news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gunung Gede Pangrango

DELFIN DAFFA PEBRIAN
Mahasiswa Teknik Telekomunikasi Semester 2 di Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
3 Juli 2022 14:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DELFIN DAFFA PEBRIAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 5 September 2021 saya dan teman saya melakukan pendakian ke Gunung Gede Pangrango, ditemani dengan paman teman saya dan juga kakak saya. Sebelum berangkat kami mempersiapkan terlebih dahulu apa saja yang perlu dipersiapkan seperti logistik, tenda, carrier atau tas gunung, kompor portable dan nesting, gas portable, sleeping bag, pakaian ganti, jas hujan, sepatu gunung dan sandal gunung serta beberapa perlengkapan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Kami berangkat pada hari sabtu tanggal 5 September 2021 sekitar jam 2 pagi WIB, berangkat dari Tambun, Bekasi menggunakan minibus yang dikemudikan oleh teman saya, kami berangkat menuju lokasi pendakian melewati tol Bekasi Timur yang kemudian menuju ke Puncak Bogor selama sekitar 4 jam. Kami sampai di basecamp pendakian Cibodas sekitar jam setengah 5 pagi, dan memarkirkan mobil terlebih dahulu, setelah itu kami melakukan istirahat salat dan makan sebelum melakukan pendakian pada jam 6 pagi.
Foto Gunung Gede Pangrango by Delfin Daffa Pebrian
Pendakian kali ini kami memakai jasa calo legal di sekitar tempat pendakian agar lebih mudah untuk mengurus registrasi pendakian Gunung Gede Pangrango, harga tiket pendakian sekitar Rp 70.000 per orang lebih mahal dari registrasi melalui web resmi Gunung Gede Pangrango. Pendakian berlanjut menuju shelter Telaga Biru melewati daerah berbatuan yang cukup menanjak dan menguras tenaga.
ADVERTISEMENT
Di sini juga terdapat beberapa wisatawan yang ingin menuju Curug Cibeureum karena letaknya yang berada di bawah kaki gunung Gede Pangrango sehingga perjalanan menuju shelter Telaga Biru antre karena padatnya pengunjung di kawasan wisata Gunung Gede Pangrango. Setelah melewati daerah bebatuan kami menuju Rawa Panyangcangan yang merupakan persimpangan menuju puncak Gunung Gede dan wisata air terjun Cibeureum. Selanjutnya kami menuju Rawa Denok 1 dan 2 dengan melewati jembatan yang terbuat dari batu-batu beton yang tersusun rapi sehingga memudahkan para pendaki untuk melewatinya.
Dari kejauhan juga tampak view Gunung Gede Pangrango yang begitu gagah dan indah.
Puncak Gunung Gede by Delfin Daffa Pebrian
Kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju pos Batu Kukus 1, 2, dan 3 di mana track menuju pos tersebut berupa bebatuan yang begitu padat dan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang serta udara yang begitu segar. Perlu diketahui Gunung Gede Pangrango memiliki 3 jalur pendakian.
ADVERTISEMENT
Pertama, Cibodas yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Cibodas. Kedua, Putri yang terletak di daerah Cipanas, Jawa barat dan yang ketiga Salabintana terletak di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Gunung Gede Pangrango juga ramah untuk siapa saja karena track yang tidak begitu curam sehingga menjadikan salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Barat untuk para pendaki pemula maupun wisatawan.
Puncak Gunung Gede by Delfin Daffa Pebrian
Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju shelter Kandang Batu, di shelter Kandang Batu bisa digunakan untuk mendirikan tenda karena di sini terdapat beberapa pedagang, dan memiliki tanah yang cukup rata sehingga cocok untuk mendirikan tenda. Setelah beristirahat kami pun bergegas menuju shelter Kandang Badak yang berada diketinggian 2400 Mdpl. Di shelter ini juga sangat cocok untuk bermalam karena terdapat mata air, toilet umum, musala dan juga beberapa pedagang, di shelter ini pula mampu menampung puluhan tenda pendaki. Perlu diketahui juga di shelter Kandang Badak terdapat 2 jalur yaitu menuju puncak Gunung Gede dan puncak Gunung Pangrango. Kami pun memilih untuk menuju puncak Gunung Gede seperti tujuan awal kami.
ADVERTISEMENT
Perjalanan menuju puncak Gunung Gede harus melewati beberapa tanjakan yang tinggi, sehingga dibutuhkan tenaga yang ekstra untuk mencapainya. Pertama kami melewati tanjakan Setan di mana tanjakan ini memiliki kemiringan hampir 70 derajat. Tetapi tidak perlu khawatir karena sudah disediakan tali untuk memanjat.
Setelah melewati tanjakan setan kami harus melewati tanjakan Rante yang mana di tanjakan ini memiliki track pasir yang dikelilingi jurang, di sini dapat terlihat dengan jelas puncak Gunung Gede dan puncak Gunung Pangrango. Di sebelah kiri dapat terlihat kawah dari Gunung Gede dan di sebelah kanan terlihat Sabana Surya Kencana yang sangat indah.
Foto Bersama Kelompok Pendakian by Delfin Daffa Pebrian
Setelah berjalan beberapa jam akhirnya kami sampai di puncak Gunung Gede sekitar pukul setengah 5 sore, kami beristirahat sejenak sembari menikmati pemandangan dari atas dan berfoto di tugu puncak Gunung Gede bersama. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Sabana Surya Kencana untuk mendirikan tenda karena kami akan bermalam di sana. Sesampainya di sana kami disuguhkan dengan pemandangan sabana yang hijau dan luas serta dikelilingi dengan bunga Edelweiss yang cantik.
ADVERTISEMENT
Di kawasan Alun-alun Surya Kencana dapat menampung ratusan tenda karena memiliki luas lebih dari 50 hektar dan beberapa sumber mata air. Setelah bermalam di sana esok harinya kami menikmati pemandangan serta udara yang segar sembari sarapan pagi dan berfoto bersama bunga Edelweiss yang merupakan bunga yang tumbuh di daerah dataran tinggi khususnya di pegunungan.
Foto bersama Edelweiss by Delfin Daffa Pebrian
Selanjutnya, kami membereskan tenda dan juga merapikan kembali peralatan untuk bergegas pulang. Kami akan turun dari puncak Gunung Gede melewati jalur Putri yang didominasi dengan track tanah. Kami sampai di basecamp Putri pada hari minggu sekitar jam 2 siang. Beristirahat sebentar dan melanjutkan perjalanan menuju Bekasi menggunakan mobil pribadi.