Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Boyolali Sebagai New Zealand Van Java
11 Juli 2021 21:51 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:00 WIB
Tulisan dari Desta Ayu Sekar P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keunikan Selandia Baru di Jawa tidak semua orang ketahui. Sering mendengar pernyataan “Tidak ada tempat seindah tanah kelahiran”. Budaya dan kelestariannya tersimpan dan memiliki daya tarik.
ADVERTISEMENT
Jarang orang mengenal Kabupaten Boyolali. Orang-orang lebih mengenal Kota Solo. Bukankah Solo dan Boyolali jelas berbeda? Benar sekali, Solo merupakan nama kota administratif dari Surakarta, sedangkan Boyolali adalah kabupaten yang berbatasan dengan Solo.
Sejauh mana kalian tahu tentang Kabupaten Boyolali?
Identik dengan susu, Boyolali sering disebut sebagai Kota Susu. Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, daerah ini bisa menghasilkan lebih dari 80 ribu liter susu segar setiap harinya.
Layaknya negara New Zealand yang terkenal sebagai penghasil susu segar. Boyolali pun begitu sehingga memiliki maskot patung sapi dan terkenal dengan New Zealand van Java. Berkeliling di Boyolali, kita akan sering menemukan patung-patung sapi.
Daya tarik seperti apa sih? Tepat sekali, jika mendengar kata susu pasti berpikir tentang sapi. Keunikan Kota Susu ini adalah bangunan berbentuk sapi raksasa yang letaknya ada di Alun-alun Kidul Boyolali. Bangunan sapi raksasa diberi nama Lembu Sora atau Sapi Ndekem.
ADVERTISEMENT
Pengunjung akan berswafoto di dekat Gedung Lembu Sora. Bangunan ini bukan sekadar patung, melainkan berfungsi sebagai gedung pertemuan.
Kalian tahu tidak? Selain Lembu Sora, Alun-alun Kidul Boyolali merupakan kompleks Pemerintahan Kabupaten Boyolali. Pengunjung dapat melihat Kantor Bupati yang dibangun mirip dengan Istana Negara dan kantor DPRD Boyolali yang mirip dengan gedung DPR di Senayan, Jakarta.
Tidak salah jika sapi perah menjadi maskot Kabupaten Boyolali. Bahkan setelah hari Raya Idulfitri pun, ada yang namanya hari Raya Sapi. Semua sapi-sapi dikeluarkan dari kandang dan berkeliling dengan berbagai macam hiasan pada sapi.
Alasan lainnya, karena Boyolali termasuk ke dalam wilayah dataran rendah. Udara dingin membuat alun-alun menjadi salah satu alternatif bagi warga sebagai ruang publik. Sore hingga malam menjadi pilihan waktu yang tepat untuk menikmati keindahan Alun-alun Kidul Boyolali.
ADVERTISEMENT
Gunung Merbabu dan Merapi akan terlihat dari Alun-alun Kidul Boyolali. Lengkap dengan kuliner yang dijajakan sepanjang jalan kompleks Pemkab Boyolali. Anak-anak akan dimanjakan dengan permainan seperti becak hias, mandi bola, dan permainan lainnya.
Tempat ini juga menghadirkan rasa toleransi yang tinggi kepada pengunjung. Mengapa? Karena ada lima bangunan untuk beribadah dari beberapa agama. Terdapat masjid, gereja, pura, dan wihara. Bangunan-bangunan tersebut mencerminkan kerukunan antar umat beragama sehingga orang yang datang merasakan damai akan toleransi beragama.
Selain patung Lembu Sora, ada pun patung jagung raksasa. Pemkab Boyolali membuat patung tersebut untuk memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS). Ketika masuk dari pintu utama Alun-alun Kidul Boyolali, terlihat patung jagung raksasa.
Awalnya jagung-jagung asli dirangkai menjadi patung raksasa. Tetapi jagung asli mudah busuk dan tidak tahan terhadap cuaca. Akhir tahun 2018, jagung-jagung asli diganti dengan bentuk biji jagung yang terbuat dari bahan tembaga.
ADVERTISEMENT
Sebelum bertemu dengan patung jagung raksasa. Pada sisi kanan jalan menuju alun-alun terdapat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojosongo. Tidak diragukan lagi, jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Mojosongo semua berkaitan dengan agribisnis. Hal itu membuktikan bahwa peternakan dan pertanian sudah melekat pada warga Boyolali.
Oleh karena itu, Alun-alun Kidul Boyolali bisa menjadi rekomendasi bagi orang-orang yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Banyak keuntungan dengan berkunjung dan bersantai di Alun-alun Kidul Boyolali.
Seperti kejadian malam tahun baru 2019, satu keluarga berencana menghabiskan waktu di Alun-alun Kidul Boyolali. Namun rencana tinggallah rencana, pukul 7 malam akses menuju alun-alun sudah ditutup oleh petugas. Ramainya pengunjung membuat mereka berakhir dengan merayakan tahun baru di jalan.
ADVERTISEMENT
Baru satu tempat, masih ada tempat-tempat lainnya yang patut dikunjungi saat berkunjung ke Kabupaten Boyolali. Pastinya tidak kalah menarik untuk dikunjungi.
(Desta Ayu Sekar P, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)