Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
5 Daftar Mimpi Buruk Saya, Dikejar Kecoak hingga Diselingkuhi Pacar
17 November 2020 16:03 WIB
Tulisan dari Denia Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Entah mulai dari kapan saya terbiasa mencatat mimpi-mimpi yang saya alami. Tiap kali saya terbangun dari mimpi, saya akan mencatatnya di handphone atau jurnal harian. Apabila tidak sempat meraih dua barang tersebut karena terburu-buru, saya akan terus bergumam sambil mandi agar tidak lupa.
ADVERTISEMENT
Jika bergumam sambil mandi itu membantu, saya akan langsung menceritakannya pada orang yang saya temui pertama kali di hari itu. Jika mereka bertanya lebih jauh biasanya saya langsung lupa, jadi enggak seru lagi. Ya, apa boleh buat, namanya juga manusia.
Apalagi makin bertambahnya umur saya merasa kemampuan ingatan saya berkurang, karena itu juga saya suka lupa mencatat mimpi-mimpi tersebut. Pokoknya dokumentasinya amburadul. Tetapi tentu ada beberapa mimpi yang saya ingat, bahkan ada mimpi dari 3-4 tahun lalu yang masih bisa saya ceritakan ulang. Sayangnya, yang saya ingat itu mimpi buruk.
ADVERTISEMENT
Misalnya, waktu pertama kali pacaran. Mantan saya saat itu—sebut saja si nomor satu. Kami kawan sejak di bangku TK dan tinggal di satu kompleks yang sama.
Pokoknya dia orang yang pertama kali bikin saya semangat tiap kali main di lapangan basket kompleks dan bikin saya cemas ketika ia berkunjung ke rumah untuk mengembalikan komik sewaan dari perpustakaan garasi saya.
Singkat cerita, tiba-tiba saja kami akrab. Dua remaja yang percaya sudah mengenal dunia lebih luas hanya karena baru bisa mengendarai motor dan dibolehkan pulang sore karena ada bimbingan belajar.
Lucunya selama satu tahun berjalan, saya merasa ada yang aneh dengan diri saya. Saya mulai mempertanyakan diri saya sendiri, kok bisa ya saya dan dia bersama (saat itu), tanpa disadari muncul inferiority complex .
ADVERTISEMENT
Mungkin karena sugesti yang terus berlanjut, ketakutan saya tertanam di alam bawah sadar sampai skenario itu muncul di mimpi berkali-kali: Dia berselingkuh. Setelah seminggu penuh mimpi diselingkuhi, beberapa hari kemudian para kawan satu per satu melapor kalau dia benar-benar selingkuh. Hehehe, mantap, kan.
Bukan hanya mimpi buruk itu saja yang berhubungan dengan mantan. Tahun 2020 ini saya memimpikan mantan pacar yang lain. Kala itu saya sedang menjomlo, lagi tenang-tenangnya menikmati hidup, tiba-tiba si mantan nomor dua muncul di mimpi.
Bukan sekadar berkunjung, tapi ada adegan mencium. Hadeh, kenapa juga ya saya ceritakan di sini, nanti kalo si nomor dua baca nanti dikira saya belum melanjutkan hidup.
Tetapi untungnya ketika bangun saat itu saya tidak merasakan sensasi apa pun, tidak marah dan tidak sedih, terheran-heran saja. Lucunya, di hari itu muncul artikel Arti Mimpi Mencium Mantan di linimasa Twitter saya. Jadi artinya apa? Ya, begitulah, kalian baca saja langsung, saya enggak mau spoiler.
ADVERTISEMENT
Kalau ibarat game, bertemu dan diselingkuhi mantan pacar di mimpi itu merupakan tantangan di level easy, artinya mudah dilalui dan enggak "ngepek" kalo kata orang Betawi. Sekarang menuju mimpi level medium, dikepung kecoak kamar mandi. Ya Allah, ngetiknya saja sudah merinding.
Jadi yang saya ingat, di mimpi itu saya pulang ke kosan hendak mandi, lampu kamar mandi saat itu gelap. Maklum anak kosan harus irit listrik (nyata banget kan rasanya, di mimpi saja saya masih ngirit). Entah kenapa saya asyik saja menyalakan keran dalam kegelapan, cuci tangan, cuci kaki.
Ketika mau menyalakan shower, ada sedikit cahaya bulan dari luar masuk ke kamar mandi, saat itu saya melihat segerombolan kecoa menempel di dinding tembok. Saya ingat betul adegan cahaya bulan yang menyorot ke dinding itu membuat saya mematung serta keringat dingin.
Layaknya adegan film horor, cahaya bulan itu berjalan perlahan, mengubah posisi, menunjukkan langit-langit kamar mandi, lalu menampakkan ratusan kecoa lainnya. Waktu rasanya berhenti sedetik dan ketika detik selanjutnya berjalan lagi, ada kepakan sayap yang terdengar.
