Konten dari Pengguna

Rencana Pariwisata ke Osaka dan Nagoya

Desynta Putri Aryani
Mahasiswa Studi Kejepangan Universitas Airlangga
10 Oktober 2022 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desynta Putri Aryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Istana Osaka. Sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/istana-osaka-jepang-ogu-osaka-1398116/?download
zoom-in-whitePerbesar
Istana Osaka. Sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/istana-osaka-jepang-ogu-osaka-1398116/?download
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama : Desynta Putri Aryani
Program Studi : Studi Kejepangan
ADVERTISEMENT
Fakultas : Fakultas Ilmu Budaya
Halo semua, nama saya Desynta Putri Aryani. Saya adalah mahasiswa semester 3 Universitas Airlangga. Disini saya akan menjelaskan rencana saya kedepannya ketika menginap beberapa hari di Jepang atau lebih tepatnya ke Osaka dan Nagoya untuk liburan. Dari sini saya akan menjelaskan rencana mulai hari pertama hingga terakhir.
Hari pertama saya tiba di Jepang, saya turun dari Bandar Udara Internasional Kansai atau Kansai Kokusai Kuko. Sayapun langsung jalan jalan ke Istana Osaka. Istana Osaka merupakan sebuah landmark istana megah yang berada di dalam Taman Istana Osaka yang indah dan tidak lupa menjadi spot foto yang menarik pula. Disana saya akan mengambil banyak foto foto untuk dijadikan kenangan. Setelah itu langsung melakukan check-in pada hotel yang saya tuju untuk beristirahat. Saya beristirahat di Hotel The Lively Honmachi Osaka, yang jaraknya cukup dekat dengan Istana Osaka.
ADVERTISEMENT
Setelah cukup beristirahat, malamnya saya berjalan-jalan di Dotonbori untuk menikmati dunia malam di Osaka. Mengingat bahwa di cerita, game, atau bahkan televisi menggambarkan kota malam Osaka dengan sungguh memanjakan mata. Tempatnya begitu ramai dengan papan reklame yang menghiasi setiap jalannya dengan berkilauan. Suatu kota yang tidak kalah dengan kota Tokyo atas keindahannya. Disana aku akan berbelanja beberapa hal dan setelah itu mencari restoran karena sudah waktunya makan malam. Di restoran itu, saya memesan ramen karena ramen merupakan kuliner yang menjadi incaran saya ketika di Osaka. Setelah puas, saya kembali berjalan jalan dan mencari stan Takoyaki. Saya langsung membelinya untuk kembali menikmati jajanan di tengah keramaian Dotonbori. Tak lupa juga untuk mengunjungi Tombori River Cruise, yaitu sungai panjang yang berada di Dotonbori.
ADVERTISEMENT
Hari kedua, setelah sepertinya sudah cukup beristirahat, saya menuju Akuarium Osaka Kaiyukan di distrik Minato yang penuh dengan satwa laut yang sangat menggemaskan. Saya juga melihat aneka satwa menarik seperti anjing laut, penguin, lumba-lumba, paus, ubur-ubur, ikan pari, dan yang lainnya. Sungguh menggemaskan. Mengingat jam sudah menunjukkan waktu makan siang, sehingga saya harus mencari restoran untuk makan siang.
Setelah mencari makan siang, saya langsung menuju Nipponbashi, atau tempat berjualan berbagai merchandise anime. Saya membeli berbagai hal untuk diri sendiri dan beberapa oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepat dan sore pun menyambut. Sebenarnya ingin melanjutkan perjalanan lagi, namun teringat bahwa memiliki jadwal untuk malamnya. Jadi saya lebih memilih untuk kembali ke hotel untuk bernapas setelah ditengah keramaian Nipponbashi tadi.
ADVERTISEMENT
Malam datang. Setelah istirahat, saya pun segera menuju destinasi selanjutnya, yaitu Tsutenkaku. Di Tsutenkaku, sama seperti halnya di Dotonbori sebelumnya; saya datang untuk menikmati indahnya Osaka pada malam hari. Tempat yang berkilauan sungguh indah ditemani takoyaki dan okonomiyaki, seperti biasa. Tak lama aku disana, lalu segera pulang karena ingin mengistirahatkan diri untuk destinasi wisata besok.
Pada hari selanjutnya, saya mengunjungi Sumiyoshi-taisha atau Kuil Agung Sumiyoshi. Disana, saya dapat menikmati kolam yang bersih, jembatan merah yang unik, dan alam sekitar yang masih asri sehingga menjadi tempat spesial untuk tempat berfoto. Dilanjutkan menuju Osaka City Museum of Fine Arts, tempat terakhir yang benar benar ingin saya kunjungi karena keseniannya yang estetik. Sebagai orang yang menyukai seni, tentunya destinasi ini tidak bisa terlepas dalam daftar list destinasiku. Disana aku bisa melihat berbagai koleksi seni, seperti lukisan, pahatan, dan kerajinan tangan. Suatu seni yang berbeda dengan yang ada di Indonesia, sehingga bisa dengan puas menikmati tiap tiap sudut dari museum tersebut. Setelah cukup bersemangat seharian, terlebih setelah mengunjungi museum seni, waktunya untuk beristirahat dan bersiap untuk hari selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Besoknya, saya harus segera bergegas. Setelah tiga hari di Osaka, saya masih ingin melanjutkan perjalanan dengan menyusuri Nagoya. Pagi sekitar jam 6, saya harus segera ke stasiun Shin-Osaka menuju stasiun Nagoya. Dengan biaya yang dikeluarkan cukup banyak, yaitu kisaran 5.830 yen, dan tanpa melakukan booking terlebih dahulu.
