Regopantes, Mendigitalkan Petani Kita

Konten dari Pengguna
2 Juni 2018 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ekonomi Digital tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Daniel Tumiwa
Taswanto kini bisa sumringah. Petani Desa Pesalakan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, itu kini bisa menjual langsung hasil pertanian kepada konsumen, tidak lagi melalui tengkulak. Dengan begitu, harga yang diperoleh bisa lebih tinggi dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Adalah aplikasi bernama RegoPantes yang menjadi penghubung antara Taswanto dengan calon pembelinya. Bergabung di Regopantes sejak 21 November 2017, kini Taswanto menjual produk pertanian organik seperti alpukat, manggis, dan aneka jenis pisang lewat aplikasi itu.
Kurang dari tiga bulan jualan di RegoPantes, Taswanto berhasil menjual manggis organik sebanyak 307 kg atau senilai Rp9,36 juta. Ini lebih tinggi 22 persen dibanding ia menjualnya kepada pedagang pengepul. Sedangkan alpokat organiknya terjual 724 kg atau senilai Rp20,99 juta, lebih tinggi 32 %.
Pria berusia 43 tahun ini, sekarang hidup bersama istri dan 3 anaknya. Anak pertamanya sudah kuliah di Universitas Pekalongan Semester 5, anak kedua kelas 5 SD, dan anak ketiganya sekolah TK.
ADVERTISEMENT
***
Adalah Sanny Gaddafi dan teman-temannya di 8Villages yang menciptakan RegoPantes, aplikasi yang menghubungkan langsung petani dengan pembeli.
Sanny galau dengan kenyataan petani Indonesia masih banyak yang hidup miskin. Padahal, sebagai warga negara agraris yang hidupnya bergantung pada hasil pertanian, seharusnya petani Indonesia bisa lebih makmur.
Salah satu jalan keluarnya adalah memutus mata rantai perdagangan produk pertanian. Jika mata rantai itu dapat dipotong, petani bisa menjual dengan harga lebih tinggi, namun konsumen juga masih bisa mendapatkan harga lebih murah.
Melalui aplikasi 8Villages/RegoPantes yang menggabungkan SMS, telepon, dan internet ini, petani dapat menerima informasi tentang merawat lahan, pemberian pupuk, irigasi, masa tanam, bibit dan banyak lagi. Petani juga bisa konsultasi seputar permasalahannya dan akan dijawab oleh pakar pertanian.
ADVERTISEMENT
Selain itu, petani juga bisa melihat produk apa yang sedang laku di pasaran. Saat saya menulis ini, produk yang sedang laris manis: beras varietas menthik wangi susu, alpokat mentega bentuk bulat, manggis, dan salak madu.
Selain menguntungkan petani, calon pembeli juga diuntungkan. Sebab, RegoPantes menerapkan standar kualitas produk. Barang cacat tidak boleh dijual. Kualitas dijamin. Keren kan?
Hingga awal Juni ini, RegoPantes besutan Sanny Gaddafi dan kawan-kawan, telah menjangkau 3.907 petani dan 1.389 konsumen. Terasa masiih kecil, memang, dibanding jumlah petani Indonesia. Mungkin, belum banyak yang tahu tentang aplikasi ini. Bisa juga karena belum banyak petani yang melek digital. Satu yang pasti: potensi agro teknologi masih begitu besar jika mau digarap serius.
ADVERTISEMENT
Inilah yang saya sebut Ekonomi Digital adalah masa depan ekonomi Indonesia. Yuk, #samasamaDanielTumiwa kita ciptakan lingkungan ekonomi digital agar kita bisa bangkit bersama-sama.
Kita ciptakan Taswanto-Taswanto baru yang bisa tersenyum sumringah karena produk pertaniannya kita bisa dijual dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya.
#samasamaDanielTumiwa #PSI11 #EkonomiDigital
Tulisan ini telah dimuat di laman Fanpage Facebook Daniel Tumiwa