Konten dari Pengguna

Kutu Daun Mengorbankan Dirinya untuk Memperbaiki Sarang

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
11 September 2020 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses Penutupan Sarang Kutu Daun Muda. Foto: Screen Youtube Science News
zoom-in-whitePerbesar
Proses Penutupan Sarang Kutu Daun Muda. Foto: Screen Youtube Science News
ADVERTISEMENT
Renovasi rumah tidak pernah mudah. Tak hanya manusia, kerajaan hewan juga membutuhkan upaya ekstra untuk melakukan perbaikan tempat tinggalnya, agar merasa aman dan terhindar dari predator.
ADVERTISEMENT
Beruntunglah kita bukan seekor kutu muda, yang kerap kali mengorbankan dirinya untuk memperbaiki sarang. Melansir dari Science News for Students, berikut proses renovasi sarang kutu daun muda yang berujung kematian bagi para tentaranya.
Nipponaphis monzeni adalah kutu kecil Asia Timur, yang membuat sarangnya di pohon hazel pada musim dingin. Koloni serangga yang terdiri dari ratusan hingga ribuan akan berbagi gumpalan tertutup bercangkang keras yang disebut dengan empedu. Beberapa spesies serangga akan membujuk pohon untuk mengeluarkan empedu, sebagai upaya melindungi kelompoknya. Namun, nahas, terkadang ular predator akan mengunyah dinding yang didiami oleh kutu daun atau beberapa serangga lainnya.
Saat predator datang, kawanan kutu membagi beberapa tugas. Ada yang mengerumuni dan menyengat si penyusup, sedangkan yang lain kembali menambal lubang. Para prajurit muda menggunakan cairan berasal dari bulu kecilnya untuk memperbaiki lubang di dinding empedu. Penelitian menunjukkan, tentara muda yang gugur, hanya berukuran setengah milimeter.
ADVERTISEMENT
Takema Fukatsu, seorang ahli biologi evolusi dari National Institute of Advanced Industrial Science and Technology, di Tsukuba, Jepang, memberi keterangan, kutu memiliki sepasang bukaan di dekat ujung belakang tubuh, yang disebut cornicles. Para prajurit mengeluarkan sekumpulan zat lemak putih dan senyawa lainnya. Selanjutnya, kutu menggunakan cairan lengket ini untuk membantu menutup lubang, persis seperti plester.
Kisah sedih terkadang dialami oleh beberapa prajurit yang rela mempertaruhkan nyawanya. Seringkali, kutu daun ditemukan tersangkut di tambalan pengeras dan mati disana. Beberapa binasa ketika terdampar di luar empedu. Sedangkan sisanya, melepaskan begitu banyak cairan yang akan menutupi sepertiga ukurannya, sehingga cepat atau lambat para prajurit tewas di tempat.
Lemak tersebut biasanya akan tetap berada pada tubuh kutu dan siap dikeluarkan ketika dibutuhkan. Lemak berasal dari sel yang juga menyimpan enzim, dan berfungsi sebagai “plester” sarang sampai hewan ini bersedia menyemprotkannya ke luar tubuh. Proses ini sangat cepat dilakukan. Seekor tentara kutu melepaskan sekitar 0,01 hingga 0.03 mikroliter cairan lengket dalam sekali lepasan. Setetes demi setetes, para tim dapat mengorek lubang seukuran kepala peniti dalam waktu 30 menit.
ADVERTISEMENT
Nipponaphis monzeni bukan satu-satunya spesies yang memanfaatkan bagian tubuhnya sebagai alat pertahanan. Hal serupa ditemukan pada kutu daun kubis (Brevicoryne brassicae). Spesies ini membangun racun mustard di dalam tubuh.
Kawanan akan menghancurkan atau menggigit salah satu tentara untuk melepaskan racun yang berbahaya. Senyawa juga berfungsi sebagai tanda pengingat bagi kutu daun lainnya, serta mengembangkan senyawa kimia sebagai pertahanan secara mandiri.
Kutu Daun Muda Memperbaiki Sarang. Foto: Screen Youtube 朝日新聞社