Mitologi Burung Hantu Melekat pada Beberapa Bangsa Kuno

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
24 September 2020 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seekor Burung Hantu. Foto: jeanvdmaulen from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Burung Hantu. Foto: jeanvdmaulen from Pixabay
ADVERTISEMENT
Burung hantu yang misterius dan cantik menarik untuk dipelajari, baik secara ilmiah, maupun mitos yang mengakar kuat pada beberapa kelompok masyarakat.
ADVERTISEMENT
Manusia seringkali takut karena beberapa fakta burung hantu, apakah matanya yang besar, kepalanya dapat diputar, atau burung hantu memang bepergian pada malam hari dan mengeluarkan suara menyeramkan, namun sebenarnya memiliki arti (Baca juga: Ternyata Suara Burung Hantu Memiliki Arti)
Oleh karena itu, banyak orang dan budaya mengasosiasikannya dengan kegelapan, sesuatu yang negatif, dan misteri. Di sisi lain, hewan ini memiliki arti yang positif, seringkali dilambangkan dengan kebijaksanaan. Melansir dari Owl Pages, berikut ini mitologi burung hantu yang terkenal pada beberapa bangsa kuno di dunia.

Burung hantu dalam cerita bangsa Yunani

Kepercayaan Yunani kuno, Athene, sebagai Dewi Kebijaksanaan, terkesan dengan mata besar dan penampilan yang menenangkan pada burung hantu. Sesaat setelah mengusir burung gagak yang nakal, Sang Dewi menghormati si burung malam dan menjadikannya sebagai hewan favorit di antara makhluk berbulu.
ADVERTISEMENT
Burung hantu Athene (Athene noctua) adalah burung hantu berukuran kecil, yang dilindungi dan mendiami Acropolis dalam jumlah besar. Burung hantu diyakini membawa cahaya batin bersifat magis, yang memberikan penglihatan malam bagi spesies ini.
Sebagai simbol Athena, burung hantu merupakan sosok pelindung, menemani tentara Yunani berperang, dan memberikan inspirasi ornamen pada kehidupan bangsa ini. Jika burung hantu terbang di atas para prajurit Yunani sebelum pertempuran, mereka menganggapnya sebagai kemenangan. Athene noctua juga 'mengawasi' perdagangan dengan munculnya figur burung hantu di koin bangsa Yunani.

Burung hantu dalam cerita bangsa Romawi

Pada cerita bangsa Romawi awal, seekor burung hantu mati yang dipakukan di pintu rumah, pertanda untuk menghindari kejahatan dan kematian seseorang. Bangsa ini percaya bahwa kematian Julius Caesar, Augustus, Commodus Aurelius, dan Agripa diprediksi oleh seekor burung hantu.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, cerita lain juga menyebutkan bahwa burung hantu dapat memperingati bencana yang akan terjadi pada para tentara Romawi, tepatnya sebelum kekalahannya di Charrhea, di dataran antara sungai Efrat dan Tigris. Hal ini didukung oleh Artemidorus, seorang peramal abad kedua, yang menafsirkan mimpi burung hantu berarti seorang musafir akan karam atau dirampok. Takhayul Romawi lainnya adalah penyihir berubah menjadi burung hantu, kemudian menghisap darah bayi.

Burung hantu dalam cerita rakyat Inggris

Dalam dunia kesusastraan Inggris, burung hantu jenis barn owl memiliki reputasi menyeramkan karena merupakan burung kegelapan, dan kegelapan selalu diartikan dengan kematian.
Selama abad ke-18 hingga ke-19, penyair Robert Blair dan William Wordsworth, menyebut spesies ini sebagai “burung malapetaka”. Selama beberapa periode, hewan yang memiliki nama lain tyto alba dipercaya membawa pesan kematian jika melewati jendela milik orang yang sedang sakit.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kematian, mistis barn owl menyangkut ramalan cuaca, dimana orang Inggris meyakini, kemunculan burung hantu yang melengking selama cuaca buruk akan membawa badai datang. Takhayul lainnya, ketika orang berjalan mengelilingi burung hantu yang sedang berada di pohon, maka burung akan menoleh dan mengawasi orang tersebut sampai mencekik lehernya sendiri.
Bagi dunia medis, burung hantu memiliki peran yang membantu pada masyarakat Inggris tradisional. Telur burung hantu dapat mengganti peran serupa alkohol. Telur burung dimasak hingga berwarna abu, dan digunakan sebagai ramuan untuk meningkatkan penglihatan. Selain itu, kaldu burung hantu diberikan kepada anak yang menderita batuk.

Burung hantu dalam cerita suku Indian Amerika

Suku Indian memiliki kepercayaan yang beragam tentang kehadiran burung hantu di lingkungan mereka. Menurut legenda, ukiran yang menyerupai burung ini ditempatkan di atas batu sebagai pelindung dari ‘setan air’ dan monster yang dapat menarik seseorang ke dalam air. Selain itu, burung hantu di atas batu mungkin juga menunjukkan kepemilikan suatu lokasi.
ADVERTISEMENT
Orang Indian Hopis percaya ketika mereka melihat burung hantu yang sedang menggali, maka itu diartikan sebagai dewa kematian. Burung hantu tersebut disebut dengan "ko’ko" yang berarti "penjaga kegelapan".
Suku Inuit percaya bahwa burung hantu telinga pendek merupakan reinkarnasi dari seorang gadis muda yang kemudian secara ajaib menjadi burung hantu paruh panjang. Orang Inuit melihat burung hantu ini sebagai sebuah ketakutan dam mampu terbang kesamping rumah mereka dengan meratakan wajah dan paruhnya.
Orang Indian Kwakiutl yakin bahwa burung hantu adalah jiwa manusia, oleh karena itu tidak boleh disakiti. Ketika seekor burung hantu dibunuh, maka sang pembunuh juga akan segera mati.
Masyarakat Menominee percaya bahwa siang dan malam diciptakan setelah adu mulut antara burung bantu saw-whet dan seekor kelinci. Pada akhirnya, kelinci menang dan memilih siang hari, tetapi membiarkan waktu malam bagi burung hantu yang kalah.
ADVERTISEMENT