Lantunan Alarm Pagi Korut Bikin Merinding

30 April 2017 11:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Warga Korut di stasiun kereta bawah tanah. (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Korut di stasiun kereta bawah tanah. (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
Suara musik yang mengiris hati mengalun setiap pagi untuk membangunkan warga Pyongyang, Korea Utara. Niatnya untuk memberikan semangat, namun musik itu malah terdengar mengerikan dan memilukan.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang diunggah wartawan CNN Will Ripley di akun Facebooknya, musik itu terekam jelas. Setiap pukul 6 pagi, pelantang suara memutar suara sendu, sedikit horor malah.
Ripley yang tengah liputan di Pyongyang merekam dari kamar hotelnya pada Jumat lalu. Kepada kawannya, Ripley menunjukkan bahwa saat itu pukul 6 pagi dan "waktunya musik."
Menurut Ripley, video itu adalah musik revolusioner yang dikumandangkan sebagai alarm bagi warga kota. Ratusan orang membagikan video tersebut di Twitter, kebanyakan mereka mengaku merinding mendengarnya.
Menurut laporan The Sun, lagu itu berjudul "Dimana Engkau, Jenderal Tersayang".
Associated Press (AP) dalam tulisannya tahun 2015 sempat mengulas soal lagu ini.
ADVERTISEMENT
AP menyebutkan, lagu tersebut dilantunkan keras-keras setiap pagi untuk memberikan semangat bagi para pekerja yang akan berangkat bekerja. Isi lagu itu kebanyakan propaganda yang menyanjung rezim Kim yang telah dianggap sebagai manusia setengah dewa.
Kim Jong Un di peresmian Jalan Ryomyong (Foto: Damir Sagolj/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong Un di peresmian Jalan Ryomyong (Foto: Damir Sagolj/Reuters)
Selain musik di pelantang suara, propaganda juga dilancarkan para tentara dan polisi di jalanan pada pagi hari. Wanita-wanita tentara kerap menari dan menyanyi, mengibarkan bendera Korut, diiringi lagu-lagu patriotik di depan stasiun bawah tanah yang ramai penumpang.
Dalam beberapa kesempatan, kelompok paduan suara dan marching band pelajar turut serta menyemarakkan musik-musik propaganda itu. Di lain waktu, sebuah mobil van kecil berkeliling kota dengan speaker besar di atapnya, melantunkan lagu-lagu penyemangat.