Babon Jantan yang Memiliki Sahabat Betina Lebih Berumur Panjang

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
11 Desember 2020 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekelompok babon. Foto: blende12 from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sekelompok babon. Foto: blende12 from Pixabay
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki pasangan terasa indah, ternyata menjalin romansa bukanlah segalanya. Hubungan platonis dengan lawan jenis tidak hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga anggota kerajaan hewan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Treehugger, sebuah penelitian selama 35 tahun terhadap lebih dari 540 babon di Kenya menemukan, jantan yang membangun ikatan sosial dengan betina cenderung memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi daripada individu yang tidak.
Para peneliti sering percaya ketika jantan bersahabat dengan betina, itu karena alasan reproduksi dan ingin kawin untuk menghasilkan keturunan. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa memiliki teman betina tanpa terlibat perasaan juga dapat meningkatkan umur panjang pada hewan.
Susan Alberts, ketua departemen antropologi di Duke University, mengatakan studinya terinspirasi oleh sejarah panjang dalam ilmu sosial. Fenomena menunjukkan baik pria maupun wanita yang memiliki ikatan sosial kuat biasanya hidup lebih lama daripada orang yang terisolasi secara sosial.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini pola serupa juga ditunjukkan pada sejumlah mamalia lain, seperti primata. Namun, penelitian sebelumnya lebih banyak dilakukan pada hewan betina daripada jantan. Jadi ilmuwan beranggapan belum adanya bukti yang cukup untuk melihat tingkah laku pada primata jantan.
Sebagai bagian dari Proyek Penelitian Babon Amboseli, tim studi mengikuti babon di Taman Nasional Amboseli di Kenya selatan hampir setiap hari sejak awal 1970-an. Mereka melacak kehidupan babon secara keseluruhan, seperti memantau dengan siapa individu bersosialisasi serta bentuk interaksi lainnya.
Ketika babon membutuhkan perawatan, beberapa individu ditemukan duduk berdekatan, saling mencabuti bulu, mencari kutu dan parasit lainnya. Sehingga, anggota ekspedisi menyimpulkan bahwa pola tersebut merupakan bentuk ikatan, perilaku timbal balik untuk mengurangi stres, serta sama-sama membantu menjaga kesehatan.
Sepasang babon. Foto: blende12 from Pixabay

Manfaat ikatan yang kuat

Para peneliti menganalisis data dari 277 jantan dan 265 betina. Mereka melihat ikatan dalam hubungan dengan menghitung seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk merawat teman terdekat. Riset menyimpulkan babon dari kedua jenis kelamin berbeda diuntungkan dengan memiliki ikatan sosial yang kuat.
ADVERTISEMENT
Jantan yang paling terbuka untuk membuka hubungan tanpa status dengan lawan jenis memiliki tingkat kematian 28 persen lebih rendah dibandingkan dengan si pendiam atau introvert.
Pada babon betina, efek memiliki ikatan yang erat bahkan lebih kuat. Betina yang bersahabat dengan sesama betina memiliki tingkat penurunan kematian sebesar 31 persen. Sedangkan betina yang membangun pertemanan dengan jantan, tingkat kematian menurun 37 persen.
“Semakin banyak bukti dari spesies sosial, tidak hanya manusia tetapi juga hewan. Hal ini menunjukkan ikatan sosial yang erat sangat terkait dengan kesehatan dan masa hidup,” kata Alberts.
Alberts menambahkan, pandangan klasik tentang babon jantan mendekati betina hanya untuk bereproduksi ternyata tidak sepenuhnya benar. Strategi sosial didorong karena alasan lain, seperti merawat anak-anak atau hanya sebagai persahabatan biasa.
ADVERTISEMENT
Alberts mengatakan lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk memvalidasi kaitan tersebut dan mencari tahu bagaimana persahabatan memengaruhi masa hidup babon.
“Memahami bagaimana hubungan sosial diterjemahkan ke dalam rentang hidup yang lebih panjang adalah pertanyaan besar, baik bagi manusia maupun hewan,” Alberts mengakhiri.
Kawanan babon di Kenya. Foto: alexstrachan from Pixabay