Konten dari Pengguna

Fenomena Belanja Online Sebagai Budaya Populer di Kalangan Masyarakat

Deva Rahmawati
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
6 Januari 2023 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deva Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Candu Belanja Online. (Deva Rahmawati/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Candu Belanja Online. (Deva Rahmawati/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Budaya populer sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Hampir semua masyarakat mengikuti budaya populer dan sudah menjadi gaya hidup mereka. Istilah budaya populer merujuk pada budaya masyarakat. Pada umumnya, budaya populer relevan dengan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya populer adalah budaya yang lahir atas keterkaitan dengan media. Artinya, media mampu memproduksi sebuah bentuk budaya, maka publik akan menyerapnya (Setiawan, 2013).
ADVERTISEMENT
Saat ini hampir semua masyarakat menggunakan media. Jadi, mayoritas masyarakat merupakan khalayak. Khalayak merupakan masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan medianya. Khalayak dapat dibedakan menjadi dua yaitu khalayak aktif dan pasif. Khalayak aktif berangkat dari Stuart Hall dalam tradisi culturalstudies model encoding atau decoding. Di mana dalam proses komunikasi penyampaian pesan dikirim (encoding), kemudian diterima (decoding). Pesan yang disampaikan akan dimaknai secara berbeda-beda yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kepentingan atau latar belakang dan pengalaman. Sedangkan, khalayak pasif yaitu khalayak yang tidak berdaya dihadapan media.
Adanya relasi antara budaya populer dan khalayak dapat dicerminkan dengan fenomena belanja online yang terus mengalami peningkatan di Indonesia. Belanja online adalah layanan jual beli barang yang dilakukan melalui internet tanpa harus bertatap muka secara langsung antara penjual dan pembeli (Sari, 2015).
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi masa kini yang semakin canggih, belanja online dapat dilakukan melalui beberapa aplikasi seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, Tiktok Shop, dan lain sebagainya. Hal ini dapat memudahkan khalayak sebagai konsumen dalam mencari barang yang mereka inginkan. Konsumen bisa melihat barang-barang berupa foto atau bahkan juga video (Nurhayati, 2017).
Banyak hal yang menyebabkan khalayak saat ini lebih memilih belanja online. Fenomena belanja online ini memberikan banyak dampak positif. Berikut beberapa kelebihan belanja online :
1. Praktis dan Efisien
Hal yang membuat belanja online terasa nagih adalah kepraktisannya. Sebab, konsumen tidak perlu ribet dan hanya membutuhkan smartphone. Selain praktis, belanja online juga menawarkan efisiensi waktu yang sangat cepat. Hanya dengan beberapa menit, konsumen tinggal menunggu barangnya sampai ke rumah.
ADVERTISEMENT
2. Pilihan Produk yang Bervariasi
Dengan belanja online, lebih banyak pilihan produk yang bisa ditemui dengan mudah oleh konsumen. Jenis barang yang ada juga lebih variatif dan bisa disesuaikan dengan gaya hidup konsumen.
3. Banyak Promo dan Cashback
Tingginya minat khalayak untuk melakukan belanja online tak lepas dari promo dan cashback yang disediakan toko tersebut. Strategi marketing seperti ini terbukti ampuh untuk menarik minat konsumen terhadap suatu brand.
4. Bisa Membandingkan Harga dengan Kualitas
Ketika belanja online, kita bisa membandingkan harga untuk produk yang sama, sehingga bisa memilih produk dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik. Selain itu, kita bisa membaca ulasan dari orang-orang yang pernah membeli produk tersebut. Ulasan yang diberikan tentunya sangat beragam, mulai dari yang positif hingga negatif.
ADVERTISEMENT
5. Sistem Pembayaran Lebih Mudah
Sistem pembayaran yang mudah menjadi kelebihan belanja online yang disukai konsumen. Mulai dari Cash on Delivery (COD), Transfer Bank, Kartu Kredit, dan lain sebagainya. Bahkan beberapa e-commerce juga menyediakan pilihan pembayaran secara dicicil.
Namun, tidak sedikit juga dampak negatif dari fenomena belanja online ini. Berikut beberapa kekurangan belanja online :
1. Bisa Mengganggu Manajemen Keuangan
Keuangan adalah salah satu hal yang krusial dalam kehidupan. Dengan belanja online secara bijak, kita bisa menghemat pengeluaran. Namun, apabila belanja online menjadi kegiatan mengisi waktu secara rutin dan membeli sesuatu di luar perencanaan, hal itu merupakan musuh utama dalam perencanaan keuangan. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan menyusun daftar barang yang dibutuhkan ketika ingin belanja online dan selalu mengikuti daftar tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Barang Tidak Sesuai Ekspetasi
Nilai minus lain yaitu online shop hanya memajang gambar yang menarik, sehingga kita langsung membeli tanpa bisa melihat dan memeriksa secara langsung apakah sesuai dengan barang aslinya.
3. Cenderung Membeli Barang yang Tidak Diperlukan (Konsumtif)
Seringkali tanpa disadari, ketika belanja online tidak hanya membeli barang yang dibutuhkan, tetapi dengan berbagai promo yang ditawarkan, membuat kita membeli berbagai barang yang diinginkan secara tidak terkontrol.
4. Rawan Penipuan
Meskipun belanja online sudah menjadi hal lazim dan banyak toko online terpercaya, bukan berarti tidak ada hal seperti penipuan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan teliti dahulu sebelum membeli produk di situs belanja online. Pastikan website terpercaya dan memiliki review produk yang baik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa budaya populer sangat melekat dengan kehidupan masyarakat dan media. Sebagai contoh, adanya fenomena belanja online yang sampai saat ini terus mengalami peningkatan di Indonesia. Terlebih lagi, teknologi masa kini yang semakin canggih dapat memudahkan khalayak dalam melakukan aktivitas belanja online. Namun, sebagai khalayak yang cerdas harus memanfaatkan aktivitas ini dengan bijak. Hindari tindakan pemborosan seperti membeli barang yang tidak dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati. (2017). "Belanja Online Sebagai Cara Belanja di Kalangan Mahasiswa". Journal Aceh Anthropological. 1, (2), 1-22.
Sari, C. A. (2015). "Perilaku Belanja Online di Kalangan Mahasiswi Antropologi Universitas Airlangga". AntroUnairdotNet. 4, (2), 1-12.
Setiawan, R. (2013). "Kekuatan New Media dalam Membentuk Budaya Populer di Indonesia". Ilmu Komunikasi. 1, (2), 355-374.
ADVERTISEMENT