Rohingya Terusir dari Myanmar, Tidak Diinginkan di Bangladesh

13 Januari 2017 11:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rohingya (Foto: AP Photo)
Puluhan ribu warga Muslim Rohingya kabur ke Bangladesh setelah desa-desa mereka diserang aparat di Myanmar. Keberadaan pengungsi Rohingya ini diprotes Bangladesh yang meminta Myanmar segera menjemput mereka kembali.
ADVERTISEMENT
Menurut data PBB, sekitar 65 ribu Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak tiga bulan terakhir. Mereka kabur setelah tentara dan polisi Myanmar menyisir desa-desa di Rakhine, mencari militan yang menyerang pos perbatasan yang menewaskan sembilan orang pada Oktober tahun lalu.
Menurut warga Rohingya, tentara memperlakukan mereka seperti binatang, memukuli, membunuh dan memperkosa, memicu protes dari PBB kepada pemerintah Myanmar. Aung San Suu Kyi boleh membantah, tapi video yang beredar di media sosial jelas menunjukkan penyiksaan tentara terhadap warga di Rakhine.
Akibat kekerasan yang diterima dari tentara dan kelompok Buddha radikal Myanmar selama puluhan tahun di Rakhine, saat ini ada 500 ribu warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh.
Penyiksaan Rohingya (Foto: Youtube)
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina melancarkan protes kepada Myanmar atas gelombang pengungsi yang kembali datang ke negaranya. Hasina mengatakan Myanmar harus menerima kembali seluruh warga Rohingya dari Bangladesh.
ADVERTISEMENT
Suu Kyi langsung mengirim utusan ke Dhaka. Aye Aye Soe, direktur jenderal di Kementerian Luar Negeri Myanmar mengatakan kedua negara akan berdiskusi soal proses identifikasi dan verifikasi.
"Jika ditemukan mereka dari Myanmar, maka akan direpatriasi di waktu yang tepat," kata Soe.
Masalah akan kembali muncul jika mereka kembali ke Myanmar. Tidak diakui sebagai warga negara, walau telah ratusan tahun tinggal di Myanmar, Rohingya menjadi sasaran diskriminasi dan kekerasan rasial.
Rohingya (Foto: AP Photo)
Di Myanmar mereka dipanggil "Bengali" karena dianggap keturunan Bangladesh. Sementara di Bangladesh mereka juga tidak diterima, disebut dengan panggilan "warga Muslim Myanmar".
Bagai memakan buah simalakama, semua serba salah bagi Rohingya. Tidak heran PBB menjuluki mereka "kelompok etnis paling tersiksa di dunia."
ADVERTISEMENT
Bangladesh kini ingin Rohingya segera enyah dari negara mereka. Menurut Bangladesh, keberadaan Rohingya menganggu perkembangan industri pariwisata di wilayah perbatasan.
"Kami ingin melihat mereka pergi dari Bangladesh secepatnya," kata Menteri Luar Negeri Bangladesh, AH Mahmood Ali.