Moral Cerita Film All Quiet on the Western Front

Dewanto
Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2022 Universitas Pembangunan Jaya
Konten dari Pengguna
17 Desember 2022 6:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
All Quiet on the Western Front (2022). Sumber: Netflix
zoom-in-whitePerbesar
All Quiet on the Western Front (2022). Sumber: Netflix
ADVERTISEMENT
All Quiet on the Western Front merupakan film anti-war yang diadaptasi dari novel karya Erich Maria Remarque dengan judul yang sama. Remarque menggunakan pengalaman pribadinya sebagai tentara Jerman untuk menulis novel All Quiet on the Western Front. Dia direkrut pada usia 18 tahun, dan dia bertempur di Front Barat atau Western Front Perang Dunia I, di mana dia menyaksikan banyak kekejaman yang kemudian dia gambarkan dalam novel. Berlatarkan Perang Dunia I, film ini menceritakan karakter Paul Bäumer, seorang remaja idealis yang mendaftarkan dirinya sebagai seorang tentara Jerman untuk membela negaranya. Akan tetapi, rasa antusias Paul dan harapannya menjadi seorang pahlawan dengan cepat hilang ketika dia melihat realita perang yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Dirilis di tahun 2022, film ini disutradarai oleh Edward Berger dan dapat ditonton melalui aplikasi streaming Netflix. Mendapatkan review yang positif, film ini berhasil membuat kagum kritikus karena pesan anti-war yang dibawakannya (New York Times, 2022). Tidak hanya kritikus, film ini juga berhasil memukau para penonton dan mendapatkan review yang sangat positif.
Sinopsis
All Quiet on the Western Front menceritakan tentang sekelompok pemuda Jerman yang ikut Perang Dunia I setelah terpikat oleh slogan-slogan patriotisme dan kehormatan. Paul Bäumer, seorang remaja berumur 17 tahun bergabung sebagai tentara Jerman yang ditempatkan di Front Barat atau Western Front ketika Perang Dunia I. Tidak sendirian, Paul bergabung bersama teman-temannya dengan dukungan dari profesor mereka dan terpengaruh oleh propaganda Kekaisaran Jerman bahwa mereka semua akan menyambut kemenangan di Paris dan mengibarkan bendera Jerman di sana. Mereka dengan rasa semangat dan antusias untuk membela negara mereka bergabung untuk ikut Perang Dunia I tanpa mengetahui realita perang yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, ketika mereka mengetahui realita perang yang sesungguhnya, mereka tidak lagi peduli mengenai tujuan awal mereka dan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka (Netflix, 2022).
Visual
All Quiet on the Western Front berhasil menampilkan visual Perang Dunia I yang sangat akurat. Trench warfare atau perang parit, kebrutalan Perang Dunia I, trauma para tantara, semua hal tersebut ditampilkan dengan sangat akurat. Warna dan estetika dari film ini juga lumayan vibrant untuk sebuah film Perang Dunia I.
Lalu, pesan moral apa saja yang terdapat di film All Quiet on the Western Front?
Trauma
Salah satu pesan dari film ini adalah dampak perang terhadap mental dari seorang tentara atau biasa disebut dengan post-traumatic stress disorder (PTSD). Paul yang tadi awalnya antusias untuk ikut Perang Dunia I menjadi tidak semangat, takut, dan pasrah setelah melihat kebrutalan Perang Dunia I dan mempengaruhi kesehatan mentalnya.
ADVERTISEMENT
Dampak Propaganda
Film ini menampilkan sisi dan dampak buruk dari propaganda perang. Paul dan teman-temannya terpengaruh oleh propaganda-proganda dari Kekaisaran Jerman bahwa mereka semua akan menyambut kemenangan di Paris. Tertipu oleh slogan patriotisme dan kehormatan, mereka ikut Perang Dunia I tanpa mengetahui realita yang sebenarnya.
Kebrutalan Medan Perang
Aspek penting yang ditampilkan di film ini adalah kebrutalan dari Perang Dunia I. All Quiet on the Western Front bertujuan untuk menggambarkan perang seperti yang sebenarnya dialami, menggantikan gambaran romantis perang seperti kejayaan dan kepahlawanan dengan ketakutan, ketidakberartian, pembantaian, dan brutalnya Perang Dunia I. Paul melihat sendiri brutalnya medan perang, ladang parit yang dipenuhi oleh tentara yang mati, melihat teman-temannya mati satu per satu, sadisnya dan horornya Perang Dunia I, dan berusaha untuk bertahan hidup dari segala hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai Pengingat Kepada Kita Semua
All Quiet on the Western Front menjadi sebuah pengingat bagi kita semua mengenai dampak buruk dan brutalnya dari perang. Tentara yang berperang juga menjadi korban. Rasa patriotisme dan kehormatan tidak sebanding dengan jutaan nyawa yang meninggal. Mereka hanya mengikuti perintah dari pemimpin mereka yang sama sekali tidak peduli dengan korban jiwa yang berjatuhan dan mati dengan sia-sia, untuk apa?
Film ini tidak hanya berhasil menampilkan kekejian dan juga brutalnya perang, namun juga berhasil menampilkan perspektif para pemuda yang dikirim untuk berperang oleh pemimpin mereka yang sama sekali tidak peduli mereka.