Pertarungan Hukum dan Implikasi Politik Global: Mengurai Kasus Chevron - Ekuador

Desak Diah
Mahasiswa S1 Hubungan Internasional di Universitas Udayana, Bali
Konten dari Pengguna
25 Desember 2023 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desak Diah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini menjadi kisah menarik dalam pertarungan hukum serta mengulas implikasi politik global terkait kasus Chevron di Ekuador. Dari sekian banyak isu dunia, permasalahan lingkungan menjadi salah satu yang terpenting dan paling banyak menyita perhatian dunia, setuju bukan?
Sumber: pixabay.com
Pertarungan Hukum dan Implikasi Politik Global: Mengurai Kasus Chevron di Ekuador
ADVERTISEMENT
Salah satu Multinational Corporation (MNC) yang bergerak dalam bidang industri minyak bumi yaitu Chevron telah melakukan ekspansi perusahaan ke Ekuador pada tahun 2000. Dalam perjalananya di Ekuador, masyarakat dan pemerintah Ekuador melakukan tuduhan terhadap Chevron berupa pencemaran Sungai Amazon. Chevron menganggap bahwa perusahaannya tidak melakukan kerusakan seperti yang dituduhkan dan telah beroperasi sesuai dengan regulasi keberlanjutan lingkungan. Dalam pembelaannya Chevron mengklaim bahwa yang telah melakukan pencemaran terhadap Sungai Amazon adalah Perusahaan Texaco yaitu perusahaan produsen minyak bumi yang telah diakusisi oleh Chevron. Selama operasinya Texaco telah melakukan praktik – praktik yang menyebabkan kerusakan lingkungan dengan melakukan pembuangan limbah minyak langsung ke sungai dan pengelolaan limbah yang tidak aman.
Sumber: pixabay.com
Bagimana awal kisah dari permasalahan antara perusahaan, masyarakat lokal dan pemerintah? Akankah konflik ini menciptakan dampak terhadap stabilitas hubungan bilateral kedua negara?
ADVERTISEMENT
Texaco sudah beroperasi di Ekuador sejak tahun 1964. Texaco adalah salah satu Perusahaan besar di Amerika Latin. Di tahun 1992, Texaco telah meninggalkan Ekuador, namun sayangnya perusahaan ini meninggalkan 1000 pit terbuka. Masyarakat di wilayah Sungai Amazon sehari – hari melakukan aktivitas dengan memanfaatkan air dari sungai. Menemui kenyataan bahwa air tersebut telah tercemar mengakibatkan banyak masyarakat terkena imbasnya dengan mengalami penyakit kanker kulit, gangguan saraf, kendala reproduksi yang berimbas pada pengeluaran biaya besar untuk pemulihan hutan.
Pada tahun 2000, Texaco resmi diakuisisi oleh Chevron senilai 100 miliar dolar, perusahaan itupun berubah nama menjadi Chevron Texaco Corporation. Pertarungan hukum terlihat untuk mendapatkan kompensasi atas kerusakan lingkungan, Kesehatan masyarakat dan kerugian lainnya. Pada bulan September tahun 2010, penggugat mengajukan evaluasi baru atas kerusakan dan kerugian yang berkisar antara 90 -113 miliar dolar. Akhiranya pada tanggal 14 Februari 2011, Ketua Pengadilan Provinsi Sucumbios mengeluarkan pengumuman bahwa putusan dimenangkan oleh penggugat. Putusan memerintahkan Chevron untuk membayar denda sejumlah 8,6 miliar untuk perbaikan lingkungan, ditambah 10% kompensasi kepada penggugat yang nantinya akan meningkat menjadi 19 miliar dolar jika Chevron tidak segera mengeluarkan permintaan maaf publik. Hukuman tersebut dinilai sebagai bentuk ganti rugi moral karena sudah banyak penduduk yang meninggal akibat air yang tercemar. Hakim menilai bahwa tindakan merger antara anak perusahaan Chevron, Keepep Inc, dengan Texaco membawa serta pengalihan tanggung jawab Texaco kepada Chevron.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 9 Maret 2011, Chevron mengajukan permohonan banding meminta pembatalan seluruh proses karena dirasa kurangnya yurisdiksi pengadilan, kurangnya wewenang, karena pelanggaran standar proses hukum, karena dirasa terjadi penipuan dalam proses tersebut. Perusahaan tersebut kembali mempertegas penyataannya bahwa tidak pernah beroperasi di Ekuador, tidak pernah menerima yurisdiksi pengadilan Ekuador, dan bukanlah penerus sah Texaco, serta Texaco tidak mengendalikan operasi Texpet. Namun penggugat juga mengajukan permohonan banding pada tanggal 17 Februari 2011. Meskipun menyatakan setuju dengan sebagian besar putusan, penggugat menganggap reparasi yang diberikan tidak mencukupi karena tidak diberikannya reparasi untuk dampak ekonomi terhadap orang-orang yang terkena dampak.
