Trump Tidak Sengaja Bocorkan Rahasia Intelijen AS ke Rusia

16 Mei 2017 9:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Donald Trump. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump seakan tidak punya rem di mulutnya. Dia dilaporkan tidak sengaja membocorkan rahasia strategi operasi militer AS melawan ISIS kepada para pejabat Rusia.
ADVERTISEMENT
Dua orang pejabat pemerintahan AS kepada Washington Post, Senin (15/5), mengatakan rahasia ini disampaikan Trump kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Rusia untuk AS Sergei Kislyak. Dalam percakapan dengan keduanya, Trump menyombongkan diri soal pengetahuannya terkait ancaman yang ada saat ini, dan mengaku mendapatkan "rahasia intel besar setiap hari."
Sumber Washington Post yang tidak ingin disebut namanya mengatakan info intelijen yang dibocorkan Trump masuk dalam kategori "top secret". Saking rahasianya, informasi ini tertulis dalam dokumen yang disimpan rapi dalam rak berpengamanan khusus yang hanya bisa diakses oleh segelintir pejabat saja, termasuk presiden.
Pejabat AS melanjutkan, tindakan Trump sempat membuat intel AS kebakaran jenggot. Setelah Trump membocorkan rahasia itu ke Rusia, pejabat Gedung Putih langsung menelepon dua agen intel AS, yaitu CIA dan NSA, untuk memberitahukan apa yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Donald Trump. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
Menurut pejabat AS, presiden memang berhak mengungkapkan informasi rahasia apa pun yang dia punya, namun biasanya harus terlebih dulu berdiskusi dengan para penasihat. Informasi yang bocor ditakutkan bisa merusak strategi AS dan kerja sama intelijen dengan negara lain.
Tindakan Trump ini dilakukan terhadap orang yang salah dan di waktu yang tidak tepat. Rusia adalah rival AS dalam konflik di Suriah. Selain itu, pekan ini Trump akan menerima Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sekutu AS dalam melawan ISIS.
Selain itu, Trump juga akan melakukan perjalanan luar negerinya akhir pekan ini, termasuk ke Arab Saudi, negara yang juga sekutu AS dalam konflik Suriah dan Irak.
ADVERTISEMENT
Pihak Gedung Putih membantah laporan Washington Post tersebut, menyebut pemberitaan itu salah. "Berita yang keluar malam ini salah," kata H.R. McMaster, penasihat keamanan nasional Trump.
"Presiden tidak membongkar operasi militer apa pun yang tidak diketahui publik, saya ada di ruangan itu. Hal itu tidak terjadi," lanjut McMaster.
Di kalangan para pejabat AS, Trump memang dikenal spontan dan berbicara sesukanya. Seorang pejabat kepada Reuters mengaku khawatir membicarakan masalah rahasia intelijen kepada Trump karena sangat mudah bocor.
"Dia tidak punya filter. Masuk telinga satu, dan keluar di mulut," ujar pejabat AS kepada Reuters.