Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Gonta-ganti Kurikulum, Emang Boleh Secepat Itu?
6 Oktober 2023 17:21 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Deswita Citra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di era yang terus berkembang saat ini, seluruh kalangan di berbagai negara terutama di negara Indonesia di tuntut untuk melek teknologi. Tidak hanya terjadi pada dunia teknologi saja, dunia pendidikan pun semakin mengalami tantangan yang tak terelakkan, yaitu dengan pergantian kurikulum yang sangat cepat.
ADVERTISEMENT
Perubahan ini tidak hanya mengubah cara mengajar dan belajar, namun juga menciptakan dinamika baru dalam lingkungan pendidikan. Namun di sisi lain, masih banyak masyarakat yang tertinggal jauh pendidikannya terutama pada masyarakat 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Pergantian kurikulum yang cepat memberi kita kesempatan untuk mengintegrasikan pengetahuan terkini dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan. Namun, ketika itu semua terjadi di mana perubahan kurikulum yang sangat cepat ini memberikan peluang, perubahan yang cepat juga dapat menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian di kalangan pendidik, siswa, dan orang tua. Pergantian kurikulum yang cepat adalah panggilan untuk merangkul perubahan dan membangun masa depan pendidikan yang lebih baik, di mana setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkembang maksimal dan meraih impian mereka.
ADVERTISEMENT
Tetapi, di satu sisi ada dampak buruk dari adanya pergantian kurikulum yang sangat cepat ini. Misalnya saja pergantian Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka. Pada hal ini, Kurikulum Merdeka diartikan sebagai upaya pembaharuan pembelajaran dengan kerangka yang lebih mudah, materi yang disajikan langsung pada inti, pengembangan karakter, dan pengetahuan siswanya. Namun kenyataannya berbeda dengan itu semua, siswa malah merasa kebingungan akibat yang tadinya siswa sudah mulai beradaptasi di Kurikulum 2013, mereka juga harus beradaptasi lagi ke Kurikulum Merdeka.
Berulang-ulang gonta ganti kurikulum lalu bisa kita lihat hasilnya ada kenaikan namun turun lagi naik sedikit turun lagi begitu terus pada pergantian kurikulum selanjutnya. Tidak ada kurikulum yang mengalami keberhasilan namun tidak juga mengalami kegagalan. Di satu sisi guru yang merupakan peran utama dalam perkembangan pendidikan muridnya juga harus memanfaatkan tawaran pelatihan, seminar, workshop gratis atau berbayar untuk meningkatkan kompetensinya dalam mengajarkan pembelajaran ke muridnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Profesor Hadir (komisi X DPR RI), Kurikulum Merdeka kembali ke kurikulum sebelum 2006 yang dapat kita lihat dari struktur elemen, deskripsi, dan pada capaian. Kurikulum Merdeka, seperti namanya, menekankan kebebasan dan fleksibilitas dalam pembelajaran. Ini memungkinkan sekolah dan guru untuk menyesuaikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal mereka. Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah langkah positif, karena itu memungkinkan pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan relevan.
Namun, ada juga kekhawatiran tentang ketidakpastian dan tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum yang cepat dapat menimbulkan kebingungan di kalangan pendidik dan siswa. Persiapan yang kurang matang atau sumber daya yang tidak memadai dapat menghambat pelaksanaannya dengan efektif.
Menurut bapak Munif Chatib (praktisi pendidikan) mengenai Kurikulum Merdeka, menurutnya sepanjang pengetahuannya tentang Kurikulum Merdeka. Bapak Munif Chatib sangat mendukung kebijakan dari Kemendikbud. Setidaknya ada beberapa poin penting dalam Kurikulum Merdeka yaitu: sekolah mempunyai hak untuk memilih. Sekolah mempunyai kewenangan untuk memilih menggunakan Kurikulum Merdeka atau tidak, masih menerapkan Kurikulum 2013.
ADVERTISEMENT
Hak sekolah utuk memilih Kurikulum ini adalah sebuah kemajuan. Lalu mengenai isi Kurikulum Merdeka fleksibel. Sekolah dapat meracik sendiri isi kurikulum sekolah berdasarkan kebutuhan peserta didik, visi dan budaya sekolah. Hal ini akan membawa kemajuan kualitas pendidikan yang cepat sebab terpantik kreativitas masing-masing sekolah. Dan mengenai penerapan pendekatan proyek. Hal ini akan membuat proses dan hasil pembelajaran bermakna dan masuk memori jangka panjang siswa. Apalagi proyek yang menyelesaikan masalah yang sering terjadi.
Banyak orang yang berceletuk atau berpendapat mengenai pergantian Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka yang sangat cepat ini.