Pada tanggal 3 Januari 2012, Pengadilan Provinsi Sucumbios Ekuador menyelesaikan kedua permohonan banding tersebut dengan membenarkan keputusan Pengadilan Lago Agrio sebelumnya secara keseluruhan. Chevron kemudian mengajukan banding baru ke Mahkamah Ekuador (Corte Nacional de Justicia). Setelahnya Mahkamah Konstitusi Ekuador menerima proses luar biasa untuk perlindungan yang dikemukakan oleh Chevron pada bulan Desember tahun 2013. Dalam hal ini korporasi menuduh adanya pelanggaran proses hukum dan pelanggaran resiudicata.
ADVERTISEMENT
Pada bulan September 2009, Chevron mengajukan tuntutan arbitrase internasional kepada Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag. Berdasarkan peraturan Komisi Hukum Prdagangan Internasional Perserikatan Bangsa – Bangsa, menuduh pemerintah Ekuador melanggar perjanjian investasi bilateral antara Amerika Serikat dan Ekuador. Sementara itu, pemerintah Ekuador dan penggugat dalam gugatan Ekuador mengajukan tuntutan di pengadilan federal AS dengan tujuan untuk melumpuhkan arbitrase sejauh hal tersebut dapat mempengaruhi hak – hak penggugat dalam konteks proses yang dibuka pada tahun 2017. Pada tanggal 17 Maret 2010, pengadilan distrik AS Distrik Selatan New York (Hakim Leonard B. Snd) telah memutuskan bahwa Chevron dapat terus meminta arbitrase internasional dalam kasus ini.
Sumber: pixabay.com
Lantas apa implikasi terhadap politik global yang kemudian terjadi dari permasalahan Chevron di Ekuador ini?
ADVERTISEMENT
Kasus Chevron di Ekuadorpun membawa implikasi terhadap politik global. Penolakan Chevron untuk membayar denda menciptakan ketegangan antara perusahaan dan pemerintah Ekuador. Pemerintah Ekuador menilai tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai penolakan terhadap putusan hukum yang sah. Hal ini juga berimbas pada hubungan diplomatik diantara kedua negara yaitu Amerika Serikat dan Ekuador. Kasus ini telah mengudang perhatian dunia internasional dan menyoroti hubungan kompleks antara perusahaan multinasional, negara, dan dampak global dari kebijakan lingkungan. Hal ini juga mampu mempengaruhi persepsi global terhadap tindakan Chevron dan pandangan terhadap Amerika Serikat. Kasus ini menjadi salah satu bukti bahwa petingnya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam membangun dan menjaga citra perusahaan di tingkat global.
ADVERTISEMENT
Referensi
Devita P. (2019). Analisis Kekuatan Hukum dan Politik Chevron dalam Kasus Tuduhan Perusakan Lingkungan di Ekuador. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, 15(1):13-26.
Wartini, S., & Ghafur, J. (2015). Perbandingan Kebijakan Hukum terhadap Tanggung Jawab Transnasional Corporations atas Pelanggaran Hak Menikmati Lingkungan yang Sehat di Beberapa Negara. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 22(3), 346-372.