Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kritik Sastra Pada Novel "Mahabharata" Bab 24: Sumpah Setia Krishna
20 Juni 2024 15:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Deni Maldini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salwa menyerang Dwaraka
ADVERTISEMENT
Salwa sangat marah ketika mendengar berita terbunuhnya Sisupala oleh Krishna pada waktu upacara besar rajasuya yang diadakan Yudhistira di Indraprastha. Sebagai teman sejati yang ingin membalas dendam atas kematian Sisupala, Salwa dan pasukannya menyerang Dwaraka, ibukota kerajaan Krishna. Ketika itu Krishna masih berada di Indraprastha dan semua urusan sehari-hari kerajaan dilaksanakan oleh Ugrasena. Walaupun sudah lanjut usia, dengan sekuat tenaga Ugrasena mempertahankan ibukota Dwaraka dari serangan Salwa. Tetapi... pertahanan sekokoh itu tak mampu menahan serangan balatentara Salwa yang perkasa dan bersenjata lengkap. Serangan mereka begitu hebat sehingga ibukota Dwaraka rusak berat. Ketika kembali, Krishna sangat kaget dan marah melihat ibukota Dwaraka telah dihancurkan balatentara Salwa. Ia lalu mengerahkan kekuatan yang ada untuk membalas serangan Salwa.
Janji setia Krishna
ADVERTISEMENT
Krishna sangat terharu dan mencoba menghibur Draupadi yang menangis tersedu-sedu. Katanya, “Mereka yang telah menghinamu kelak akan binasa dalam perang besar yang penuh pertumpahan darah. Hapuslah air matamu! Aku berjanji, segala penghinaan yang menimpamu akan dibalas setimpal. Aku akan menolong Pandawa dalam segala hal. Engkau pasti akan menjadi permaisuri Raja-diraja Yang Agung. Langit boleh runtuh, Gunung Himalaya boleh terbelah, bumi boleh retak, lautan boleh kering, tetapi kata-kataku ini akan kupegang teguh! Aku bersumpah di hadapanmu.”
Demikianlah Krishna bersumpah di hadapan Draupadi, seperti dinyatakan dalam kitab-kitab suci, “Demi melindungi kebenaran, dimusnahkanlah kejahatan. Demi memegang teguh dharma, aku dilahirkan ke dunia dari abad ke abad.”
Penulis berharap dengan adanya kritik sastra ini menjadi sudut pandang yang bermutu bagi yang membaca termasuk untuk semua kalangan.
ADVERTISEMENT