Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ERC: 3.000 Muslim Rohingya Dibantai dalam Tiga Hari, Ini Genosida
30 Agustus 2017 14:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Jumlah etnis Muslim Rohingya yang tewas di Myanmar jauh lebih banyak ketimbang yang dirilis pemerintah Aung San Suu Kyi. Menurut lembaga aktivis Rohingya di Eropa, European Rohingya Council (ERC), jumlah yang tewas mencapai ribuan orang.
ADVERTISEMENT
Juru bicara ERC Anita Schug kepada kantor berita Turki Anadolu Agency mengatakan antara 2.000 dan 3.000 Muslim Rohingya terbunuh di negara bagian Rakhine hanya dalam waktu tiga hari, dari Jumat hingga Minggu lalu.
Pembantaian ini dilakukan tentara Myanmar dengan dalih mencari kelompok teroris Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) yang menyerang pos-pos militer Jumat lalu.
Tentara Myanmar menembaki dan membunuhi warga Rohingya, tidak peduli pria, wanita, anak-anak, bahkan bayi . Desa-desa mereka dibumihanguskan, membuat mereka menggelandang tidur tanpa atap.
"Ini [Situasi di Rakhine] adalah genosida yang membakar perlahan," kata Schug.
Dia mengatakan, pada Minggu hampir 1.000 Rohingya terbunuh di desa Saugpara, distrik Rathedaung saja. Ratusan warga Rohingya dari desa Auk Nan Yar juga dicokok oleh militer pada Rabu lalu, Schug mengkhawatirkan keselamatan mereka.
ADVERTISEMENT
Sementara ada lebih dari 100 ribu warga Rohingya yang terusir dari Rakhine. Sebanyak 2.000 di antara mereka berada di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari selamat.
Jumlah korban yang diperoleh ERC tidak bisa dikonfirmasi. Namun sumber aktivis lainnya, salah satunya dikutip al-Jazeera, mengatakan korban tewas mencapai 800 orang, tetap jauh lebih banyak dari angka yang diberikan pemerintah.
Dikutip Associated Press, Aung San Suu Kyi dalam pernyataannya mengatakan angka kematian akibat kekerasan di Rakhine sejak Kamis malam hanya 96 orang, kebanyakan teroris Rohingya, 12 di antaranya aparat keamanan.
Baca juga: Mengapa Myanmar Memusuhi Rohingya?