Bapak Nadiem Makarim berbicara jika kurikulum ini tidak akan dipaksakan untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Tapi jika sudah terlanjur diresmikan, saya rasa lambat laun sekolah-sekolah pun akan ganti kurikulum juga. Saya pribadi, yang masih menjalankan pendidikan menjadi mahasiswi, sebetulnya tidak terlalu masalah dengan pergantian kurikulum ini. Hanya saja saya terkadang berpikiran, kapan ya Indonesia punya kurikulum yang cocok bagi masyarakatnya dan dapat diterapkan dalam waktu yang lama?
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan pendapat atau opini di atas, bahwa sebenarnya perubahan kurikulum sangat diperlukan seiring perkembangan zaman, karena dengan adanya perubahan dunia pendidikan akan selalu bergerak menuju yang lebih baik lagi baik bagi pendidik maupun peserta didik. Setiap kurikulum yang pernah ada di Indonesia pasti memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Pada Kurikulum 2013 yang menekankan pembelajaran tematik integratif guru berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik, pembelajaran akan berpusat pada peserta didik dengan dampingan dari gurunya. Kurikulum 2013 juga menekankan pada pembentukan sikap peserta didik nampak ingin memadukan pesan-pesan dalam kurikulum sebelumnya. Guru adalah perancang masa depan peserta didik, dan sebagai perancang profesional, guru harus berusaha membentuk pribadi peserta didik kearah yang lebih baik dan berkualitas, serta siap berperan aktif dalam mengisi kehidupannya di masa depan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu guru perlu memulainya dari hal-hal yang kecil dan konkret, mulai dari masalah-masalah yang dihadapi di lingkungan sekolah, dengan tetap berpikir besar. Guru harus tetap profesional akan tugasnya walaupun terjadi pergantian kurikulum di Indonesia, dengan pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa senang terhadap pembelajaran yang diberikan.
Menurut saya kurikulum yang dirancang oleh pemerintah memiliki tujuan yang baik. Perubahan yang dilakukan pun sudah sesuai dengan perkembangan zaman. Saya yakin, Kurikulum Merdeka pun dirancang dengan baik. Mengenai isi dari kurikulum, saya kira, hampir sama dengan Kurikulum 2013.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa kurikulum ini merupakan kesinambungan dari Kurikulum 2013. Untuk saya yang menjadi permasalahan ketika terjadi perubahan kurikulum adalah implementasinya. Seperti yang sudah-sudah, terdapat banyak masalah. Contohnya, Kurikulum 2013 yang sudah berjalan beberapa tahun, pada penerapannya hingga saat ini, sesungguhnya masih menyisakan ketidakjelasan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Kurikulum Merdeka? Kita belum bisa memberikan penilaian terhadap pencapaian kurikulum ini, karena kurikulum merdeka masih dalam tahap awal pelaksanaan di beberapa sekolah. Dalam pandangan saya, tahap pengenalan Kurikulum Merdeka ini lumayan baik. Tidak serta-merta diterapkan ke semua sekolah. Disertai pula dengan pendampingan bagi guru.
Yang sedikit agak membingungkan adalah sebagian sekolah menerapkan Kurikulum 2013, sebagian lagi Kurikulum Merdeka. Tetapi saya yakin pemerintah telah memikirkan itu semua. Mudah-mudahan tidak muncul pandangan miring di tengah masyarakat bahwa sekolah dengan kurikulum ini lebih unggul dari sekolah dengan Kurikulum 2013, sebagaimana penilaian yang tidak seimbang dari masyarakat antara anak IPA yang lebih pintar dari anak IPS.
Saya harap, nantinya jika berganti menteri pendidikan maka bisa lebih mempertimbangkan lagi terkait kurikulum yang akan digunakan. Boleh sih jika pergantian kurikulum dengan cepat, tetapi menteri pendidikan juga harus dapat mempertimbangkan bibit bobot terkait kemajuan pendidikan di Indonesia saat ini bagaimana.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, kurikulum yang cocok dengan kondisi di Indonesia saat ini adalah kurikulum yang sederhana yang tidak memberatkan para siswanya. Sebab dengan kondisi seperti sekarang ini semangat belajar peserta didik sangat menurun drastis. Peserta didik akan lebih mudah bosan dan malas belajar bahkan ada yang lebih memilih tidak melanjutkan sekolah. Dan tidak lupa juga tetap menyertakan pendidikan karakter pada peserta didik, sebab dengan semakin berkembangnya zaman dan canggihnya teknologi seperti saat ini pendidikan karakter pada anak juga tak kalah pentingnya.
Oleh karena itu, jangan jadikan perubahan kurikulum tersebut menjadi momok yang menakutkan dan beban menjadi beban untuk kita. Tetapi, kita harus menjadikan hal tersebut menjadi suatu cambukan kita untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan mampu bersaing di dalam pendidikan nasional maaupun internasional.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut akan terwujud dengan menerapkan sisitem manajemen kurikulum pendidikan yang baik dan merata secara keseluruhan. Dan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkan Indonesia yang merata pendidikan di semua kalangan.