Ditemukan Pinus Tertua di Eropa Berusia Ribuan Tahun

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
30 November 2020 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampakkan pinus Heldreich. Foto: Screen Youtube/Adal TV
zoom-in-whitePerbesar
Penampakkan pinus Heldreich. Foto: Screen Youtube/Adal TV
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tahun 2018, pohon pinus ditemukan di pedalaman Italia yang diduga berusia 1.230 tahun. Sehingga, pinus yang tumbuh di pegunungan terjal itu dinobatkan sebagai pohon tertua di Eropa yang diberi tanggal secara ilmiah.
ADVERTISEMENT
Para peneliti melaporkan penemuan pada jurnal Ecology yang menunjukkan pohon mengalami percepatan pertumbuhan dalam beberapa dekade terakhir. Lingkaran yang lebih besar terlihat pada batang, meskipun banyak pohon di wilayah Mediterania telah mengalami penurunan pertumbuhan.
Penemuan menunjukkan bahwa beberapa pohon dapat bertahan selama berabad-abad bahkan ketika mengalami perubahan iklim yang ekstrim. Pinus purba ini, misalnya, akan berkecambah di periode dingin selama Abad Pertengahan dan kemudian hidup melalui suhu yang jauh lebih hangat, termasuk periode kekeringan.
Tim peneliti mengatakan, menganalisis pertumbuhan pohon selama bertahun-tahun dalam kondisi tidak stabil dapat membantu memahami bagaimana hutan menanggapi perubahan iklim modern.
“Mempelajari pohon yang hidup berabad-abad sangat berharga untuk memprediksi dampak masa depan terkait perubahan iklim pada ekosistem hutan,” kata Maxime Cailleret dari Swiss Federal Institute untuk Penelitian Hutan, Salju, dan Lanskap.
ADVERTISEMENT
Gianluca Piovesan dari University of Tuscia bersama rekannya, menemukan pinus tua Heldreich di lereng berbatu yang curam di pegunungan Taman Nasional Pollino. Meski pohon itu tampak sangat tua, tim segera menyadari bahwa menentukan usia pohon sebenarnya tidak sesederhana melihat cincin pada batang. Faktanya, cincin paling kuno di tengah batang mungkin saja telah hilang.
Penampakkan pinus Heldreich. Foto: Screen Youtube/Adal TV
Para ilmuwan lalu dibuat kewalahan dalam memprediksi usia pohon, karena bagian dalam kayunya seperti debu. Tetapi angin segar muncul ketika akar pohon memiliki bentuk yang lebih baik. Sehingga, anggota ekspedisi memutuskan untuk mengungkap usia pohon menggunakan metode baru dengan menggabungkan beberapa teknik yang telah ada.
Sampel penanggalan radiokarbon dari akar pohon memungkinkan para peneliti menentukan kapan pohon berkecambah. Kemudian menghitung pertumbuhan cincin pada sampel akar dan batang untuk mengungkap misteri tahun-tahun yang telah hilang dari batang.
ADVERTISEMENT
Kawasan hutan memang telah banyak dieksploitasi oleh manusia karena diubah untuk lahan pertanian dan pembangunan. Namun, daerah terpencil tempat pinus kuno itu berada, modernisasi tidak mencapai wilayah karena lanskap yang keras dan sulit diakses.
Taman Nasional Pollino merupakan rumah bagi ribuan Heldreich, tetapi kebanyakan baru mencapai usia 500 dan 600 tahun. Tim hanya melihat tiga pohon yang kemungkinan berusia lebih dari satu milenium atau seribu tahun.
Meskipun sebagian hutan telah gugur di wilayah yang sama karena perubahan iklim, untungnya itu bukanlah kemunduran bagi pepohonan purba. Piovesan dan rekannya menemukan bahwa pinus tua tumbuh subur. Hal itu diketahui setelah cincin yang lebih lebar tumbuh dalam dua dekade terakhir. Pohon diduga memiliki strategi adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa alasan mengapa nasib baik berpihak pada pinus purba. Kondisi topografi pegunungan tinggi memiliki iklim yang bersifat lokal, di mana suhunya tetap lebih dingin sepanjang waktu. Lebih jauh lagi, biologi pohon memungkinkan pinus tua hidup panjang umur bagaikan kekal abadi.
Contoh lain dapat ditemukan di tanah Amerika Serikat. Pohon sequoia dan redwood juga bisa hidup selama ribuan tahun. Selain itu, tumbuhan runjung yang tumbuh lambat juga diketahui hidup lama, sehingga runjung resilien terhadap peristiwa ekstrim seperti kekeringan dan badai.
“Pohon tua biasanya akhirnya mati karena gangguan dari luar, seperti angin kencang,” kata Di Filippo, anggota tim riset, mengakhiri.
Penampakkan pinus Heldreich. Foto: Screen Youtube/Adal TV