news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Belanja Mulai Bergeser ke Online, BI Akan 'Rekam' Data e-Commerce

7 Agustus 2017 16:33 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menjual barang preloved online. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menjual barang preloved online. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Transaksi perdagangan digital atau e-commerce belum mampu menggeser konsumsi rumah tangga secara dominan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga selama kuartal kedua 2017 masih tumbuh 4,95 persen (yoy), naik dibandingkan kuartal sebelumnya 4,94 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Demikian juga jika dibandingkan secara kuartalan, konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua 2017 sebesar 1,32 persen (qtq), meningkat dari kuartal sebelumnya yang hanya 0,15 persen (qtq).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pihaknya memang mengakui adanya pergeseran transaksi konvensional ke online. Namun, andilnya ke pertumbuhan ekonomi masih sangat kecil.
"Ada pergeseran online, tapi hanya di kalangan menengah atas. Secara global angka dari berbagai transaksi itu (e-commerce) belum menunjukkan pasti berapa share-nya tapi saya rasa lebih kecil dari total konsumsi," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (7/8).
Belanja online menggunakan e-Banking (Foto: Negative Space (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Belanja online menggunakan e-Banking (Foto: Negative Space (CC0 Public Domain))
Lebih lanjut ia mengatakan, BPS memerlukan bantuan dari berbagai stakeholder dan pihak swasta lainnya agar data e-commerce bisa terbaca secara jelas. Sehingga nantinya data transaksi online bisa diukur andilnya ke pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, transaksi e-commerce selanjutnya terus diantisipasi oleh berbagai pihak, salah satunya Bank Indonesia (BI). Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati mengatakan, saat ini pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan beberapa e-commerce terkait perjanjian untuk sinergi data. Nantinya, BI akan bisa melihat sekitar 60 persen dari transaksi online yang ada di Indonesia.
"Masih tahap awal, terus kami kembangkan, kan tambah terus perusahaan e-commerce-nya, at least 60 persen transaksi online nantinya bisa kami capture. Beberapa dari mereka sudah tanda tangan kerja sama dengan kami, tapi kami masih cleaning data, kami belum bisa mengeluarkan beberapa perkembangan dari waktu ke waktu," jelasnya.
Ke depan, BI juga akan bekerja sama dengan BPS untuk mensinergikan data e-commerce tersebut. Sehingga nantinya data tersebut bisa digunakan juga untuk analisis kebijakan atau untuk mengambil kebijakan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi dengan BPS kami terus kerja sama, tidak ada pengkhususan, kalau di sektor keuangan selain BI kan ada OJK yang mengeluarkan datanya, kalau untuk data PDB, ketenagkerjaan, dan lainnya itu tetap official BPS," jelasnya.