Ribuan Tahanan Palestina di Penjara Israel Mogok Makan

18 April 2017 9:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Penjara Israel. (Foto: Reuters/Mohammed Salem)
zoom-in-whitePerbesar
Penjara Israel. (Foto: Reuters/Mohammed Salem)
Ribuan tahanan Palestina di penjara Israel memulai aksi mogok makan pada Senin (17/4). Aksi terbesar di penjara Israel dalam lima tahun terakhir ini digelar sebagai protes atas pelanggaran HAM dan perlakuan buruk terhadap tahanan Palestina.
ADVERTISEMENT
Associated Press memberitakan, ada lebih dari 1.500 tahanan Palestina di penjara Israel yang menggelar aksi mogok makan. Mereka menuntut perbaikan kondisi penjara dan perlakuan yang manusiawi, lebih banyak waktu menelepon ke keluarga, dan dihentikannya penangkapan paksa tanpa proses pengadilan terhadap warga Palestina.
Aksi ini digawangi oleh Marwan Barghouti, seorang tokoh tahanan Palestina dari Partai Fatah. Barghouti ditahan Israel dalam aksi protes yang berakhir ricuh dan didakwa atas beberapa kasus pembunuhan. Dalam pengadilan Israel, Barghouti divonis lima kali hukuman seumur hidup.
Dari dalam penjara, Barghouti berhasil menyusupkan surat opininya yang diterbitkan di koran The New York Times, Minggu (16/4). Menurut Barghouti dalam tulisannya, aksi para tahanan akan menjadi bagian dari perjuangan untuk kebebasan Palestina.
ADVERTISEMENT
"Melalui mogok makan, kami coba menghentikan penganiayaan ini. Tahanan dan narapidana Palestina menderita akibat siksaan, perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan, dan pengabaian kebutuhan medis. Beberapa orang terbunuh selama di penjara," ujar Barghouti.
Barghouti diduga menyusupkan surat tersebut melalui pengacaranya. Akibat tindakannya ini, dia dipindahkan ke penjara yang lain, dipisahkan dari narapidana Palestina.
Israel membantah memperlakukan tahanan dengan buruk. Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan malah menuding tuntutan dalam aksi ini tidak beralasan dan lebih dilandasi oleh kisruh politik di Palestina.
Sudut tembok Tepi Barat dari sisi Palestina. (Foto: Garry Walsh/ Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sudut tembok Tepi Barat dari sisi Palestina. (Foto: Garry Walsh/ Wikimedia Commons)
Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya yang dikutip Reuters mengatakan, "Tahanan Palestina bukan tahanan politik. Mereka adalah teroris dan pembunuh. Mereka diadili dan diperlakukan sesuai dengan hukum internasional."
ADVERTISEMENT
Saat ini ada sekitar 6.500 napi Palestina di 22 penjara Israel. Ribuan napi yang ikut mogok makan terdapat di delapan penjara di Israel. Ribuan orang di Tepi Barat dan Gaza juga menggelar aksi turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas terhadap para tahanan Palestina.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan upaya tengah dilakukan untuk membebaskan para tahanan tersebut. Dia mengecam tindakan keras Israel dalam menanggapi tuntutan para tahanan.
Menurut Barghouti, penahanan warga Palestina adalah kekejaman, pelanggaran hak asasi manusia, dan pelecehan terhadap hukum internasional.
"Israel, penjajah, telah melanggar hukum internasional dalam banyak hal selama hampir 70 tahun, tapi memperoleh kekebalan atas tindakan itu. Israel telah melakukan pelanggaran berat Konvensi Jenewa terhadap rakyat Palestina, tahanan, termasuk pria, wanita dan anak-anak, tidak terkecuali," tegas Barghouti dalam tulisannya.
ADVERTISEMENT