Menghabiskan perjalanan sekitar 50 menit, tibalah di stasiun Nagoya. Tempat yang masih menjadi incaran utama saya selain Osaka tentunya. Di stasiun Nagoya, saya langsung mengunjungi pusat perbelanjaan untuk melihat-lihat dan setelah itu langsung sarapan di salah satu restoran di sana. Makanan yang ditawarkan adalah antara lain ramendori, tebasaki, unagi, dan miso nikomi udon yang sudah terkenal. Tidak lupa setelah perut kenyang, kembali berjalan-jalan ke Meitetsu Department Store. Walaupun sepertinya tidak membeli apa-apa, berjalan-jalan sembari melihat merk brand ternama di Jepang bukanlah hal yang buruk.
ADVERTISEMENT
Mungkin pilihan yang buruk berjalan-jalan dengan koper dan tas berat di Nagoya. Check-in di Choukou Hotel dekat stasiun Nagoya dan segera istirahat. Biaya per-malam yang dikeluarkan untuk hotel ini jika di-Rupiahkan sekitar 300 hingga 400 ribu rupiah. Tidak mahal, karena memang hanya hotel bintang 2 disana. Tapi untuk menjaga keuangan tetap stabil, hotel ini bisa dijadikan pertimbangan. Hal ini dikarenakan destinasi wisata yang ingin dikunjungi di Nagoya masih banyak, jadi harus tetap hemat. Untuk hari ini, prioritasnya adalah istirahat seharian. Mungkin berjalan-jalan ke konbini terdekat untuk mengisi perut.
Besok paginya, destinasi awal yang harus dikunjungi adalah Kastil Nagoya. Tempat ini menjadi simbol bagi Nagoya itu sendiri. Disini terdapat beberapa kuliner yang bisa dicicipi, jadi pastikan bahwa sudah mencicipi semuanya baru pulang. Taman Tokugawa dan Museum Seni Tokugawa merupakan destinasi selanjutnya. Nah, Taman Tokugawa adalah taman yang dibangun di fondasi daimyoteien milik keluarga Owari-Tokugawa. Fondasi tersebut juga menjadi dasar untuk Nagoya di zaman sekarang ini. Di dalam area Taman Tokugawa ini, ternyata terdapat juga Museum Seni Tokugawa. Museum ini memamerkan barang-barang yang dulunya hanya tergeletak tidak terurus di gudang rumah Keluarga Owari-Tokugawa. Ada pula kacchu (baju zirah yang dikenakan para samurai), pedang Genji Monogatari Emaki yang ditetapkan sebagai harta karun milik negara, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Hari terakhir, tempat destinasi di Nagoya yang ingin saya kunjungi adalah Kuil Atsuta. Kuil ini indah dan menyegarkan untuk dipandang mata. Tapi menurut beberapa situs di internet, disarankan untuk meminta peta karena kuil ini ternyata cukup besar dan luas. Di dalam ternyata juga terdapat kuil-kuil kecil, balai besar tempat penyimpanan harta karun, dan ada pula kedai kishimen. Tidak lupa dihiasi pepohonan yang umurnya sudah lebih dari 1000 tahun. Selanjutnya menuju Endoji Shotengai dan Shikemichi. Di tempat ini, nuansa masa lampau Jepang dapat dirasakan secara langsung. Di Endoji Shotengai terdapat kedai-kedai unik, fasilitas olahraga dan teater. Sedangkan Shikemichi merupakan area yang dipenuhi rumah-rumah dan gudang bergaya tradisional dengan dinding hitam. Bangunan tersebut adalah sisa-sisa bangunan pada kala perang dahulu. Kebanyakan bangunan telah direnovasi dan dimanfaatkan sebagai kafe, restoran ataupun kedai. Meski begitu, ada pula bangunan yang dijadikan pemukiman. Jadi, mari tetap jaga sopan santun ketika berjalan-jalan di area tersebut.
ADVERTISEMENT
Malamnya saya harus pulang ke Indonesia. Berbagai tempat di Osaka dan Nagoya tidak bisa henti-hentinya memanjakan mata. Sumiyoshi-taisha serta Osaka City Museum of Fine Arts yang saya kunjungi untuk lebih mengenal Osaka, hingga indahnya gemerlapan kota Osaka di malam hari yang dihiasi oleh papan reklame dan lampu-lampu tiap deretan toko melalui Dotonbori, sungguh tak terlupakan. Nagoya yang penuh dengan nuansa lampau dan kuno yang masih terjaga ditengah modernisasi, tak lupa juga Kuil Atsuta dan Kastil Nagoya. Taman Tokugawa yang asri dan menyegarkan mata sekaligus Endoji Shotengai dan Shikemichi. Sungguh tempat yang pasti dirindukan dan ingin kembali.