Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Simbiosis Mutualisme Bekerja pada Beberapa Spesies Hewan dan Tumbuhan?
28 Oktober 2020 16:12 WIB
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Interaksi tidak hanya dilakukan oleh antar individu dengan spesies yang sama, tetapi dapat melibatkan spesies berbeda, bahkan keduanya. Mutualisme merupakan salah satu bentuk simbiosis, yang erat kaitannya dengan hubungan antar spesies, di mana seringkali interaksi dilakukan untuk memberikan manfaat satu sama lain. Dilansir dari National Geographic, berikut ini penjelasan bagaimana simbiosis mutualisme bekerja pada beberapa hewan dan tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Hewan penyerbuk, seperti lebah, kupu-kupu, dan burung kolibri, meminum nektar dari bunga. Tak hanya itu, hewan mengambil serbuk sari dan menyebarkan zat tepung ke tanaman lain. Kegiatan itu membantu tanaman untuk bereproduksi. Strategi penyerbukan tercatat melibatkan 170.000 tumbuhan dan 200.000 spesies hewan, dan berkontribusi pada 35 persen produksi pangan global.
Ajaibnya, beberapa tanaman dan hewan penyerbuk bahkan telah menyesuaikan diri dengan kebutuhan masing-masing secara spesifik. Sebagai contoh, burung kolibri meminum nektar dari bunga tertentu sesuai dengan bentuk paruhnya. Burung kolibri berparuh pedang di Amerika Selatan menggunakan paruh yang lebih panjang dari tubuhnya sendiri untuk mencapai nektar di dalam bunga berbentuk tabung panjang.
Sebaliknya, tumbuhan juga mampu menarik hati hewan. Bunga anggrek lebah sepintas menyerupai lebah betina, sehingga lebah jantan sering terkecoh. Ketika sang jantan mencoba untuk kawin dengan bunga anggrek yang disangkanya merupakan lebah betina, secara otomatis anggrek bereaksi dengan mengeluarkan serbuk sari yang ditujukan pada lebah.
ADVERTISEMENT
Mutualisme fakultatif
Mutualisme fakultatif merupakan simbiosis yang mana organisme dapat bertahan hidup mandiri tanpa ada partner mutualismenya. Meskipun begitu, pada lain kesempatan keberadaanya menguntungkan bagi dirinya sendiri dan organisme lain untuk hidup bersama.
Anggrek lebah sebenarnya mampu membuahi sendiri. Dengan demikian, anggrek tidak membutuhkan pasangan mutualistik. Melalui kemandiriannya tersebut, anggrek dapat digolongkan sebagai tumbuhan yang mampu melewati kondisi mutualisme fakultatif.
Contoh lain ditemukan pada ikan pembersih. Ikan pembersih mendapatkan makanannya dengan mencabut parasit dari mulut dan insang ikan yang lebih besar dan singgah di lingkungannya. Ikan pembersih juga memiliki sumber makanan lain selain parasit, seperti krustasea. Fenomena ini jelas menguntungkan bagi ikan pembersih dan organisme lain yang dibersihkannya. Tetapi, ikan pembersih juga tidak terlalu bergantung padanya, mengingat spesies tersebut mempunyai opsi lain untuk bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, mutualisme wajib atau obligatif merupakan kondisi hubungan saling menguntungkan dan membutuhkan antara satu makhluk hidup dengan yang lainnya. Buah ara dan lebah, masing-masing membutuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Ada sekitar 750 spesies buah ara yang masing-masing bergantung pada lebah tertentu sebagai penyerbuknya.
Siklus hidup dimulai ketika lebah betina bertelur di dalam buah ara dan mati. Ketika larva menetas, larva jantan yang tidak bersayap membuahi betina. Selanjutnya, lebah betina dewasa akan mengunjungi buah ara lainnya untuk mengirimkan serbuk sari dari buah ara sebelumnya untuk memenuhi siklus hidup.
Mutualisme yang menyebar
Beberapa hewan memakan buah dan mengeluarkan atau membuang bijinya. Hewan akan mendapatkan nutrisi, sebaliknya biji mendapat kesempatan untuk tumbuh dengan subur. Burung dan mamalia adalah penyebar benih yang paling umum. Tetapi, hewan lain seperti kadal, jangkrik, dan bahkan siput juga akan melakukan hal serupa.
ADVERTISEMENT
Penyebar benih memakan dan menyebarkan berbagai tanaman. Oleh karena itu, spesies yang memiliki kebiasaan serupa dianggap sebagai hewan penyebar atau kondisi mutualis yang menyebar. Sedangkan, mutualisme spesialis terjadi ketika satu atau kedua organisme memiliki hubungan yang lebih eksklusif.
Satu spesies burung, phainopepla di barat daya AS dan Meksiko, menyebarkan benih mistletoe gurun, yang merupakan tumbuhan parasit. Buahnya yang lengket membuat sulit melewati usus burung. Pada akhirnya, burung harus menyeka bagian belakangnya untuk mengeluarkan biji. Burung itu biasanya membersihkan dahan pohon inang mistletoe, yang memungkinkan benih menempel dan tanaman berkembang biak tepat di tempatnya.
Bagaimana mutualisme berkembang?
Sejak lama tanaman diketahui berkembang biak dengan proses yang disebut anemophily, di mana serbuk sari yang terbawa angin terkadang mendarat di tempat yang tepat. Meskipun begitu, fenomena alamiah itu tidak terlalu efektif. Oleh karenanya, strategi yang lebih baik dikembangkan, yaitu penyerbukan melalui spesies lain.
ADVERTISEMENT
(Baca juga: Burung Kolibri Akan 'Mati Suri' Ketika Malam Dingin )
Penyerbuk serangga awal, seperti kumbang, kemungkinan memakan lebih banyak serbuk sari daripada yang bisa dibawa, sehingga menghambat reproduksi tanaman. Itulah sebabnya tumbuhan mengembangkan nektar, makanan yang manis dan berenergi tinggi. Hewan penyerbuk pada akhirnya datang dan memakan nektar, dan tetap membawa serbuk sari ke tanaman lainnya.
Organisme dengan hubungan mutualistik dapat mengalami apa yang disebut dengan ko-evolusi. Dua spesies mengembangkan sifat baru sebagai respons satu sama lain. Pohon akasia di Amerika Tengah, diduga membuat duri berlubang sebagai tempat semut akasia hidup. Semut kemudian mengembangkan perilaku sebagai bentuk pertahanan, seperti mengerumuni dan menyengat, untuk melindungi pohon dari musuh. Uniknya, spesies pohon akasia lain yang bukan rumah bagi koloni semut tidak memiliki duri berlubang. Pohon menghasilkan bahan kimia sendiri yang melindungi dari pemangsa herbivora.
ADVERTISEMENT