Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Hijau yang Memeluk: Sebuah Perjalanan ke Padang Savana Dieng
7 Januari 2025 10:43 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Deska Nur Kholifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti pagi yang menggenggam embun, perjalanan saya bersama tiga sahabat saya ke Padang Savana Dieng pada 24 Desember 2024 lalu adalah cerita tentang keindahan yang tenang, namun menggugah hati. Sebuah tempat di mana hijau tidak hanya terlihat, tetapi terasa, menyelusup hingga ke diri yang haus akan kesegaran. Dengan suhu sejuk yang membelai kulit dan aroma tanah basah yang menguar, Dieng menyambut saya dengan tangan terbuka.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari Rakit, Banjarnegara, perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah jam menuju Savana Karangsari, Dieng. Dengan langkah penuh semangat, saya tiba di lokasi saat matahari baru saja mengintip dari balik pegunungan. Sejuk, segar, dan penuh kehidupan. Itulah kesan pertama yang saya rasakan begitu menjejakkan kaki di tempat ini. Padang Savana Dieng bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga pelukan alam yang mengobati lelah.
Padang Savana Dieng adalah hamparan savana hijau yang membentang di ketinggian, menjadi salah satu ikon wisata di Dieng. Dengan trek yang ringan dan hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai sana, tempat ini menjadi surga bagi pendaki pemula seperti saya. Jalur pendakian yang landai membuat siapa pun bisa menikmati perjalanan tanpa rasa terburu-buru, seolah-olah alam mengajak kita untuk bersantai dan menikmati setiap langkah.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di padang hijau indah itu, mata saya dimanjakan oleh panorama yang sulit dilukiskan kata-kata. Hamparan hijau yang seakan tanpa batas, diselingi kabut tipis yang menari-nari di udara. Dinginnya udara menambah nuansa sejuk, membuat saya betah berlama-lama. Suara angin yang berbisik pelan menjadi musik alam yang menenangkan.
Momen pertama saya mencoba mendaki ini terasa begitu istimewa. Saya yang awalnya ragu untuk melangkah ke dunia pendakian, kini malah terpikat. Rasanya seperti membuka bab baru dalam hidup saya, sebuah bab yang ingin saya lanjutkan dengan lebih banyak perjalanan ke puncak-puncak lainnya. Pengalaman ini membakar semangat saya untuk kembali menjelajahi keindahan alam lainnya.
Selain pesonanya yang memukau, Padang Savana Dieng juga ramah di kantong. Tiket masuk hanya Rp10.000 dan biaya parkir sebesar Rp5.000. Dengan harga yang sangat terjangkau, kita bisa menikmati keindahan yang tak ternilai. Namun, ada satu aturan penting yang harus dipatuhi, menjaga kebersihan. Sampah yang kita bawa harus turun kembali, tanpa meninggalkan jejak yang merusak keelokan savana.
ADVERTISEMENT
Saya melihat banyak pengunjung pada hari itu. Wajar saja, menjelang tahun baru, Dieng menjadi tujuan favorit wisatawan. Meski ramai, saya tetap menikmati keindahan alam ini. Galeri ponsel saya pun penuh dengan foto-foto savana yang memanjakan mata. Setiap sudut terasa layak untuk diabadikan, dari lekukan bukit hingga hamparan hijau yang seperti permadani.
Untuk menghindari macet, saya sengaja berangkat pukul empat subuh. Pintu Langit Wonosobo, yang sering menjadi titik macet, dapat saya lewati dengan lancar. Saya sangat menyarankan wisatawan lain untuk melakukan hal yang sama. Berangkat lebih awal tidak hanya membuat perjalanan lebih nyaman, tetapi juga memberikan kesempatan untuk menikmati pagi yang tenang di Padang Savana Dieng.
Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa mendaki bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang proses menikmati setiap langkah. Padang Savana Dieng dengan segala keindahannya menjadi tempat yang sangat saya rekomendasikan untuk siapa saja, baik pemula maupun pendaki berpengalaman. Di sini, alam mengajarkan kita tentang ketenangan, kesederhanaan, dan keindahan.
ADVERTISEMENT
Ketika akhirnya harus meninggalkan savana, saya merasa berat hati. Namun, rasa puas dan syukur mengiringi langkah saya menuruni jalur pendakian. Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang menguatkan saya untuk lebih mencintai alam.
Padang Savana Dieng adalah bukti nyata bahwa keindahan tidak selalu jauh atau mahal. Dengan segala daya tariknya, tempat ini seperti pengingat lembut bahwa dunia masih memiliki sudut-sudut hijau yang menenangkan. Jika Anda ingin merasakan pelukan alam yang hangat dan segar, Padang Savana Dieng adalah jawabannya. Sebuah perjalanan yang tak hanya mengisi galeri ponsel Anda, tetapi juga galeri hati Anda.
Dan kini, saya tahu pasti! saya akan kembali.