangatlah menggiurkan. Tidak heran, saya dan kebanyakan orang sangat menyukainya.
Kuahnya gurih dan sedikit asam, dapat memikat hati para penikmatnya. Rasa asam kuahnya terdapat dari bumbu, rempah, kaldu, ebi, dan daun jeruk. Bubuk cabe, sambal, dan kucuran jeruk limau menambah cita rasa dan aromatik. Dalam keadaan siang bolong ataupun hujan deras, rasa-rasanya sangat enak menyantapnya.
ADVERTISEMENT
Mahalnya Semangkuk Baso Aci
Variasi dalam semangkuk baso aci menghasilkan kemewahan. Mulai dari cuanki lidah, siomay, batagor, sukro cikur, tahu. Disamping itu, ada pula tambahan lain seperti mi, ceker, dan tulangan. Tekstur renyah, kenyal, dan kesegaran kuah sangat memanjakan lidah. Meriah sekali melihat baso aci sekomplit ini.
Wajar saja bila harga baso aci lebih mahal dibanding bakso daging. Berkaca dari keberagaman isi semangkuk baso aci, bahan baku pembuatannya sedikit lebih mahal. Pasalnya terkadang bahannya tidak ada di pasaran, sehingga harus membeli secara online. Belum lagi dikenakan tarif ongkos kirim yang mengocek kantong pula.
Namun biar bagaimanapun, varian topping membuat baso aci berbeda dengan lainnya. Keanekaragaman seakan berpadu menjadi hidangan yang ciamik. Tidak apa-apa mengeluarkan lebih diawal untuk hasil lebih besar, bukan?
ADVERTISEMENT
Hadirnya di Masyarakat
Selain itu, hadirnya Influencer dan Food Vlogger mempromosikan baso aci. Hal tersebut membuat nama baso aci semakin mencuat. Secara tak langsung, mereka merekomendasikan dan memperkenalkan baso aci. Ditambah dengan penyampaian dan mimik raut wajah mereka dalam mendeskripsikan rasa.
Influenacer seperti Arief Muhammad sangat mudah menghipnotis jutaan pengikutnya untuk mencoba produk yang dipromosikan. Apa lagi, Arief Muhammad telah bergabung dengan tim Baso Aci Akang. Semakin melonjak peminat baso aci, salah satunya karena para pengikutnya.
Bergeser ke Food Vlogger, Nex Carlos kerap kali dicap sebagai “Pesugihan Online” dapat meramaikan tempat makan yang disambanginya. Bagaimana tidak? Setelah Nex membuat video dan menayangkan di YouTube, para pengikutnya pun bisa langsung turut menghampiri dan mencoba tersebut.
ADVERTISEMENT
Momentum ini digunakan para pedagang baso aci untuk menaikkan harganya. Semua karena semata-mata akan pamor dari buah keterkenalan baso aci di kalangan masyarakat. Begitu besar dampak yang diberikan oleh Influencer dan Food Vlogger dalam membantu dan memperkenalkan makanan khas Garut itu.
Kemunculan baso aci dalam kemasan frozen food pun kian menggelora. Kemudahan dalam pembelian membuat penikmatnya ingin beli lagi dan lagi. Perang harga berbagai produsen terus bersahutan. Domisili penjual, varian isi baso aci, dan harga sangat berpengaruh bagi calon pembeli. hmmm, saya jadi kangen baso aci.
(Arief Wahyu Pradana/Politeknik Negeri Jakarta)