Kisah Cikal Damarwulan, Pemanjat Berusia 10 Tahun dari Bandung

Wulan Damardono
Ibu Rumah Tangga, Penyuka Panjat Tebing
Konten dari Pengguna
26 Agustus 2021 11:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wulan Damardono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cikal memanjat jalur Batu Hamil di Tebing Gunung Hawu Padalarang, Kabupaten Bandung. Dokumentasi : @damardono.
zoom-in-whitePerbesar
Cikal memanjat jalur Batu Hamil di Tebing Gunung Hawu Padalarang, Kabupaten Bandung. Dokumentasi : @damardono.
ADVERTISEMENT
Namanya Ardana Cikal Damarwulan, biasa dipanggil Cikal. Lahir di Bandung, 8 September 2010. Saat tulisan ini dibuat, usianya 10 tahun 11 bulan. Dia menyebut dirinya climber. Itu pula yang dia tulis di profile akun Instagramnya @cikaldamarwulan. Saat ini Cikal tinggal di kota Bandung bersama orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Ketertarikan Cikal terhadap panjat tebing (rock climbing) sudah terlihat sejak umur 4 tahun. Hampir semua bagian dan furniture rumah pernah dia panjat. Karena semakin hari makin menjadi, maka orangtuanya membawa Cikal ke Eiger Flagship Store yang berada di Jalan Sumatra untuk memperkenalkan Cikal pada olahraga extreme ini, agar kegemaran panjat memanjat Cikal bisa tersalurkan dengan baik. Sayangnya untuk menjadi member klub panjat tebing di Eiger minimal harus berusia 7 tahun. Alasannya supaya sudah bisa mengerti arahan instruktur mengingat kegiatan ini berisiko tinggi. Tapi Cikal tetap diperbolehkan ikut 'berlatih' di arena bouldering yang ada di sana walaupun belum menjadi member.
Ketika Cikal berulang tahun yang ke 7, hal pertama yang dia minta ke orang tuanya adalah menjadi member Eiger Climbing Center (ECC). Sejak itulah Cikal rutin berlatih yang didampingi oleh instruktur profesional di ECC.
ADVERTISEMENT
Cikal mulai mengikuti kompetisi panjat tebing saat berusia 8 tahun dan mulai meraih medali di usia 9 tahun. Sepanjang tahun 2019, Cikal berhasil memperoleh 10 medali emas yang diraih dari berbagai kompetisi mulai dari tingkat kota, provinsi, regional dan terakhir skala nasional.
Cikal di papan panjat Cikole Lembang. Dokumentasi : @damardono.
Tahun 2020 Cikal sudah berencana untuk mengikuti berbagai kompetisi yang sudah terjadwal, sayangnya pandemi Covid-19 membuat semua rencana itu bubar. Hal ini sempat membuat Cikal sedih berkepanjangan. Saat itu Cikal sedang onfire, jadi hilangnya kesempatan memperoleh medali membuat dia sangat kecewa.
Pandemi Covid-19 inipun membuat Cikal tidak bisa berlatih karena klub dan semua tempat Cikal berlatih tutup untuk waktu yang tidak jelas hingga kapan. Tapi hal ini tidak membuat Cikal patah semangat, dia ingin tetap berlatih. Hal ini membuat orang tuanya berpikir bagaimana caranya agar Cikal tetap bisa berlatih dengan risiko terpapar Covid-19 yang minimal. Akhirnya dibuatlah mini boulder (2,4x2,4m2) di rumah dan berlatih rutin di tebing alam. Supaya latihannya lebih terarah, Cikal minta dibuatkan program latihan oleh instrukturnya.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa bulan berlatih, orang tuanya mulai berpikir bagaimana caranya untuk melihat progress kemampuan memanjat Cikal. Karena jika hanya latihan saja tanpa mengerti kemajuannya percuma, tidak ada tujuan atau goal yang jelas. Sebelum pandemi, untuk mengukur progress bisa dilihat dari berbagai kompetisi yang diikuti. Karena selama pandemi tidak ada kompetisi, akhirnya dipilihlah grade jalur pemanjatan tebing alam sebagai indikator progress Cikal.
Cikal memanjat di tebing Citatah 90 Padalarang. Dokumentasi : @damardono
Di tebing alam, hampir setiap jalur pemanjatan mempunyai grade atau tingkat kesulitan tertentu, sehingga mudah untuk menentukan level memanjat seorang climber. Penjelasan level atau grade tebing alam bisa dibaca di sini. Setiap kali Cikal memanjat di tebing alam, selalu dicek terlebih dulu grade jalur pemanjatannya. Dari situ terlihat bahwa Cikal berada di grade antara 5.9 dan 5.10 saat itu. Sejalan bergulirnya waktu, Cikal kemudian mampu menaikkan grade hingga di 5.11. Ketika akan menaikkan grade ke 5.12 tercetus ide untuk membuat ini menjadi sebuah project. Karena grade 5.12 ini semacam sebuah milestone untuk para climber. Jika sudah mampu memanjat jalur grade 5.12 ini rasanya seperti naik ke circle yang lebih elite. Makin tinggi grade jalur yang mampu dipanjat, makin tinggi value seorang climber, karena makin tinggi tingkat kesulitan dan tentunya makin sedikit climber yang mampu mencapai grade tersebut.
ADVERTISEMENT
Di tebing Citatah 125 yang terletak di daerah Padalarang Kabupaten Bandung, ada salah satu jalur dengan grade 5.12 yaitu jalur Bor 7. Jalur ini termasuk salah satu jalur hits yang menjadi barometer grade 5.12 para climber di Indonesia. Jalur inilah yang kemudian dipilih sebagai target pencapaian grade 5.12 Cikal. Perjalanan Cikal mencapai grade 5.12 ini dilabeli #RoadToBor7 dengan goal memanjat jalur Bor 7 tanpa terjatuh sampai di puncaknya. Cerita tentang project ini akan dituangkan di tulisan yang berbeda.
Cikal memanjat di tebing Citatah 125. Dokumentasi : @damardono.
Selain seorang climber, tentu saja Cikal juga seorang pelajar. Pandemi Covid-19 ini membuat orang tua Cikal berpikir ulang tentang tujuan pendidikan Cikal. Setelah melalui setengah semester di kelas 4 dengan sekolah online (Maret-Juni 2020), Cikal dan orang tuanya memutuskan untuk keluar dari sekolah (formal) dan beralih ke sekolah rumah (home schooling). Banyak hal yang menjadi pertimbangan, salah satunya adalah pandemi Covid-19 ini yang entah akan berakhir kapan. Di tulisan yang berbeda akan diceritakan tentang pilihan jalur akademis Cikal ini. Saat tulisan ini dibuat, Cikal sedang di kelas 6 dan bersiap untuk ikut ujian persamaan paket A.
ADVERTISEMENT