ADVERTISEMENT
Mampus. Peranglah saya dengan sekelompok kecoa dalam kegelapan, kemudian terbangun kaget dengan napas tersengal-sengal.
Saat itu saya duduk sebentar di atas kasur sambil mengelap keringat, padahal keadaan kamar dingin ber-AC. Sambil menenangkan diri, saya ucapkan istighfar, dan berdoa. Jika akan jadi nyata, mimpi kali ini harus menjadi kebalikannya.
Sejauh ini saya belum dapat arti pasti dari mimpi perang dengan kawanan kecoak itu, tetapi ada satu hal yang saya baru sadari. Mimpi kecoa itu terjadi tanggal 4 Mei, satu sampai dua bulan kemudian banyak kabar PHK di mana-mana. Entahlah, mungkin itu asumsi sotoy saya saja.
Tidak seru rasanya kalau belum cerita mimpi ketemu hantu atau setan. Mimpi didatangi atau bahkan dikejar setan adalah salah satu mimpi buruk yang pernah saya alami, buruk banget, nyatanya ingatan mimpi itu bertahan sampai bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Mimpi itu dimulai dari kesotoyan saya dan kawan-kawan untuk jurit malam. Lebih tepatnya berburu hantu. Kami berada di rumah kosong besar yang terabaikan.
Seperti mansion di film seri the Haunting of Hill House, banyak lorong, tangga, dan kamar dengan dipan lapuk. Alas lantai kayu tua yang berdecit, beraroma serangga busuk, serta langit-langit yang penuh kabut.
Kami berpencar secara berpasangan. Malam itu terlihat tenang, kami bahkan berjalan-jalan sambil ngobrol dan curhat. Tiba-tiba saja keadaan menjadi lebih gaduh, tapi bukan kawanan kami.
Gaduh itu terdengar seperti kumpulan serangga yang berjanjian berkumpul dan suara itu semakin terdengar, kencang, kencang, berisik, nyaring!
Detik itu juga di setiap lorong dan pintu segerombolan serangga, kecoak, semut besar, apa pun itu namanya keluar dan mengejar kami tanpa ampun.
ADVERTISEMENT
Keadaan makin gaduh, kami berusaha mencari satu sama lain. Sial, ketika beberapa dari kami bertemu dan bertatap-tatapan, setan-setan datang saat itu, mengejar, dan menjahili kami. Saya lari sampai tidak tahu lagi di mana jalan keluar.
Ingatan saya kabur. Mungkin saya pingsan kelelahan berlari, tetapi tidak, saya tergeletak di lantai lorong pertama kali saya dengar kerumunan serangga berbuat gaduh.
Pusing dan hening. Saya mengintip dengan waspada, tapi ada sesuatu di ujung lorong, “srek, srek, srek,” menghampiri tapi bukan langkah kaki. Suster! Itu suster ngesot! Saya berlagak mati, menahan napas, saya pejamkan mata, mungkin dia akan lewat saja jika tahu saya mati.
Sekarang dia sudah sampai di sebelah badan saya yang berbaring di lantai kayu bau dan penuh semut itu, terasa wajahnya mendekat, gerakan badannya meyakinkan saya kalau dia hanya lewat.
ADVERTISEMENT
Ketika setengah badannya melewati badan saya, wajahnya kembali ada di atas wajah saya. Ada rambut menyentuh wajah saya. Saat saya membuka mata, saya lihat wajah mengerikan itu dan terbangun sambil berteriak.
Sekarang cerita suster ngesot itu bisa saya ceritakan sambil minum kopi, sudah tidak seseram dibandingkan saat terbangun dari mimpi buruk itu. Baru-baru ini malah ada mimpi yang lebih mengganggu daripada dikejar-kejar setan.
Di dunia mimpi itu, saya seperti menahan rasa jengkel pada seseorang, emosi itu sepertinya sudah tertimbun bertahun-tahun.
Ingin sekali saya mengatakannya, berkomunikasi, dan jujur kepadanya. Tetapi saya terlalu takut, bagaimana jika kejujuran saya malah menyakiti orang itu? Saya ingat sambil menangis sesenggukkan, saya malah memilih untuk menyakiti pergelangan tangan saya sendiri.
Lukanya sangat dalam dan anehnya perasaan jengkel itu hilang. Ketika kehabisan darah, saya malah memegang luka sambil tersenyum, kemudian terbangun. Lalu apa arti mimpi terakhir itu? Tidak tahu.
ADVERTISEMENT
Saya belum tahu. Itu PR yang harus saya kerjakan bersama psikolog saya. Tapi yang saya pahami, mimpi ini lebih bobrok dari mimpi-mimpi buruk saya yang lain. Oh iya, mungkin juga pada akhirnya mimpi hanya bunga tidur, ya kan?
-----------
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.