Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Inkonsistensi, Musuh Terbesar Manchester United Musim Ini
17 November 2017 18:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Daniel Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Para pendukung Setan Merah dibuat terperangah dengan performa klub kesayangan mereka pada awal musim ini. Skuat asuhan Jose Mourinho tersebut dengan perkasa menjalani awal yang meyakinkan. Para pemainnya juga terlihat begitu menyatu.
ADVERTISEMENT
Selepas laga melawan West Ham, Manchester United melaju tak terhentikan, bagaikan kereta cepat. Hasil melawan West Ham United di laga perdana, yang ditutup dengan kemenangan 4-0 untuk United, membuat para pendukung yakin: inilah saatnya.
Pemandangan tersebut benar-benar dinanti para fans. Setidaknya, sudah sekitar empat tahun Manchester United tak tampil baik, sebagaimana layaknya ketika masih ditangani oleh Sir Alex Ferguson.
Mesin utama United musim ini diimpor dari Belgia; ia bernama Romelu Lukaku. Kedatangan Lukaku juga ditambah dengan material pendukung yang membuat skuat semakin kukuh: Nemanja Matic, Macrus Rashford, Jesse Lingard, hingga Paul Pogba.
Sebanyak delapan laga pertama Liga Inggris dilibas tanpa kekalahan, tanpa satu poin pun terlepas dari genggaman. Impresifnya lagi, dari delapan laga, United hanya kebobolan 2 gol saja, yakni pada laga melawan Stoke City yang berakhir imbang 2-2.
ADVERTISEMENT
Total 21 gol diciptakan oleh anak asuh The Special One di delapan laga perdana. Periode pertengahan Agustus hingga awal Oktober adalah waktu bulan madu yang tak terlupakan oleh para fans United musim ini.
Namun, tak disangka-sangka bulan madu Manchester United dirusak oleh Huddersfield Town, klub promosi yang sama sekali tidak diunggulkan. Dua gol Huddersfield Town, yang masing-masing dicetak oleh Aaron Moy dan Laurent Depoitre, menghunjam United hanya dalam waktu 5 menit.
Kebobolan dua gol dalam kurun waktu lima menit bukan sesuatu yang dipikirkan sebelumnya oleh Mourinho dan para pemainnnya. Kendati bisa memperkecil ketinggalan melalui Rashford di babak kedua, United tetap pulang dengan tangan hampa.
Kehilangan poin dari lawan yang sebenarnya sangat mudah dihabisi, seakan mengajak Manchester United untuk kembali memijak tanah. Selepas kekalahan melawan Huddersfield, penampilan Setan Merah goyah. Kereta cepat, yang awalnya tak mampu dihentikan tersebut, tampak melamban dan rusak di beberapa bagian.
ADVERTISEMENT
Penyakit lama United, yakni inkonsistensi, seketika kambuh. Mereka seharusnya paham bahwa mereka ada di jajaran kandidat juara musim ini. Akan tetapi, Lukaku dan rekan-rekannya malah semakin melamban hingga paruh musim menjelang.
Lihat saja di tiga laga akhir, termasuk melawan Huddersfield, Setan Merah hanya mengoleksi satu kemenangan saja, yakni ketika melawan Tottenham Hotspur. Sisanya berakhir dengan angan-angan. Pada waktu yang bersamaan, rival utama mereka, Manchester City dan Chelsea, perlahan menjauh dan semakin mendekati gelar juara.
Manchester City trengginas melibas lawan-lawannya dan terlihat sangat percaya diri. Sama halnya dengan Chelsea yang perlahan tapi pasti mampu kembali mengikuti ritme dan kembali ke jalur perburuan gelar juara.
Jika Anda pendukung United, sudah sepatutnya Anda mulai khawatir. Terlebih, Desember telah mendekat, dan United memiliki beberapa laga krusial yang harus dijalani. Terpeleset artinya gelar juara hanya tinggal harapan semata.
ADVERTISEMENT
United tercatat harus menghadapi partai besar melawan Arsenal dan Manchester City. Belum lagi beberapa klub kuda hitam, seperti Leicester City dan Southampton, bisa jadi ikut meramaikan parade inkonsistensi United.
Pada musim terakhir Mourinho bersama Chelsea, salah satu biang keladi hancurnya The Blues adalah karena pola permainannya yang monoton. Alhasil, Chelsea hancur lebur, bahkan sebelum pertengahan musim.
Kini, Mou seharusnya mulai memutar otak, berinovasi, dan meracik formula alternatif, untuk bisa membawa United tak terlalu terpelanting jauh dari perburuan gelar juara. Mereka terpaut 8 poin dari City. Bila tak ada perubahan, bukan tak mungkin gap poin akan semakin melebar pada bulan ini.
Apakah Setan Merah masih ogah untuk menjadi juara? Tentu tidak. Namun, United butuh usaha ekstra agar penyakit bernama inkonsistensi itu tidak lagi jadi parasit di dalam skuat Iblis Merah. Terlebih, saat ini mereka memiliki skuat yang sangat mungkin untuk bisa menjadi juara.
ADVERTISEMENT
Performa yang fluktuatif, bila dibiarkan, hanya akan membawa United ke kondisi yang lebih mengerikan. Jika itu terjadi, maka tak peduli seberapa bagusnya skuat yang dimiliki, dahaga akan gelar juara bakal sulit untuk diakhiri. So, bukan hanya Chelsea dan City yang harus diwaspadai, tetapi juga inkonsistensi.