Konten dari Pengguna

Asyiknya Berkemah di Cidahu, Sukabumi

Dennira Prifta
Hallo! saya mahasiswa semester 5 jurnalistik (penerbitan) di Politeknik Negeri Jakarta.
30 Mei 2022 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dennira Prifta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Berkemah di Cidahu, Sukabumi. Foto: Dennira Prifta
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Berkemah di Cidahu, Sukabumi. Foto: Dennira Prifta
ADVERTISEMENT
Hari yang kutunggu-tunggu akhirnya datang. Hari dimana aku berencana untuk berkemah di salah satu daerah Sukabumi, yaitu Cidahu.
ADVERTISEMENT
Aku dan keluarga sudah bersiap semalam sebelumnya untuk mempersiapkan barang-barang keperluan untuk kemah nanti. Peralatan makan, perlatan tidur dan mandi, bumbu dapur, aneka lauk, galon, dan masih banyak lagi. Walaupun hanya berkemah sehari semalam, kami sangat antusias dan membawa banyak perlengkapan.
Azan subuh berkumandang, kami mulai bangun dan menaikkan barang-barang ke dalam mobil. Akhirnya, mobil pun penuh karena diisi dengan banyak barang bawaan.
Kebetulan terdapat empat keluarga yang mengikuti kemah ini, yaitu para pamanku dan anak-anaknya. Jadi, sudah terbayang betapa menyenangkannya itu.
Setelah semua siap, kami berangkat dan membuat janji untuk bertemu dengan saudara yang lain di salah satu rest area karena tempat tinggal yang saling berjauhan. Lalu, kami pun bertemu dengan yang lain dan bergegas untuk melanjutkan perjalanan kembali karena untuk menghindari kemacetan.
ADVERTISEMENT
Mobilku dengan saudara lain pun saling beriringan membuat suasana lebih menyenangkan. Akhirnya, kami keluar dari tol dan mengikuti arahan dari Waze.
Perjalanan menanjak dan menurun pun kami lewati untuk menuju ke Cidahu. Perkebunan warga menjadi hal yang dapat kami nikmati selama perjalanan.
Akhirnya, kami menemukan gapura yang menandakan bahwa kami sudah sampai di Cidahu. Lalu, beberapa menit kemudian kami memarkirkan mobil di tempat yang sudah disediakan.
Lalu, kami harus melalui tangga yang cukup banyak dari parkiran menuju ke tempat di mana kami akan membangun tenda dengan saudara lain. Hal itu menjadi tantangan karena kami harus bolak-balik untuk menurunkan barang-barang dari mobil ke tempat kemah melalui tangga tersebut dan cukup menguras tenaga.
ADVERTISEMENT
Tenda pun akhirnya terbangun. Terdapat empat tenda yang menghadap ke gunung. Tak lama dari itu, aku membantu ibuku memasak dan makan siang dengan berbagi lauk pauk dengan saudara-saudaraku yang lain.
Sore hari menjelang aku dan keluarga serta sebagian saudaraku yang lain memutuskan untuk jalan kaki berencana untuk ke curug.
Selama perjalanan, kami dikelilingi pepohononan tinggi yang rimbun, melihat sebuah sungai kecil, serta meljalanan yang menanjak. Cukup membuatku lelah, tetapi karena dilakukan bersama-sama dan saling bersenda gurau tidak terasa kami telah sampai di ujung jalanan beraspal.
Kami menemukan sebuah penginapan, seperti vila dengan pemandangan yang indah. Akan tetapi, kami tidak menemukan curug. Lalu, omku bertanya kepada petugas letak dari curug yang ingin kami tuju. Ternyata itu masih cukup jauh dan kami memutuskan untuk balik dan bermain air di sungai kecil yang tadi kami temukan.
ADVERTISEMENT
Sungainya jernih hingga batu-batu kecil di permukaannya pun terlihat. Airnya dingin dan hanya berkedalaman sebetis orang dewasa sehingga anak kecil bisa ikut bermain di sungai.
Tak terasa waktu berjalan, sore hari pun tiba. Kami memutuskan untuk balik ke tenda karena harus menyiapkan makan malam.
Aku membantu ibuku masak nasi liwet dan ayam goreng. Saudaraku yang lain pun juga memasak di tendanya masing-masing dengan bahan yang sudah mereka siapkan.
Masakkan siap, kami makan bersama ditemani dengan api unggun. Nikmatnya makan bersama dan kebersamaan sangat ku rasakan saat kemah ini.
Tengah malam menjelang beberapa saudaraku memutuskan untuk tidur, tetapi aku masih bernyanyi diiringi gitar dengan saudaraku yang lain dan makan bakso yang dibuat oleh tanteku.
ADVERTISEMENT
Rasa dingin yang menusuk tulang pun aku rasakan. Akhirnya, aku memutuskan untuk masuk ke dalam tenda dan terlelap tidur.
Pagi hari tiba, aku mendengar orang-orang sudah mulai bangun dan menyiapkan sarapan. Akhirnya, aku memutuskan untuk cuci muka dan menyikat gigi.
Ibuku membuat nasi goreng dan roti dengan isian telur, selada, dan mayones. Aku makan dengan lahap sambil melihat pemandangan gunung dan kabut-kabut yang sebagian menutupinya.
Setelah makan, aku menikmati pemandangan indah ini sambil mengobrol dan ditemani dengan beberapa makanan ringan.
Siang hari tiba, kami mulai membereskan barang-barang untuk dimasukkan kembali ke mobil untuk pulang. Setelah sebagian barang sudah dimasukkan, turun hujan yang cukup deras. Terpaksa, kami harus menunggu hujan reda terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
Hujan mulai reda kami kembali memasukkan barang dan membereskan tenda dengan cepat khawatir hujan akan turun kembali. Setelah semua selesai, kami bersalaman satu sama lain karena dari sini aku dan saudara lain berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.
Selama perjalanan pulang ada rasa sedih yang ku rasakan karena waktu kemah yang terasa singkat bagiku. Akan tetapi, aku juga senang karena sangat berkesan dan ini kali pertamaku berkemah dengan keluarga dan saudara yang lain.