Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sekuntum mawar merah sudah biasa. Bagaimana jika sekuntum bunga bangkai ada di Bekasi? Bukan sulap bukan sihir, bunga bangkai ini tumbuh di Rumah Perubahan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Armophophallus Titanum --nama ilmiah bunga bangkai ini-- sudah tumbuh sejak awal bulan Juni. Namun, keberadaan tanaman ini telah ada sejak tahun 2014.
Awal mula wujud bunga ini berupa pohon agak kecil yang memiliki batang tunggal dan daun berwarna hijau, sekilas mirip dengan pohon pepaya. Tingginya sekitar 1.5 meter sampai 2 meter. Hal tersebut disebut proses vegetatif.
Dhyan Surya, selaku Marketing Rumah Perubahan mengatakan, bunga bangkai mengalami dua fase dalam hidupnya vegetatif dan generatif. Setelah proses vegetatif selesai, tanaman ini berubah menjadi proses generatif --proses menjadi bunga bangkai.
“Setelah proses vegetatif selesai, tim lapangan langsung meneliti, apakah umbi tanaman bunga bangkai bisa berkembang menjadi bunga atau tidak,“ kata Dhyan saat ditemui di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
[Baca juga: Mengapa Belalang Kembara Terbang Bergerombol? ]
Tanaman bunga bangkai di Rumah Perubahan bukan kali pertama mekar. Sebelumnya, pada Februari 2016, bunga bangkai menghiasi taman Rumah Perubahan. Saat itu, warga berbondong-bondong untuk menyaksikan secara langsung bunga langka ini.
Di tahun yang sama, bunga ini kembali muncul pada Mei 2016. Akan tetapi, bukan jenis titanum, melainkan “kakak” titanum bernama Armophophallus Gigas.
“Yang besar itu pohonnya, bisa lebih dari 2-5 meter. Pas jadi bunga malah lebih kecil dibandingkan dengan yang titanum,” kata Dinar Wulandari, Humas Rumah Perubahan.
Proses vegetatif gigantis tidak berbeda jauh dengan titanum, memakan waktu 2-3 tahun untuk tumbuh. Setelah itu memasuki proses generatif, tergantung umbi dapat berkembang atau tidak menjadi tahap generatif.
ADVERTISEMENT
“Jika umbi diketahui dapat berkembang (menjadi bunga), kita langsung memindahkannya ke pot yang besar agar tidak ada tanaman atau hewan parasit di sekitar bunga,” kata Dhyan.
[Baca juga: 7 Hewan Albino Paling Menarik di Dunia ]
Saat proses generatif, bunga bangkai sebaiknya ditempatkan di tempat yang lembab. Tidak dingin mau pun tidak terlalu panas.
Pada saat bunga mulai mekar, bunga bangkai hanya dapat bertahan hidup selama 8 jam. Setelah 8 jam, bunga bangkai akan mati.
Hidup yang sangat singkat.
Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga bangkai pun juga khas. Tidak seperti bau sampah di Bantargebang.
“Baunya itu beda, tidak seperti bau bangkai yang orang-orang tahu. Seperti bau tanaman yang sudah membusuk,” tutur dia.
ADVERTISEMENT
[Baca juga: 5 Lafaz Allah yang Pernah Ditemukan ]
Sementara itu, Dinar menambahkan, semua bibit bunga bangkai yang tersebar di Rumah Perubahan sejumlah 60. Bibit ini didapatkan ketika Rhenald Kasali --pendiri Rumah Perubahan-- saat berkunjung ke Sumatera. Rhenald diberi bibit bunga langka oleh rekannya.
Selain Armophophallus Titanum dan Armophophallus Gigas, dua jenis bunga bangkai lainnya yaitu Armophophallus Konjac (bunga bangkai mini) dan Rafflesia Arnoldi. Dua bunga bangkai tersebut masih dalam proses vegetatif. Bahkan, Rafflesia arnoldi setidaknya membutuhkan 10 tahun untuk vegetatif.
[Baca juga: 10 Temuan Penting Spesies Baru di Dunia ]
Rumah Perubahan merupakan wadah pengabdian masyarakat yang didirikan oleh Prof. Rhenald Kasali, PhD. Dalam luas satu hektare, di Rumah Perubahan terdapat konservatif mini beberapa tanaman. Rumah ini mengusung kewirausahaan sosial yang memberikan dampak positif bagi sekitarnya.
ADVERTISEMENT