Dilema Ibu di Somalia, Memilih Anak Mana yang Harus Diberi Makan

17 Maret 2017 9:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anak Somalia menderita gizi buruk dan kelaparan. (Foto: Dok. relawan ACT)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Somalia menderita gizi buruk dan kelaparan. (Foto: Dok. relawan ACT)
Para ibu di Somalia menghadapi dilema yang sulit di tengah krisis pangan yang mendera Negara Tanduk Afrika itu. Di saat makanan sulit didapat, para ibu harus memilih anak mana yang bisa makan.
ADVERTISEMENT
Dilema ini menyergap Fatuma Abdille, ibu dengan tujuh anak. Makanan di daerahnya tinggal menyusut, air juga mulai kering akibat kemarau parah. Sementara kambing-kambing mereka menjadi bangkai, mati kelaparan.
Jika ada sedikit makanan, Fatuma harus mengambil keputusan yang berat, ke mulut anak yang mana makanan itu akan dia suapkan.
"Jika makanan hanya sedikit, saya memberikannya kepada yang paling membutuhkan, si bungsu," kata seorang ibu Fatuma Abdille, seperti dikutip Reuters bulan ini.
Anak-anak Somalia menunggu makanan. (Foto: Dok. relawan ACT)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Somalia menunggu makanan. (Foto: Dok. relawan ACT)
Keadaan yang sulit akhirnya memaksa Fatuma dan ketujuh anaknya mengungsi ke ibukota Mogadishu. Dia berharap di kota bisa mendapat sedikit belas kasihan, terutama dari lembaga pemberi bantuan.
Kendati dalam keadaan serba sulit, Fatuma mengaku perasaannya campur aduk, antara bangga sekaligus perih. Ini dirasakannya ketika menyaksikan putranya yang berusia 9 tahun memberikan jatah makanannya kepada adiknya yang paling kecil.
ADVERTISEMENT
"Dia berkorban, saya merasa bangga," kata Fatuma.
Somalia saat ini berada di ambang wabah kelaparan. Tahun ini berdasarkan catatan PBB, ada 2,9 juta orang di Somalia yang kelaparan dan sangat membutuhkan bantuan makanan.
Anak-anak Somalia menderita kelaparan. (Foto: Dok. relawan ACT)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Somalia menderita kelaparan. (Foto: Dok. relawan ACT)
Jumlah populasi Somalia sendiri hanya 10,5 juta, artinya lebih dari sepertiga warga negara itu kelaparan. Hanya dalam waktu 48 jam pekan lalu, 110 orang tewas di Somalia karena kelaparan dan penyakit yang menyertainya.
Dikhawatirkan mimpi buruk tahun 2011 berulang di negara ini. Enam tahun lalu, 260 ribu orang meninggal dalam salah satu bencana kelaparan terparah.
Kini sumber-sumber air di Somalia mulai kering. Keluarga-keluarga terpaksa meminum air yang tidak higienis, berisiko mengandung bakteri kolera. Hampir 8.000 orang di Somalia menderita kolera saat ini, 180 di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Di rumah sakit Mogadishu sendiri ada 1.200 anak yang dirawat akibat kekurangan gizi, 47 di antaranya meninggal dunia.
Senyum anak-anak Somalia walau dilanda kelaparan. (Foto: Dok. relawan ACT)
zoom-in-whitePerbesar
Senyum anak-anak Somalia walau dilanda kelaparan. (Foto: Dok. relawan ACT)
Seperti Fatuma, banyak warga Somalia yang meninggalkan rumah mereka ke kota lain demi mencari makanan. Di antaranya adalah Mohamed Ali, 50, yang bersama dengan ketujuh putranya beranjak ke kota Baidoa untuk mencari makan.
Ali dan istrinya mengaku lemas karena memberikan jatah makanan mereka kepada anak-anak demi kelangsungan hidup mereka.
"Kami membiarkan anak-anak makan lebih dulu, kami kemudian makan sisanya. Tapi seringkali tidak ada yang tersisa bagi kami karena makanannya tidak cukup," kata Ali di pengungsian korban kelaparan.