Konten dari Pengguna

Gunung Merbabu: Cerita Pendakian dan Kerinduan yang Selalu Menggebu

Debora Felencia Natalia
budak corporate di salah satu pabrik Wings di Bekasi. tugas utamanya adalah menganalisa produk yang akan dijual dipasaran supaya baik untuk kamu. soon akan menjadi ahli food technology, bantu aminkan ya.
30 Oktober 2023 17:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Debora Felencia Natalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menikmati Golden Sunrise Menuju Puncak Gunung Merbabu. Foto: dok. pribadi/deborafelencianatalia
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati Golden Sunrise Menuju Puncak Gunung Merbabu. Foto: dok. pribadi/deborafelencianatalia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gunung Merbabu secara administratif masuk ke dalam tiga wilayah kabupaten yaitu, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Semarang, di Provinsi Jawa Tengah. Gunung Merbabu masuk ke dalam jajaran gunung tertinggi keempat di Jawa Tengah. Gunung ini sendiri memiliki ketinggian 3142 meter di atas permukaan laut (MDPL).
ADVERTISEMENT
Gunung Merbabu selalu populer karena banyak unggahan milik pengguna media sosial yang memperlihatkan indahnya sabana yang membentang luas ada di sana. Tak jarang di hari libur nasional, bahkan hari biasa, banyak pendaki yang mencoba menengok gunung cantik ini.
Memiliki lima jalur resmi pada pendakian Gunung Merbabu, di antaranya ada via Selo (Boyolali), Suwanting (Magelang), via Wekas (Magelang), via Cunthel (Semarang), dan yang terakhir via Thekelan (Semarang).
Jalur pendakian yang saya lalui saat itu melalui Selo. Rute pendakian akan melewati lima pos sebelum sampai ke puncak Gunung Merbabu. Untuk diketahui, pendakian melalui Selo tidak tersedia sumber air dari pos pertama hingga puncak. Jadi para pendaki dianjurkan untuk membawa kebutuhan air yang cukup dari basecamp.
ADVERTISEMENT
Dari basecamp menuju pos 1 (Dok Malang) waktu yang perlu ditempuh sekitar 120 menit perjalanan. Jalur ini bisa dibilang landai namun terasa sangat jauh. Pada saat mendaki memang tidak terasa jauh, namun ketika turun melalui jalur ini barulah terasa kalau jalur ini sangat jauh ditempuh.
Pos 1 Dok Malang. [dok.pribadi/deborafelencianatalia]
Pos 1 ini bisa digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju pos 2 yang bisa ditempuh sekitar 120 menit pula.
Jalur yang akan dilalui menuju pos 2 (Pandean) ini terbilang cukup berat karena di sepanjang perjalanan, jalur pendakian yang akan ditemui berupa tanjakan terjal yang licin serta berbatu. Namun tidak perlu khawatir, jika lelah saat mendaki, para pendaki bisa sambil menikmati hutan hujan tropis di kiri dan kanan yang cukup rindang dan sejuk.
Pos 2 Pandean. [dok.pribadi/deborafelencianatalia]
Setelah sampai di pos 2, kembali melanjutkan perjalanan menuju pos 3 (Watu Tulis). Jarak yang ditempuh relatif tidak lama yaitu sekitar 45 menit. Selama perjalanan menuju pos 3, pendaki sudah bisa menemukan jalur pendakian yang sudah lebih terbuka.
ADVERTISEMENT
Pos 3 (Watu Tulis) menjadi tempat yang banyak diminati para pendaki untuk mendirikan tenda. Selain datar, lokasinya cukup luas serta kondisi angin yang masih tergolong aman. Bahkan jika beruntung, pendaki bisa secara langsung menikmati gagahnya Gunung Merapi dari pos 3 ini.
Pos 3 Camping Ground (Watu Tulis). [dok.pribadi/deborafelencianatalia]
Biasanya, waktu yang pas untuk bisa ke puncak gunung adalah pada pagi hari sambil menikmati matahari yang baru terbit timur. Pendakian kembali dimulai saat angin malam masih berhembus dengan kencang.
Untuk bisa sampai ke pos 4 (Sabana 1) memakan waktu tempuh sekitar 60 menit perjalanan. Jalur yang akan dilalui pun cukup terbilang berat, sebagian besar jalurnya adalah berupa tanah merah yang licin ketika hujan, ketika kemarau akan penuh dengan debu.
