Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
5 Fakta Komodo yang Jarang Diketahui
19 September 2020 9:47 WIB
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak tahu komodo? Kadal purba terbesar di dunia ini mampu hidup dengan panjang 3 meter dan berat hingga 68 kg atau lebih. Istilah ‘naga’ melekat pada hewan ini, meskipun tidak mampu terbang dan mengeluarkan api, seperti pada kebanyakan dongeng. Namun, tak perlu memiliki kemampuan itu, komodo tetap terlihat mengagumkan! Treehugger menjelaskan beberapa fakta komodo yang jarang diketahui.
ADVERTISEMENT
Komodo sebenarnya berasal dari daratan Australia
Komodo saat ini memang hanya ditemukan di Pulau Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Menurut jejak rekam fosil, hewan dengan nama resmi Varanus komodoensis ini ternyata melakukan migrasi dari Australia ke kepulauan timur Indonesia, dan tiba di Pulau Flores 900.000 tahun yang lalu.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada jurnal PLOS One tahun 2009, komodo punah dari Australia sekitar 50.000 tahun yang lalu. Kepunahannya diduga hampir bersamaan dengan munculnya manusia di daratan benua Kanguru tersebut. Tak hanya itu, kadal raksasa ini hilang dari semua pulau kecil, dan status populasi saat ini dinyatakan ‘rentan terhadap kepunahan’ oleh the International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Komodo dapat memakan mangsa yang beratnya hampir sama dan memuntahkan ‘pelet lambung’
Tidak hanya ukurannya yang besar, komodo juga buas dan rakus dalam memangsa. Komodo dewasa mampu melahap mangsa yang memiliki berat 80% dari tubuhnya dalam satu kali makan. Setelah pesta besar dan pencernaannya yang lambat, komodo akan bersantai di bawah sinar matahari untuk membantu proses pencernaan berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Setelah makanan dicerna, seekor komodo akan memuntahkan apa yang disebut dengan ‘pelet lambung’. Muntahan ini mengandung tanduk, bulu, gigi, dan bagian lain dari mangsa yang tidak dapat dicerna. Metabolisme yang lambat dan mampu melahap mangsa besar sekali makan, memungkinkan kadal dapat bertahan hidup hanya dengan sekali makan dalam satu bulan.
Komodo betina dapat berkembangbiak tanpa kawin
Pada tahun 2006, sekelompok peneliti memverifikasi bahwa komodo betina dapat bereproduksi secara aseksual melalui proses yang disebut partenogenesis. Jika tidak ada jantan, betina masih bisa bertelur.
Penelitian ini dilakukan pada dua kebun binatang di London yang merawat komodo betina tanpa pasangan. Analisis genetik pada beberapa telur dari cengkeramannya menegaskan bahwa tidak ada jantan yang berkontribusi pada pembuahan. Dengan kata lain, betina adalah ibu dan ayah dari keturunan calon bayi.
ADVERTISEMENT
Komodo terkadang memakan bayinya sendiri
Sungguh menakjubkan bahwa komodo betina dapat berkembangbiak dengan atau tanpa kehadiran jantan. Tetapi, sesuatu yang tidak begitu baik bahwa anak-anaknya mungkin menjadi korban kanibalisme induknya sendiri.
Jika tidak ada mangsa yang tersedia, maka bayinya akan menjadi camilan yang enak untuk makan siang. Oleh karena itu, komodo muda lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon untuk menghindari jalur kadal yang lebih besar.
Komodo senang bermain
Meskipun terlihat buas, menyeramkan, bahkan melakukan kanibalisme, sisi agak menyenangkan komodo adalah suka bermain. Individu yang bahagia telah diamati bermain dengan sekop dan sepatu. Cara individu berinteraksi dengan objek terbukti tanpa agresi atau motivasi untuk makan, dan dapat dianggap bermain.
ADVERTISEMENT