Reaksi Negara-negara Hadapi Ransomware WannaCry

14 Mei 2017 12:10 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Hacker (Foto: Thinkstock)
Dalam dua hari terakhir ransomware jenis WannaCry telah membuat pusing ratusan ribu perusahaan di seluruh dunia. Data-data mereka tidak bisa diakses, disandera oleh hacker demi tebusan senilai jutaan rupiah.
ADVERTISEMENT
Di antara yang paling banyak menderita adalah negara-negara Eropa, dengan Inggris sebagai korban terparah. Pemerintah negara-negara langsung bereaksi cepat merespons serangan yang mengincar rumah sakit itu.
Berikut adalah respons negara-negara korban WannaCry:
Inggris
Beberapa rumah sakit di seluruh Inggris menjadi korban serangan WannaCry. Serangan ini menyebabkan jaringan komputer rumah sakit mati, berimbas pada pelayanan di ruang gawat darurat dan pemeriksaan pasien.
Perdana Menteri Inggris Theresa May angkat bicara. Dia mengatakan WannaCry telah melumpuhkan banyak rumah sakit di negaranya. Dia juga menjelaskan bahwa serangan ini adalah aksi kriminal hacker global yang mengincar negara-negara di seluruh dunia.
Inggris langsung meminta bantuan badan polisi Uni Eropa, Europol, untuk menyelidiki serangan ini.
ADVERTISEMENT
Rumah sakit di Inggris lumpuh. (Foto: AP Photo/Matt Dunham)
Rusia
Di Rusia serangan ini memakan korban perusahaan telekomunikasi, salah satunya operator seluler Megafon. Juru bicara Megafon Pyotr Lidov mengatakan jaringan komputer mereka di seluruh Rusia lumpuh.
Lidov mengatakan hacker meminta tebusan senilai 300 dolar Amerika, setara hampir Rp 4 juta. Serangan yang sama juga mengincar Kementerian Dalam Negeri dan Komisi Penyidik Rusia.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia, Irina Volk, mengatakan sekitar 1.000 komputer mereka terdampak, namun server masih aman. Saat ini, kata dia, para ahli komputer di Rusia tengah berupaya memulihkan sistem dan memperbarui keamanan jaringan.
ADVERTISEMENT
Spanyol
Serangan WannaCry berimbas pada berbagai perusahaan swasta dan pemerintah di Spanyol. Di antaranya adalah operator seluler Telefonica dan Kementerian Energi, Pariwisata dan Digital.
Pemerintah Spanyol mengatakan hacker di balik WannaCry meminta sejumlah tebusan jika ingin jaringan mereka utuh seperti sediakala. Serangan ini berdampak pada sistem operasi Windows di komputer pegawai, membuat mereka tidak bisa mengakses data-data penting.
Spanyol langsung mengaktifkan protokol khusus untuk melindungi infrastruktur yang penting. Pusat Nasional untuk Perlindungan Infrastruktur Penting Spanyol pada Jumat lalu mengaku telah berkomunikasi dengan 100 perusahaan di bidang energi, transportasi, telekomunikasi dan finansial untuk memantau dampak serangan ini.
Ransomware (Foto: 8vFanI via ThinkStock)
Indonesia
Setidaknya ada dua rumah sakit di Indonesia yang terdampak ransomware WannaCry, yaitu Rumah Sakit Dharmais dan Rumah Sakit Harapan Kita.
ADVERTISEMENT
Menanggapi serangan ini, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, meminta warga tetap tidak panik dan tetap tenang atas adanya serangan ini.
Rudiantara mengimbau masyarakat segera mengantisipasi serangan virus penyandera dokumen itu.
Ada dua langkah yang diminta Rudiantara kepada warga dalam mengantisipasi ransomware. Pertama, pastikan saat menyalakan komputer, perangkat tersebut tidak terhubung dengan jaringan Internet atau data. Kedua, segera lakukan pencadangan (backup) data ke media lain atau perangkat lain.
Menkominfo Rudiantara. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Amerika Serikat
Hanya sedikit perusahaan di Amerika Serikat yang terkena ransomware ini, salah satunya adalah FedEx Corp. Menurut Vikram Thakur, manajer riset di perusahaan Symantec, serangan saat ini fokus pada Eropa.
Namun AS, kata Thakur, telah mengantisipasi datangnya serangan dengan membuat filter spam baru yang biasanya masuk melalui email.
ADVERTISEMENT
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat Jumat malam waktu setempat mengaku telah mendapatkan informasi soal ransomware ini. Pemerintah AS menyatakan siap membantu perusahaan-perusahaan dalam negeri dan negara-negara lain mengatasi serangan siber ini.