Bertemu Abbas, Trump Janji Sokong Perundingan Palestina-Israel

4 Mei 2017 17:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pertemuan Donald Trump dan Mahmoud Abbas (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Donald Trump dan Mahmoud Abbas (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Donald Trump berjanji akan mendorong perdamaian Israel dan Palestina dengan menempatkan Amerika Serikat sebagai mediator. Peran ini sebelumnya juga diambil oleh AS dalam kepemimpinan Barack Obama, tapi perundingan mandek.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pernyataan ini disampaikan Trump dalam pertemuan pertama dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Gedung Putih pada Rabu (3/5) waktu setempat.
Donald Trump dan Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
"Saya akan melakukan semua yang diperlukan, saya akan sangat senang menjadi mediator atau penengah atau fasilitator, dan kita kan menyelesaikannya," kata Trump.
Perundingan Palestina dan Israel yang dimediasi AS mandek pada 2014 setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meneruskan kembali pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Donald Trump dan Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Dalam pertemuan itu juga, Trump menyerukan Abbas untuk berhenti "menyerukan kekerasan" terhadap Israel dan mendeask dia untuk menghentikan pembayaran kompensasi terhadap keluarga tahanan Palestina di penjara Israel.
Bagi Israel tahanan Palestina itu adalah teroris, namun bagi warga Palestina mereka adalah pahlawan melawan penjajahan. Israel sebelumnya mendesak Palestina untuk berhenti memberi uang kepada keluarga para tahanan.
ADVERTISEMENT
Donald Trump dan Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Sementara itu Abbas menegaskan kepada Trump soal target negara Palestina, yaitu menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibukota dan batas negara sebelum perang tahun 1967. Sikap Palestina ini berbenturan dengan keyakinan banyak warga Israel, yaitu menganggap Yerusalem sebagai ibu kota mereka dan menolak perbatasan sebelum 1967.
Belum diketahui bagaimana Trump akan melanjutkan perundingan kedua negara yang bertikai panjang itu. Di satu kesempatan dalam pertemuan itu, Trump mengatakan bahwa itu "perkara yang sulit".
Namun dalam acara makan siang dengan Abbas dia berkata berbeda: "Mungkin itu tidak sesulit yang dipikirkan oleh semua orang selama bertahun-tahun ini."