ADVERTISEMENT
Walaupun melalui jalur yang sulit, pos ini terletak di sebuah sabana yang sangat luas, yang menjadikannya tempat beristirahat sejenak para pendaki sambil merasai Gunung Merapi dari kejauhan. Keindahan alamnya yang ajaib membuat siapapun orang yang berkesempatan untuk menikmati langsung, merasa tenang dan nyaman.
Pemandangan Gunung Merapi dari Kejauhan. [dok.pribadi/deborafelencianatalia]
Pendakian selanjutnya adalah menuju pos terakhir yaitu pos 5 (Sabana 2) tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai di sini, hanya sekitar 45 menit saja dengan tempo santai. Di pos ini memiliki sabana yang amat luas dan tidak kalah cantiknya dengan pos 4 (Sabana 1). Jalur yang dilalui cukup terjal namun tidak seterjal antara pos 3 menuju pos 4.
Di sinilah tempat favorit para pendaki menikmati matahari terbit ditemani gagahnya Gunung Merapi yang terus mengeluarkan asap dari kawahnya pasca erupsi Maret 2023 silam. Perpaduan gradasi oranye, merah muda dan biru menyejukkan pasang mata yang menikmatinya dengan mata telanjang.
Menikmati Golden Sunrise Menuju Puncak Gunung Merbabu. Foto: Dok. Pribadi
Perjalanan selanjutnya adalah menuju puncak. Jalur pendakian menuju puncak berada di tempat yang lebih terbuka, sehingga angin akan terasa sangat kencang. Dari Sabana 2 menuju puncak memakan waktu tempuh kurang lebih 60 menit dengan jalur yang menantang dan terasa sangat jauh seperti awal pendakian dari basecamp menuju pos 1.
ADVERTISEMENT
Walaupun lelah saat di tengah perjalanan, pendaki akan dimanjakan dengan berbagai pemandangan yang sangat menakjubkan. Hamparan sabana yang luas, lautan awan ikut menemani, serta dari kejauhan tampak Gunung Merapi di sana.
Gunung Merapi dari Puncak Gunung Merbabu. [dok.pribadi/deborafelencianatalia]
Melalui jalur Selo, di atas puncak terdapat puncak Triangulasi dengan ketinggian 3.142 MDPL dan puncak Kenteng Songo dengan ketinggiannya 3.122 MDPL.
Dari kedua puncak ini pendaki bisa menyaksikan langsung pemandangan Gunung Merapi tanpa halangan apa-apa. Tidak hanya Gunung Merapi, tetapi juga ada Gunung Slamet, Sindoro, Sumbing serta Prau.
Puncak Triangulasi, Gunung Merbabu. [dok.pribadi/deborafelencianatalia]
Dari atas puncak Triangulasi, pendaki memanfaatkan waktu untuk berfoto ria dengan latar lautan awan atau Gunung Merbabu yang gagah. Tak jarang pendaki lainnya yang hanya duduk-duduk santai sambil memakan makanan bawaan dari bawah.
ADVERTISEMENT
Saat ini, per tanggal 27 Oktober 2023 lereng hutan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu mengalami kebakaran besar yang mencakup 400 hektare di wilayah Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Magelang.
Hal ini diduga disebabkan dari kondisi semak belukar dan padang rumput atau sabana di lereng Gunung Merbabu yang cukup tebal serta mengering akibat cuaca yang terik belakangan ini, saling bergesekan satu dengan lainnya.
Ditambah lagi dengan angin kencang yang berembus tidak tentu arah juga sangat mempengaruhi api cepat meluas dari titik awal diketahui, yaitu 1 resort Kopeng, Kecamatan Getasan, hingga merembet ke Boyolali.
Terkait dengan kebakaran Gunung Merbabu, seluruh jalur pendakian ditutup sampai dengan batas waktu yang belum dapat ditentukan, per tanggal 28 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
Karena pada dasarnya Tuhan sudah menghadiahkan alam semesta yang luar biasa menakjubkan, salah satu cara untuk memberi rasa syukur tersebut adalah dengan membawa turun kembali sampah yang semula dibawa.
Patuhi peraturan yang sudah dibuat oleh Taman Nasional Gunung Merbabu, karena tujuan akhir dari mendaki bukanlah mencapai puncak tertinggi, tapi sampai di rumah dengan selamat.
Tidak lupa untuk mari bersama-sama saling mendoakan semoga kebakaran di Gunung Merbabu lekas padam supaya kita semua masih bisa menikmati betapa indahnya gunung ini.